KUPANG – Dilihat dari tampilannya, orang tidak akan menduga jika dia adalah seorang dosen dan sedang menyelesaikan studi S3. Penampilannya sederhana, juga sangat rendah hati.
Ketika meliput pemberitaan, Patris sama saja seperti para wartawan lainnya. Nongkrong di bawah pohon saat menunggu narasumber, baku olok dengan teman-teman wartawan yang lain di sela-sela peliputan, ngobrol ngalor-ngidul sambil ngopi. Kira-kira demikian sosok Patrisius Kami yang dikenal oleh teman-teman wartawannya.
Namun, ketika membuka percakapan tentang dunia pendidikan, aura Patrisius Kami sebagai seorang akademisi akan sangat kelihatan. Minatnya terhadap pendidikan sangat kuat, sangat menonjol.
Sebagai wartawan, Patris memang tampil sangat luwes, jauh dari kesan sebagai seorang intelektual. Namun saat ada diskusi-diskusi yang agak serius, di situlah intelektualitasnya ditampilkan. Argumentasi yang dibangun begitu sistematis dan substansial, gaya bahasanya sedemikian tertata, dan cara menyampaikannya juga sangat elegan.
Pada tanggal 26 Agustus 2021 Patris akhirnya meraih gelar Doktor pada Program Studi Linguistik, Fakultas di Universitas Udayana, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana – Bali, setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Ekoleksikon Ritual Keda Kanga Pada Guyub Tutur Bahasa Lio-Ende Flores” di hadapan para pengujinya.
Gelar akademik yang diraih Patris Kami ini adalah sebuah persembahan paling berharga, sekaligus sebuah kebanggaan tersendiri bagi keluarga, sahabat serta beberapa perguruan tinggi swasta di NTT, tempat Patris mengabdi selama ini. Tidak hanya itu, gelar akademik ini juga menjadi kebanggaan para jurnalis di Nusa Tenggara Timur, sebab selain sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi swasta, Patris juga seorang jurnalis media online, yakni sebagai Pemimpin Umum/Penanggung jawab Publikntt-news dan Korwil NTT Liputan4.com.
Menurut Patris Kami, terjun di dunia jurnalistik membuat wawasan berbahasanya semakin terasah, sekaligus memampukan dirinya untuk menyelami lebih dalam tentang geliat kehidupan sosial masyarakat di Nusa Tenggara Timur, termasuk adat dan budaya dari masing masing etnis atau suku.
‘Menyelami lebih dalam’ itu pula yang menjadi pria kelahiran Wolokota – Ende 1985 yang lalu itu memilih judul disertasinya: “Ekoleksikon Ritual Keda Kanga Pada Guyub Tutur Bahasa Lio-Ende Flores”.
Menurutnya, secara spesifik penelitian ini menjawab tiga pertanyaan pokok, (1) Bagaimanakah konstruksi leksikon pada ritual Keda Kanga sebagai tradisi pada guyub tutur bahasa Lio-Ende Flores?, (2) Khazanah leksikon apa sajakah yang hadir pada saat ritual pembangunan Keda Kanga sebagai representasi budaya dan kekayaan bahasa Lio?, dan (3) Makna-makna apa sajakah yang terkandung pada ritual Keda Kanga pada guyub tutur bahasa Lio-Ende Flores?
“Kontribusi rasional penelitian ini adalah dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang eksistensi ritual Keda Kanga sebagai identitas, kebesaran dan kewibawaan guyub tutur bahasa Lio-Ende Flores,” jelas Patris dalam rilis yang dikirim ke redaksi Nusalontar.com.
Dijelaskan, untuk memecahkan ketiga masalah pokok tersebut, penelitian ini menggunakan landasan teori ekolinguistik dan juga teori pendukung pemecahan masalah, misalnya, teori ekolinguistik dialektikal dan teori praksis sosial. Metode yang digunakan adalah metode observasi partisipan, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, mencatat dan merekam. Data-data tuturan yang diperoleh dianalisis dari sudut domain, taksonomik, dan komponensial. Hasil penelitian itu berkontribusi pada dua hal: taksonomi dan teoritis.
