ENDE – Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) DPRD Kabupaten Ende, Vinsen Sangu, merasa diintimidasi dan terancam dengan kehadiran sekelompok orang yang diduga preman yang mencarinya ke kantor DPRD Ende.
“Rabu, 15 September 2021, segerombolan orang mendatangi kantor DPRD Kabupaten Ende dan menemui ketua DPRD untuk mencari saya bahkan mengancam saya, adalah bentuk premanisme yang merusak tatanan berpemerintahan dan berdemokratisasi yang baik,” ungkap Vinsen dalam keterangan tertulisnya kepada awak media.
Vinsen menjelaskan bahwa sikap kritisnya kepada pemerintah daerah selama ini merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat.
“Sikap kritis saya kepada pemerintah daerah selama ini adalah perwujudan dari pelaksanaan fungsi-fungsi DPRD yang sedang saya emban khususnya fungsi pengawasan sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku,” jelasnya.
Vinsen menambahkan, “Persoalan-persoalan yang saya suarakan, di antaranya, kekosongan pimpinan OPD yang dijabat oleh Pelaksana Tugas, kelalaian dalam pembayaran honorer GTT, penggunaan anggaran BTT, pengalokasian Dana Insentif Daerah yang jauh dari unsur keadilan dan pemerataan, lemahnya perhatian pemerintah terhadap tenaga kesehatan sukarela, permutasian ASN yang sarat kolusi dan nepotisme adalah sebagian kecil permasalahan kerakyatan dan daerah ini yang menuntut Kepala Daerah dan segenap pemerintah daerah untuk memiliki sensitivitas dan responsif terhadap persoalan-persoalan ini.”
Dukungan Kepada Pemerintah
Vinsen mengakui bahwa langkah dan sikap kritisnya selama ini adalah sebuah bentuk dukungan kepada pemimpin yang juga ia perjuangkan untuk menduduki jabatan itu dulu.
“Langkah dan sikap kritis saya ini adalah bentuk dukungan saya kepada pemerintah daerah agar sungguh-sungguh menjalankan roda pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan profesional, yang menjawabi harapan rakyat. Selain itu, sikap kritis saya ini pula adalah bentuk tanggungjawab moral terhadap kepemimpinan saat ini baik sebagai tim inti dalam kerja pemenangan politik yang telah mengantarkan pak Djafar Achmad ke kursi Bupati maupun tanggungjawab saya sebagai kader PDI Perjuangan dalam mengawal, menjaga dan memastikan kepemimpianannya sungguh berpihak dan menjawabi harapan rakyat yakni keadilan, kesejahteraan, dan demokratis,” beber ketua komisi 3 DPRD Ende itu.
Lapor Polisi dan Minta Bupati Jangan Praktekkan Premanisme di Ende
Vinsen mengatakan bahwa kehadiran orang-orang yang mencarinya itu membuat dirinya merasa tidak nyaman, kuatir, dan tidak fokus melaksanakan pekerjaan.
“Atas sikap segerombolan orang-orang yang datang mencari saya di kantor DPRD Kabupaten Ende itu, sangat membuat saya tidak nyaman, kuatir dan tidak fokus menjalankan tugas-tugas saya sebagai wakil rakyat. Untuk itu, demi menjaga keamanan saya dan keluarga, menjaga perdamaian dan menghindari konflik yang meluas, saya mengadukan masalah yang berbentuk premanisme ini ke kepolisian resor Ende,” jelasnya.
Vinsen Sangu juga meminta kepolisian agar menjaga keamanan dirinya beserta keluarganya, setelah mendapat ancaman dan intimidasi itu.
“Saya meminta kepada Kepolisian Ende untuk menjaga keamanan bagi saya dan keluarga, dan saya meminta kepada Bupati untuk tidak menghadirkan praktek premanisme dalam menjawabi sikap kritis saya maupun lembaga DPRD Kabupaten Ende dalam menjalankan fungsi kontrol terhadap jalannya roda pemerintah daerah ini,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi, apakah dia menduga Bupati Ende ada di belakang praktek premanisme yang terjadi, Vinsen menjawab bahwa sulit untuk menghindari dugaan itu.
“Sikap kritis saya selama ini adalah ditujukan kepada Pemerintah Daerah kabupaten Ende. Sangat sulit untuk menghindari dugaan atau kecurigaian kalau aksi premanisme ini ada hubungannya dengan Bupati Ende. Karena itu sebagai wakil rakyat, saya meminta Bupati Ende untuk tidak perhadapkan sikap kritis saya ini dengan premanisme tapi hadapilah saya dengan sajian data, kajian ilmiah, dan fakta kebaikan kebijakan-kebijakan yang saya kritisi selama ini,” paparnya.
“Sederhana saja menghadap sikap kritis ini, cukup dengan cara cerdas dan menggunakan akal yang sehat. Karena materi kritikan saya, berlandaskan pada kajian rasional ilmiah dan berpedoman pada tata regulasi yang benar dan baik. Jauhi praktek-praktek premanisme dapat mencoreng demokratisasi dalam praktek berpemerintahan yang baik dan bermartabat ini,” tandas Vinsen. (JR/Tim)