Gubernur VBL: Produksi Garam di NTT Memiliki Prospek yang Bagus untuk Dikembangkan

Presiden RI Joko Widodo (tengah) bersama Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (kanan) dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat meninjau dan melakukan penen garam industri di desa Nunkurus, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (21/8/2019). Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

NUSALONTAR.COM

ADVETORIAL – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah bentangan surga yang kaya akan sumber daya alam, berlimpah energi matahari, energi panas bumi, energi angin dan arus laut. Negeri elok penuh daya pesona alam dan budaya yang eksotik dengan ragam tenunan hasil kreativitas perempuan NTT yang menawan hati.

Bacaan Lainnya

Rasa kagum yang membungkus berjuta harapan itu terlontar indah dari hati orang nomor satu NTT saat ini, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), pada Hari Ulang Tahun (HUT) NTT yang ke-63.

“Kita memiliki lautan yang luas membiru membentang dan menyimpan keanekaragaman biota laut yang lestari. Negeri berjuta lontar ini adalah penghasil komoditas kopi, coklat, mete, fanila, kelor, jagung, kenari, garam, ikan, rumput laut dan ternak berkelas dunia,” tutur Gubernur VBL dengan bangga.

Atas keindahan dan kekayaan yang dimiliki oleh provinsi yang dikenal sebagai ‘Nusa Terindah Toleransi’ ini, maka Gubernur VBL mengajak semua pihak untuk membangun narasi baru tentang NTT, yaitu narasi yang membangkitkan harapan baru.

“Kita harus meninggalkan narasi lama tentang NTT yang membuat kita terperangkap dalam kepasrahan “Nanti Tuhan Tolong” yang merendahkan martabat kita, dan membangun narasi baru, yaitu NTT sebagai “Negeri Tergantung Tindakan”, tegasnya

Narasi baru ini, sambung Gubernur VBL, akan memberi optimisme bahwa kita dapat menciptakan kemakmuran hanya dengan kerja cerdas, kerja keras, dan kerja jujur. Narasi optimistik ini harus ditularkan dan diviralkan kepada segenap warga NTT sebagai spirit baru untuk melahirkan etos kerja yang tangguh, ulet, dan inovatif,” ajak mantan anggota DPR RI itu.

Apa yang disampaikan oleh Gubernur VBL bukanlah pepesan kosong. Semua yang pernah berkunjung ke NTT, maupun masyarakat NTT sendiri, tahu bahwa provinsi ini sangat indah dan kaya. Tinggal saja, semua elemen harus bekerja sama dan bahu-membahu untuk membangun provinsi ini agar menjadi lebih baik, agar masyarakatnya bisa makmur dan sejahtera.

Dalam pidatonya pada HUT NTT yang ke-63, Senin 20 Desember 2021, Gubernur VBL juga membeberkan delapan (8) program unggulan Pemprov NTT di masa kepemimpinannya. Salah satu program itu adalah produksi garam.

Menurut Gubernur VBL, produksi garam di NTT memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Cuaca, kualitas air laut dan lahan di NTT sangat mendukung untuk menghasilkan garam berkualitas tinggi dengan kadar NaCl mencapai 96 persen sebagai garam industri.

“Salah satu lahan garam yang kita miliki, yakni di Kabupaten Kupang dengan luas kurang lebih 900 hektar yang telah beroperasi sejak Agustus 2019 dengan kapasitas 150 ton/hektar. Saya berharap agar kabupaten lainnya yang memiliki potensi lahan garam untuk segera mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada dengan memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga produksi garam NTT dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam menyokong pemenuhan kebutuhan garam nasional sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Gubernur VBL.

Kata Akademisi

Potensialnya produksi garam di NTT juga diungkapkan oleh Dekan Fakultas Perikanan Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Umbu Paru Lowu Dawa, dalam Webinar oleh SBE UISC 2021 beserta Forum Diskusi Ekonomi dan Politik pada Senin 26 Juli 2021.

Ia mengatakan, potensi produksi garam di seluruh NTT sedikitnya 1,4 juta ton per tahun. Adapun lahan yang bisa dipakai mencapai 20.438 hektar.

“Mayoritas potensi produksi garam di Nusa Tenggara Timur belum dimanfaatkan. Padahal, provinsi NTT adalah salah satu lokasi terbaik untuk produksi garam dan hasilnya berpeluang menjadi pengganti garam impor. Sekarang, baru sebagian terpakai,” kata Umbu Paru, dikutip dari Liputan6.com; (Liputan6.com, Senin 26/7/2021).

Menurut Umbu, NTT adalah salah satu daerah terbaik di Indonesia untuk produksi garam. NTT memiliki periode kemarau bisa mencapai 7 bulan per tahun, kecepatan angin rata-rata 40 kilometer per jam, dan kelembaban nisbi 60 persen. Tidak kalah penting, pencemaran laut amat rendah sehingga bahan baku garam menjadi lebih bersih.

Dari seluruh lahan potensial untuk produksi garam, lanjut Umbu, baru 10.140 hektar dipakai. Sisanya masih menjadi lahan tidur. Umbu menyebut, perluasan lahan garam di NTT diperlukan jika NTT ingin menjadi pemasok substitusi garam impor. Meski tidak semua kebutuhan garam bisa dipenuhi NTT, setidaknya sebagian bisa memakai produk NTT.

Presiden Jokowi Puji Garam NTT

Presiden Joko Widodo sendiri pernah mengatakan bahwa garam di NTT lebih bagus dari Madura dan Australia.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat meninjau lokasi tambak garam di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu 21 Agustus 2019.

“Jadi, ini memang baru dimulai. Tadi saya ditunjukan beberapa garam yang diambil dari luar, Madura, Surabaya, dan Australia, dibandingkan dengan di sini (Kupang). Hasilnya di sini lebih bagus, lebih putih dan bisa masuk ke garam industri,” ungkap Jokowi, dikutip dari Kompas.com; (Kompas.com Rabu 21/8/2019).

Pada kesempatan kunjungan itu, Jokowi juga menaruh harapan agar dengan adanya produksi garam di Kupang, bisa mengurangi beban impor garam dari luar negeri. (JR)

Pos terkait