KUPANG – Babinsa Koramil 02/Camplong, Antonius Saek, disambangi oleh Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, di rumahnya yang terletak di RT 07/RW 11 Kelurahan Liliba, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
Kedatangan perempuan yang akrab disapa Bunda Julie itu di rumah Babinsa Antonius disebabkan karena Babinsa Anton dianggap berhasil menghimpun warga yang ada di sekitar kediamannya untuk bersama-sama mengelola Kelor.
Anton menuturkan, para tetangganya (pada umumnya ibu-ibu) mulai dihimpun atau diberdayakan sejak bulan Februari tahun 2022.
“Saya mulai memberdayakan warga binaan (untuk mengelola Kelor, red) di tempat tugas sejak tanggal 23 Februari 2022. Pertama kali di Koramil Camplong,” tutur Antonius.
Seiring berjalannya, sambung Anton, saya mulai berlatih dan mulai memberdayakan masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal saya.
“Saya mulai bulan Maret hingga saat ini,” imbuhnya.
Anton menjelaskan, Kelor yang mereka jual diperoleh dari Kelor yang tumbuh di perkantoran yang ada di Kota Kupang dan juga di lingkungan sekolah.
“Banyak sekali pohon kelor di sini tetapi tidak dimanfaatkan, sehingga kami mohon izin di satpam yang bertugas di kantor-kantor, juga di sekolah-sekolah. Setelah diizinkan, paginya kami langsung ambil,” ujarnya.
Anton menyebut, ada 20 hingga 30 orang tenaga yang terdiri dari Ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak SD yang datang untuk rurut (membersihkan) kelor yang sudah ia kumpulkan.
“Kerjanya hanya 4-5 jam dan menghasilkan 50 sampai 60 kg daun kelor basah. Untuk harga kelor mentah, kalau dari pimpinan itu berkisar Rp5000 per kilogram, tetapi saya juga membutuhkan biaya operasional untuk mengambil dan mengantar Kelor ke sentra produksi yang berada di Koramil 02 Camplong. Sehingga setelah dijual, Rp3000 dibagi ke para ibu dan anak-anak yang bekerja, sedangkan Rp2000 untuk biaya operasional atau mobilitas,” rinci Anton.
Anton mengungkapkan, pada bulan Juli yang lalu, uang operasional yang diambil ternyata masih ada sisa. Sisa uang operasional itu kemudian digunakan Anton untuk membeli ATK untuk anak-anak sekolah yang membantunya.
Babinsa Anton senang karena anak-anak bekerja dengan riang dan menggunakan uang hasil pendapatan untuk uang jajan mereka
Selain itu, Anton juga merasa bangga dan bersyukur karena niatnya untuk memberdayakan warga selain menghasilkan uang, juga mempererat rasa kekeluargaan antara warga.
Anton merasa lebih bahagia lagi karena usahanya untuk memberdayakan warga guna mengelola Kelor didengar Bunda Julie. Setelah mengetahui usaha Anton untuk memberdayakan warga dalam mengelola Kelor, Bunda Julie pun mendatangi rumah Anton.
“Saat Bunda Julie datang, ibu-ibu sangat senang dan sangat antusias. Saya sendiri sampai tak bisa berkata apa-apa. Saya tidak menduga Bunda Julie akan mendatangi dan mengapresiasi apa yang kami lakukan,” tuturnya.
Antonius berharap, semoga program program pengelolaan kelor ini bisa berkelanjutan, sehingga para ibu dan anak-anak bisa mendapatkan manfaatnya.
“Kalau bisa ada pabriknya supaya anak-anak kami bisa bekerja di sana,” tutupnya. (JR)