KUPANG, nusalontar.com | Calon Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor Urut 3, Adrianus Garus blusukan ke Desa Bone, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang.
Cawagub Andre tiba di Desa Bone sekira Pukul 10.30 siang, dan langsung diajak warga menuju kebun milik Hans Tasesa. Di sana, Andre Garu diajak untuk memanen jagung dan kacang secara simbolis bersama warga yang hadir.
Usai panen, Andre Garu bersama masyarakat menikmati jagung dan kacang hasil panenan yang langsung dikelola oleh warga di sekitar kebun.
Dalam bincang-bincang dengan warga, Andre mengatakan bahwa selama ini ia bersama Cagub Simon Petrus Kamlasi intens turun ke tengah masyarakat untuk mengetahui secara langsung situasi dan kondisi masyarakat yang akan mereka pimpin jika terpilih kelak.
“Sudah menjadi kewajiban kami untuk menyapa masyarakat sekaligus tahu kondisi masyarakat, seperti kondisi ekonomi, potensi-potensi yang dimiliki, serta infrastruktur yang tersedia,” ujar Andre Garu.
Ia menambahkan, soal terpilih atau tidak pada hari pencoblosan nanti, itu urusan yang berbeda. Sekarang yang paling penting bagi Paket SIAGA adalah bertemu dan mengetahui kondisi di akar rumput.
“Hampir tiap hari saya dan Pak SPK blusukan, hingga tengah malam. Tiada hari tanpa menyapa masyarakat. Soal jadi atau tidak, itu urusan Tuhan, tapi kita wajib menyapa masyarakat,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Andre meminta doa dari masyarakat Desa Bone, supaya dirinya bersama Simon Petrus Kamlasi bisa terus semangat selama masa kampanye ini, juga nanti kalau terpilih, sehingga bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan sebaik mungkin.
“Saya dan Pak Simon mohon doa restu,” imbuhnya.
Andre juga menyebutkan bahwa kali ini ada tiga kandidat yang maju, karena itu ia berharap bisa menentukan pilihan dengan baik.
“Kita punya tiga kandidat. Tapi hanya satu anak Timor yang jadi calon gubernur kali ini. Tinggal bapa mama tentukan pilihan,” ucapnya.
Masyarakat Keluhkan Infrastruktur dan Alat Pertanian
Di hadapan Andre Garu, tetua bernama Herson Yakob Amalo mengatakan,” Kami orang-orang tua dan masyarakat di sini sangat berterima kasih karena Pak Andre mau datang ke tempat kami. Doa kami akan selalu menyertai perjuangan Bapak”.
Menurut Yakob Amalo, tidak banyak pejabat yang mau datang ke tempat mereka medannya lumayan sulit.
“Tadi waktu mau ke sini pasti Pak Andre sudah rasakan medannya. Kalau musim panas kami masih bisa tersenyum, tapi kalau sudah musim hujan kami susah karena tidak ada jembatan,” keluhnya.
Selain itu, Yakob Amalo juga meminta agar nanti jika Paket SIAGA terpilih, desa-desa yang wilayahnya luas bisa dimekarkan untuk mendekatkan pelayanan.
“Kalau bisa desa-desa kami juga dimekarkan supaya pelayanan lebih dekat. Karena kami di sini sudah tertinggal, terbelakang, termiskin lagi,”” tandasnya.
Senada, Hans Tasesa juga berharap ada bantuan alat-alat pertanian seperti traktor, untuk membantu meningkatkan produktifitas mereka sebagai petani.
“Saya punya lahan satu hektar, namun karena dikelola secara manual sehingga belum semua saya kerjakan. Kalau ada traktor pasti hasilnya akan meningkat,” ungkapnya.
Selain itu, Hans juga mengeluhkan infrastruktur yang belum memadai sehingga pada musim hujan hasil pertanian mereka sulit untuk dipasarkan.
“Semoga pemimpin baru nanti bisa memperhatikan kesulitan kami,” harapnya.
Menanggapi keluhan masyarakat, Andre Garu mengajak masyarakat untuk mendoakan perjuangan Paket SIAGA sehingga nanti kalau Paket SIAGA yang memimpin, apa yang dikeluhkan bisa diperhatikan.***