KUPANG – Korem 161/Wira Sakti menggelar sosialisasi Pembinaan Komunikasi (Binkom) Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT). Kegiatan cegah konflik sosial ini diikuti lebih dari 100 orang peserta, bertempat di Aula Sudirman Makorem 161/Wira Sakti Jl. W.J Lalamentik Oebufu, Kota Kupang, Senin (04/10/2021).
Dalam amanat Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Brigjen TNI Legowo W. R. Jatmiko, S.I.P., M.M, yang dibacakan oleh Kasi Ter Kasrem 161/Wira Sakti Kolonel Inf Seniman Zega, S.H., Danrem secara pribadi dan atas nama keluarga besar Korem 161/WS, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kol Inf Muhammad Nas, S.I.P., M.Si., selaku ketua tim kegiatan sosialisasi Binkom AGHT.
“Saya mengharapkan hasil dari sosialisasi ini bisa menjadi pedoman untuk menghadapi ancaman konflik sosial yang ada di NTT. Pembinaan Komunikasi atau Binkom bagi setiap unsur masyarakat sangatlah penting karena merupakan kebutuhan organisasi dalam rangka deteksi dini, cegah dini, dan mengasah ketajaman dalam menganalisa, mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu, diharapakan dengan kegiatan Binkom ini semakin dapat meningkatkan kemampuan setiap unsur masyarakat dalam menyikapi setiap perkembangan AGHT di wilayah Korem 161/WS,” ucapnya.
Tema materi dalam Binkom AGHT kali ini, yakni, “Peran Seluruh Komponen Masyarakat Dalam Mencegah Konflik Sosial”. Demi tercapainya tujuan dan terwujudnya tema dari kegiatan Binkom AGHT kali ini, maka Danrem meminta kepada seluruh peserta agar mengikuti kegiatan Binkom ini dengan tertib, penuh kesungguhan, keakraban dan kebersamaan.
Pada kesempatan yang sama, amanat Asintel Kasad yang disampaikan oleh Kol Inf Muhammad Nas, S.I.P., M.Si., mengucapkan terimakasih kepada Danrem 161/WS beserta jajarannya atas terselenggaranya kegiatan Binkom cegah konflik sosial di wilayah Korem 161/WS.
“Sejak Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang, keberlangsungan penyelenggaraan pembangunan nasional tidak pernah bebas dari ancaman keamanan. Berbagai gejolak yang membahayakan keamanan nasional, mulai dari pemberontakan, separatisme, terorisme, kerusuhan hingga terjadi konflik sosial menjadi pengalaman buruk yang mengakibatkan terganggunya keamanan nasional. Gejolak stabilitas konflik tersebut telah terbukti hilangnya rasa aman, timbulnya rasa takut di wilayah masyarakat, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, korban jiwa dan trauma psikologis seperti dendam, benci, dan antipati, sehingga menghambat terwujudnya kesejahteraan umum,” bebernya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dalam UU RI Nomor 7 Tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial disebutkan bahwa penanganan konflik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam situasi dan peristiwa, baik sebelum dan pada saat, maupun sesudah terjadi konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan pasca konflik. Selanjutnya pencegahan konflik dilakukan dengan upaya memelihara kondisi damai dalam masyarakat, mengembangkan sistem penyelesaian dalam perselisihan secara damai, meredam potensi konflik serta membangun sistem peringatan dini.
Kegiatan sosialisasi AGHT dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Kabag Ops BIN Kolonel Arm Anton Irianto Popang dan Kaban Kesbangpol Ir. Yohanis Oktovianus, M. M dan dipandu oleh moderator dari Pasi Binwanwil Siterrem Mayor Inf Petter G Untayana.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kaban Kesbangpol Ir. Yohanis Oktovianus, M.M., Kabag Ops BIN NTT Kolonel Arm Anton Irianto Popang, Kasi Ter Kasrem 161/Wira Sakti Kolonel Inf Seniman Zega, S.H., Pasi Binwanwil Sitter Rem 161/Wira Sakti selaku Moderator kegiatan, Mayor Inf Petter, Pasi Lidpam Rem 161/WS Mayor Inf Dafrian, S.S. dan Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Tomas) serta Mahasiswa.
(JR/Penrem).