Lembata, NUSALONTAR.com – Letusan Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak pertama terjadi Jumat (27/11/2020) menyebabkan ribuan orang mengungsi.
Warga dari kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur dievakuasi ke posko pengungsian yang disiapkan pemerintah di Kota Lewoleba serta banyak yang mengungsi secara mandiri.
Di tengah kesibukan pemerintah dan para relawan yang mengurus para pengungsi, ada satu komunitas yakni Komunitas Taman Daun yang giat mengurus hewan ternak milik para pengungsi. Setiap hari John Batafor, salah satu pelopor Komunitas Taman Daun, dan kawan-kawan bergerak dari satu kampung ke kampung yang lain untuk memberi makan hewan ternak yang ditinggalkan tuannya.
Pada Rabu, (23-12-2020), John Batafor menulis sekelumit kisahnya saat berjumpa dengan beberapa pemilik hewan ternak yang selama ini hewan peliharaannya diurus oleh John Batafor dan teman – teman relawan Taman Daun yang lain. Di akun facebooknya, sebagaimana dikutip oleh NUSALONTAR.com, John S Batafor menulis:
“Selama 3 minggu lebih mengurus hewan ternak warga terdampak erupsi Gunung, kami bahkan tidak pernah kenal dan tahu siapa pemilik hewan-hewan ternak itu. Dan hari ini, saat saya dan teman-teman memberi makan ternak di desa Lewotolok kecamatan Ile Ape, kami bertemu beberapa warga yang sudah mulai pulang mengurus hewan ternak mereka.
Tangis haru penuh syukur mengisi pertemuan singkat kami sore tadi di Lokasi ternak Ibu-Ibu ini. Merekapun tidak pernah tahu siapa dan kelompok apa yang selama ini memberi makan hewan ternaknya selama mereka berada di lokasi pengungsian.
Banyak warga yang sudah pasrah jika hewannya harus mati akibat lapar bahkan ada juga yang mengira bahwa hewan ternak mereka telah mati akibat ditinggal pergi mengungsi oleh pemiliknya hampir sebulan.
Ucapan penuh syukur bercampur haru dari balik linangan air mata berulang kali terucap dari bibir mereka lewat suara gemetar yang perlahan hilang karena tak mampu berucap lebih.
“Ama, terimakasih banyak buat kalian semua karena telah merawat harta kami. Kami tidak punya apa-apa untuk membalasnya. Hanya Doa yang mampu kami berikan untuk kalian semua yang telah terlibat” ( Pesan singkat dari Ibu-Ibu ini buat kita semua. Ada banyak salam buat kalian semua yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung ).
Setelah beberapa menit bersama mereka, saya pun bersama beberapa teman relawan taman daun berajak pergi menuju Lokasi ternak di desa berikut sambil ucapan nyaring dari dalam diri saya bahwa :
“Tentang semua ini bahwa bukan berapa banyak orang yang akan mengenal kita, tetapi sudah berapa banyak orang yang terbantu karena kita “
Setelah selesai memberi makan ternak, kami pun menuju ke desa Bunga Muda bertemu team Taman Daun lain yang sedang sibuk memperbaiki atap rumah keTiga, namun karena waktu semakin gelap sehingga terpaksa besok pagi baru dilanjutkan proses finishing atap rumah ketiga yang bolong akibat bawaan batu dari erupsi gunung Ile Lewotolok di Kabupeten Lembata – NTT pada tanggal 29 november lalu.
Besok tanggal 24 desember 2020, semoga semua yang kita lakukan menjadi hadiah Natal buat Bapa Mama semua.
Salam Damai dan Bahagia buat kita semua.”
Penuturan John di akun facebooknya ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari para pembaca dalam bentuk emoji dan komentar.
Akun facebook Kedang Ina dalam kolom komentar, menulis: “Tuhan akan membalas semua yang Ama mereka buat demi mereka yang menderita…salut dan bangga.”
Dalam nada yang sama akun facebook Sarah Surat Nihamaking menulis, “Upahmu besar di surga Pak John S Batafor dan tim #Gemohing, #Taman Daun, semoga ditambahkan rejekinya dari Tuhan supaya bisa membantu lebih banyak lagi yang sangat membutuhkan.”
(Red)