Secara taksonomi teks ritual Keda Kanga yang diproduksi dalam setiap tahap pembangunan Keda Kanga sangat dialogis dan kontekstual ekologis. Secara teoretis, pada dasarnya teks-teks ritual itu tidak berdiri sendiri, walaupun teks-teks tersebut terlihat monolog-dramatik tetapi sesungguhnya teks-teks tersebut sangat dialogis kontekstual.
Penelitian
Hasil penelitian Patrisius Kami memperlihatkan beberapa aspek, seperti: konstruksi butir-butir leksikon dalam teks ritual Keda Kanga menunjukkan adanya khazanah leksikon berkategori nomina, verba, adjektiva, adverbial dan numeralia.
Dilihat dari aspek leksikalisasi, pendayagunaan kosakata dalam ritual Keda Kanga memanfaatkan bentuk-bentuk yang bersinonim, antonim, dan hiponim. Aspek gramatikal, adanya kehadiran makna referensial pronominal sebagai petunjuk kehadiran diri dalam realitas sosial budaya. Ungkapan dalam teks ritual Keda Kanga memiliki gaya bahasa khas, yang menunjukan adanya karakter berpikir pada guyub tutur bahasa Lio-Ende Flores.
Secara ekologis, butir-butir leksikon ritual Keda Kanga memiiki hubungan secara interrelasi, interraksi dan interdependensi. Khazanah leksikon yang terrekam dalam ritual Keda Kanga berupa khazanah leksikon flora, fauna, dan khazanah leksikon nama, dan struktur Keda Kanga.
“Makna-makna yang terkandung dalam ritual Keda Kanga secara ekotekstualitas dimaknai berdasarkan dimensi ideologis, sosiologis, dan biolologis. Sumber makna yang terekam dalam ekotekstualitas ritual Keda Kanga yaitu, makna spiritual; makna yang menyatakan hubungan dengan kekuasaan Wujud Tertinggi dan juga wujud lain dalam keyakinan orang Lio yang disebut nitu pa’i, makna sosiologis; makna kebersamaan dan kekeluargaan; pengharapan akan kesehatan dan keselamatan; pengharapan akan keberhasilan dalam keluarga, dan makna sejarah (historis) yang menggambarkan proses pewarisan budaya dan warisan ekologis,” beber Patris Kami dalam rilisnya, sambil memberi penekanan pada kata kunci. Ekoleksikon, Teks Ritual, Keda Kanga.
Profil Dr. Patrisius Kami, S.Pd., M.Hum
Dr. Patrisius Kami, S.Pd., M.Hum lair di Kampung Wolo Kota, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, pada tanggal 03 Juli 1985. Putra pasangan Darius Djuma dan Kristina Mbelo ini kemudian menikah dengan Angelina Natalia Dewantari. Dari pernikahannya dengan Angelina pasangan ini dikaruniai dua orang anak, Velicia Advelan Kolidu’a Kami dan Joseph Axell Kolidu’a Kami.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SDK Wolokota pada tahun 1999, Patris melanjutkan studi di SMP Negeri 3 Kota Kupang pada tahun 2002. Tahun 2005 Patris menyelesaikan pendidikan menengah di SMK Negeri 2 Kota Kupang, lalu melanjutkan studi di Universitas PGRI NTT tahun 2007 dan lulus tahun 2011. Tahun 2012 Patris kembali melanjutkan studi master di Universitas Nusa Cendana dengan mengambil jurusan linguistik, lulus tahun 2014. Pada tahun 2017 Patris Kami mengambil program doktoral di Universitas Udayana dan selesai tahun 2021 setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Ekoleksikon Ritual Keda Kanga Pada Guyub Tutur Bahasa Lio-Ende Flores” pada tanggal 26 Agustus 2021.
Doktor Linguistik ini pernah juga mengajar di SMPK Sta. Familia Kupang sebagai Guru Mata Pelajaran Bahasadan Sastra Indonesia. Sebagai dosen, Patris pernah mengajar di beberapa kampus swasta di Kota Kupang, seperti: Universitas PGRI NTT, Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII), Universitas Karyadarma Kupang, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pancasila Betun, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Maranatha Kupang.
Selain menjadi guru dan dosen Patris Kami adalah wartawan aktif di media online Liputan4.com dan Pemimpin Umum media online PublikNTTnews.com.
(JR/Tim)