Soekarno dan Semangat Literasi dalam Buku “Pondok Literasi Pancasila” yang Diterbitkan STKIP Simbiosis Ende

Buku "Pondok Literasi Pancasila" karya Aloysius B. Kelen

NUSALONTAR.com.- Ende – Nama dan sosok Soekarno tak akan pernah bisa lepas dari kisah sejarah kemerdekaan Indonesia, baik sebelum, maupun setelahnya.

Menyebut nama Soekarno akan selalu membangkitkan kenangan akan banyak hal. Tentang spirit perjuangan, tentang kemampuan berdiplomasi, tentang kehebatan dalam berpidato, dan terutama tentang kebijaksanaanya dalam merangkul seluruh elemen bangsa dalam rumusan Pancasila.

Bacaan Lainnya

Mengenang dan memaknai semangat Soekarno dan spirit literasi dalam hidupnya, teristimewa selama pengasingannya di Ende (1934-1938), Dosen STKIP Simbiosis, Aloysius B. Kelen, meluncurkan buku berjudul “Pondok Literasi Pancasila (Pancasila Rumah Kita).

Ditemui di kampus STKIP Simbiosis, Selasa (04/05/2021), Aloysius B. Kelen menyampaikan bahwa upaya yang dilakukannya untuk menulis buku tentang Pancasila ini sejalan dengan semangat pemerintah daerah kabupaten Ende saat ini yang ingin mengangkat Pancasila dan Soekarno sebagai sebuah ikon wisata sejarah di kabupaten Ende.

Aloysius berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah, juga kaum muda Ende, untuk bersama-sama membangun sebuah pusat studi Pancasila di Kabupaten Ende.

“Jadi saya tulis buku ini bukan sekedar tulis lalu tidak di baca orang, atau kemudian ditaruh di gudang, tetapi saya berkomitmen setelah bedah buku ini, kita akan coba bicara dengan Bupati untuk kita bersama-sama dengan pemerintah dan kaum muda membangun pusat studi Pancasila di Ende.” ucapnya.

Lebih lanjut Aloysius mengatakan bahwa dalam situasi bangsa Indonesia seperti saat ini kita membutuhkan sebuah rumah besar bangsa yakni Pancasila.

Dosen yang pernah menjadi staf pengajar STPM St. Ursula itu juga mengatakan bahwa Ende harus menjadi laboratorium toleransi, sebab, perihal toleransi, NTT dikenal sangat baik bukan hanya di Indonesia tetapi juga di mata dunia. Menurutnya, hal ini bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat kabupaten Ende.

Penulis buku Pondok Literasi Pancasila, Aloysius B. Kelen
Penulis buku Pondok Literasi Pancasila, Aloysius B. Kelen

“Ke depan, itu bukan hanya jadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi tanggung jawab kita semua masyarakat kabupaten Ende untuk jadikan Ende ini sebagai laboratorium toleransi. Karena kalau bicara toleransi, NTT ini luar biasa bukan hanya di kenal di Indonesia tetapi di seluruh dunia.” katanya.

Menurutnya, jika semua situs sejarah yang ada di kabupaten Ende ini khususnya yang berhubungan dengan Soekarno dan Pancasila tidak dimanfaatkan secara baik, maka situs-situs yang ada akan tetap seperti ini. Untuk itu masyarakat kabupaten Ende tidak bisa mengharapkan peran pemerintah semata.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Dosen STKIP Simbiosis Edel Witu yang adalah ketua panitia bedah buku Pondok Literasi Pancasila, manyampaikan bahwa nilai-nilai Pancasila harus diinternalisasikan ke pribadi setiap insan Indonesia. Konteks bedah buku teraebut bertujuan menggali lebih jauh perspektif pembaca dan pembedah terkait nilai-nilai Pancasila yang merupakan sebuah kristalisasi budaya.

Dikatakannya, secara pribadi dirinya melihat bahwa internalisasi nilai Pancasila kepada setiap insan Indonesia itu masih menjadi masalah.

“Saya melihat internalisasi nilai Pancasila ke dalam pribadi setiap insan Indonesia itu masih menjadi masalah. Bahwa secara kognitif atau seseorang memahami dan mengetahui itu mungkin banyak, tetapi dalam konteks seperti bahasanya pak Aloysius membumikan itu masih jadi tanda tanya besar bagi republik ini,” ucap Edel.

Dosen yang pernah mendapat beasiswa magister dari pemerintah Australia ini juga mengatakan bahwa konteks bedah buku literasi Pancasila ini bertujuan menggali lebih jauh perspektif dari pembaca dan pembedah agar nilai Pancasila yang merupakan kristalisasi budaya itu tidak bergeser.

Edel berharap, semangat literasi Pancasila oleh generasi bangsa bisa semakin ditingkatkan, karena menurutnya, telah terjadi pergeseran budaya pada generasi bangsa, dimana seorang anak atau pelajar bahkan mahasiswa, lebih suka menonton dari pada membaca hal ini. Hal itu terjadi karena semakin berkurangnya semangat literasi pada generasi bangsa.

Untuk diketahui, pada hari Senin (03/05/2021), STKIP Simbiosis – Ende menyelenggarakan kegiatan bedah buku berjudul ‘Pondok Literasi Pancasila’ tulisan Dosen STKIP Simbiosis – Ende, Drs. Aloysius B. Kelen, M.Si. di aula kantor Dinas P dan K kabupaten Ende. (FR/JR)

Pos terkait