ENDE – Suporter Perse Ende yang tergabung dalam Komunitas Perse Mania, Ende Curva Sud Est 2019, dan Red Boys Ende 58, menggelar aksi malam 1000 lilin sebagai ungkapan rasa duka dan turut berbelasungkawa atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan – Malang.
Aksi malam 100 lilin tersebut dilaksanakan di Lapangan Pancasila Ende pada hari Senin (03/10/2022) pukul 20.30 Wita hingga selesai.
Terpantau, ratusan orang suporter Perse Ende berkumpul di Lapangan Pancasila – Ende untuk menyalakan lilin dan memanjatkan doa untuk para korban, serta menyanyikan lagu duka, juga mendengarkan orasi.
Salah satu suporter Perse Ende, Adat Trana Zirka, dalam orasinya, menyerukan bahwa kemanusiaan jauh lebih tinggi derajatnya dari sebuah fanatisme semu yang tidak masuk akal.
“Kemanusiaan jauh lebih tinggi derajatnya dari sebuah fanatisme semu yang tidak masuk akal. Semoga peristiwa Kanjuruhan dapat membawa pesan damai mengobati semua emosi yang negatif dalam dunia sepak bola Indonesia dan terutama sepak bola NTT,” ucap Adat.
Menurut dia, air mata suporter akan lebih berharga jika menangisi kekalahan timnya dari pada menangisi mereka yang meninggal akibat kerusuhan karena tidak bisa menerima kekalahan.
Ia berharap agar tragedi Kanjuruhan dapat membawa pesan damai bagi Persebaya dan Arema, juga Bonek Mania dan Aremania, dan mengobati semua emosi yang negatif dalam dunia sepak bola Indonesia dan terutama sepak bola NTT.
Adat Trana Zirka pun mengajak segenap suporter yang mencintai klubnya masing-masaing, secara khusus bagi suporter Perse Ende, agar dapat menyikapi sebuah kemenangan maupun kekalahan dengan sikap yang dewasa.
“Sebuah kemenangan tidak ada faedahnya jika terjadi sesuatu yang buruk,” imbuhnya.
Sementara itu, Manajer Perse Ende, Julius Cesar Nonga dalam kesempatan yang sama menyampaikan ucapan turut berbelasungkawa atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Kanjuruhan – Malang, yang membuat penonton ratusan orang meregang nyawa itu.
Ia mengajak semua pihak untuk berdoa bagi para korban tragedi Kanjuruhan sebagai sebuah bentuk solidaritas sebagai sesama suporter dan sesama pendukung klub kebanggaan masing-masing.
Anggota DPRD Kabupaten Ende itu berharap agar para suporter dan masyarakat Indonesia dapat mengambil hikmah dari peristiwa Kanjuruhan dan berharap peristiwa tersebut menjadi yang terakhir karena telah mencoreng wajah persepakbolaan Indonesia.
“Kita berdoa agar saudara-saudara kita yang meninggal dunia di dalam insiden ini dapat diterima di sisi kanan Tuhan yang maha kuasa, boleh berbahagia di dalam kerajaan surga dan kita semua yang masih berkelana di dunia ini boleh mengambil hikmah dari insiden ini dan semoga ini menjadi insiden terakhir yang telah mencoreng wajah persepakbolaan Indonesia,” ungkapnya.
Julius meminta agar semua kelompok suporter Perse Ende menjadi lebih dewasa dan dapat memberikan rasa bahagia, rasa bangga, dan rasa nyaman kepada suporter kesebelasan manapun yang akan bertanding di stadion Marilonga.
Ia juga mengajak segenap suporter Perse Ende untuk selalu menggaungkan salam damai dari Bumi Pancasila agar peristiwa yang terjadi di Kanjuruhan tidak terjadi di Stadion Marilonga di waktu yang akan datang. (Fery)