Warga Desa Kekandere Hibahkan Tanah untuk Taman Seminari

Pembersihan lokasi Taman Seminari

NUSALONTAR.COM – Ende – Kerinduan masyarakat Desa Kekandere akan kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) negeri akhirnya terjawab. Sejak 2 (dua) tahun lalu telah hadir di Kekandere, Taman Seminari – PAUD St. Tarsisius Kekandere.

Taman Seminari ini merupakan PAUD yang memiliki ciri khas Katolik dan berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia (Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI).

Bacaan Lainnya

Taman Seminari – PAUD St. Tarsisius Kekandere, didirikan 2 tahun lalu dan mendapat Izin Operasional langsung dari Dirjen Bimas Katolik.

Berdasarkan informasi yang diterima NUSALONTAR.COM, jumlah siswa yang diwisuda tahun ini adalah sebanyak 18 orang. Sedangkan gurunya berjumlah 3 orang di bawah asuhan Yayasan Persekolahan Umat Katolik Ende Lio (Yasukel).

Selama ini Taman Seminari – PAUD St. Tarsisius menggunakan gedung SDK Kekandere 2 dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Mendapat perhatian dari pemerintah dengan keberadaan Taman Seminari itu, Keluarga Besar Mosa Ria melalui Bapak Naga dan Sinde lantas menghibahkan sebidang tanah di dekat Kampung One Koja (salah satu kampung di Desa Kekandere) untuk didirikan gedung sekolah Taman Seminari – PAUD St. Tarsisius.

Pada hari Selasa 15 Juni 2021, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Ende bersama Pastor Paroki Bunda Karmel Rajawawo (Romo Sefrin Meno), orang tua murid, serta masyarakat Desa Kekandere melakukan pembersihan di lokasi yang akan didirikan Taman Seminari itu. Rencananya, sembari menanti pembangunan gedung permanen oleh pemerintah, masyarakat Desa Kekandere akan membangun gedung darurat/sementara sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.

Kepala Kantor Kemendag Ende, Wilhelmus Ndoa, mengatakan bahwa kehadiran Taman Seminari ini pasti akan membawa dampak yang baik bagi masyarakat Desa Kekandere dan sekitarnya.

“Keberadaan Taman Seminari ini akan membentuk iman dan karakter anak sejak usia dini secara khas Katolik. Di Taman Seminari, anak-anak tentunya menggunakan kurikulum nasional, namun dengan tambahan sesuatu yang khas Katolik seperti agama dan iman Katolik, cara berdoa, doa-doa dasar, sikap dan perilaku yang baik menurut ajaran Katolik, dan lain-lain,” urai Wilhelmus.

Menurut Wilhelmus, rencananya akan didirikan pula Taman Seminari di Pusat Paroki Bunda Karmel Rajawawo. Selain Taman Seminari, katanya akan ada pula jenjang pendidikan Tingkat Dasar (SD-SMP) Katolik di bawah naungan Kemenag dalam hal ini Dirjen Bimas Katolik. (JR)

Pos terkait