Anton Tonggo: Jika Berita yang Beredar Benar, “Ketua DPRD Kupang Memancing Konflik SARA”

Antonius Tonggo
Antonius Tonggo

NUSALONTAR.COMKupang – Beredar rekaman suara yang diduga milik Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe di grup Whatsapp hari ini, Sabtu (29/5/2021).

Isinya rekaman itu adalah, Yeskiel menyinggung demonstrasi yang terjadi di Kantor DPRD Kota Kupang pada Kamis (27/5/2021) yang dilakukan Aliansi Sikap Warga Kota (SIKAT).

Bacaan Lainnya

Pemilik suara yang diduga Yeskiel Loudoe mengatakan bahwa peserta yang menghadiri demo itu adalah seluruhnya orang Flores dan beragama Katolik.

Tujuan dari pendemo, menurut pemilik suara itu, adalah untuk memberikan mosi tidak percaya kepada Yeskiel Loudoe yang berasal dari Kabupaten Rote dan beragama Protestan sebagai Ketua DPRD Kota Kupang.

“Jadi ini semua dari Flores ya lebih banyak orang Manggarai, agama pun Katolik. Jadi memberikan mosi tidak percaya kepada Yeskiel Loudoe agama Kristen Protestan,” ujar pria dalam rekaman itu.

Pria itu lalu meminta agar pernyataannya ditulis. “Ya itu, itu tolong ditulis ya,” katanya.

Menanggapi isi rekaman itu, Sosiolog dan juga pengamat politik, Antonius Tonggo, menyatakan bahwa pernyataan Laode itu sudah menunjukan bahwa dirinya rasis.

“Pernyataan beliau itu sudah menunjukkan bahwa beliau tergolong rasis dan memancing konflik SARA (agama dan suku) di Kupang khususnya dan NTT pada umumnya,” kata Anton melalui pesan Whatsapp kepada NUSALONTAR.COM.

Dalam demokrasi yang berkualitas, sambung Anton, semua suara publik jangan mempedulikan latar belakang dan motif mereka, tapi fokus pada isi pernyataan mereka.

“Meski pendemo dari Flores, dari Timor, dari Sumba, dari Jawa, dari Makassar, atau dari mana pun, asalkan dia beraspirasi, maka fokuslah pada isi aspirasi demonstran,” jelasnya.

Anton menambahkan, jika Yeskiel tidak fokus pada aspirasi pendemo, malah mempersoalkan asal dan agamanya pendemo, maka sesungguhnya dia sedang menggunakan isu suku dan agama untuk mengamankan kekuasaannya.

“Jadi, dia sedang meminta orang yang beragama Protestan dari suku mana pun di Kupang untuk membantu dan mendukung dirinya,” imbuh Anton.

Anton berharap, semua pihak tidak perlu mempercayai omongan orang Yeskiel. Menurut Anton, omongan Yeskiel adalah omongan adu-domba, bikin pecah-belah persatuan orang NTT, dan mengemis dukungan dari orang yang seagama dengannya.

“Kalau sampai kasus ini akhirnya terjadi konflik SARA di Kupang, maka orang ini harus diseret ke hukum. Dialah yang memicu konflik SARA itu,” tandasnya.

Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe yang dihubungi melalui pesan whatsapp oleh NUSALONTAR.COM untuk mengklarifikasi kebenaran pesan suara itu, belum membalas. (JR)

Pos terkait