Begini Komentar Pengamat Terkait Langkah Pemprov DKI Jakarta Atasi Banjir

Agustinus Tetiro

JAKARTA – Inovasi dan langkah konkret Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota (Pemprov DKI) mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.

Apresiasi juga datang dari pengamat kebijakan publik GMT Institute Jakarta, Agustinus Tetiro. Agustinus mengapresiasi inovasi, terobosan dan langkah konkret Pemprov DKI dalam mengatasi banjir.

Bacaan Lainnya

Menurut Agustinus, banjir adalah suatu masalah klasik Jakarta yang harus mendapatkan jalan keluar prioritas, terutama pada musim penghujan seperti saat ini.

“Kesigapan Pempov DKI Jakarta melalui instruksi langsung Pj Gubernur Heru Budi Hartono untuk fokus pada pencegahan banjir dan penanganannya layak didukung. Kita melihat Heru Budi turun langsung gerebek lumpur dan menunjukkan bahwa sungai dan kali harus menjadi bagian ekosistem yang mendukung peradaban Jakarta. Saya salut,” tegas Gusti, sapaan kecil Agustinus Tetiro, Rabu (7/12/2022).

Gusti menjelaskan, banjir di Jakarta bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya oleh curah hujan yang tinggi dan kapasitas saluran yang belum bisa menampung air hujan dalam jumlah yang sangat besar.

Banjir di Jakarta juga bisa disebabkan oleh kiriman air dari hulu Ciliwung di Bogor dan banjir rob karena peningkatan air laut dan penurunan tanah di Jakarta Utara (Jakut).

Merespons hal itu, Pemprov DKI meningkatkan kapasitas saluran dengan menaikkan kapasitas saluran sungai di Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Pemprov DKI juga membangun dan merehabilitasi 9 polder dan 4 ruang limpah sungai/retensi air. Optimalisasi rumah pompa air juga menjadi fokus Pemprov DKI Jakarta.

Tidak hanya itu, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, juga turun langsung dalam kegiatan gerebek lumpur untuk mengeruk sedimentasi kali/sungai, waduk/embung/situ, dan saluran.

“Ini tentu saja harus didukung dengan kebiasaan yang tidak boleh membuang sampah sembarangan,” harap Gusti.

Gusti juga memberi nilai positif atas inisiatif Pemprov DKI Jakarta yang membangun kerja sama dengan kementerian PUPR dan kementerian ATR/BPN, untuk pengendalian banjir dan pembebasan lahan di Sungai/Kali Ciliwung. Normalisasi sungai dari target 33 kilometer (km) telah terealisasi 16 km.

Sementara itu, proyek sodetan 1.200 meter yang diperkirakan bisa rampung pada Agustus 2023 ke Kanal Banjir Timur (KBT) mampu mengurangi 200 hektare (ha) dari 600 ha area terdampak banjir.

Selain sodetan, ada proyek pembangunan dua bendungan, bendungan Sukamahi (1,68 juta kubik) dan Cimahi (6,05 juta kubik).

Tidak hanya itu, ada juga proyek Ruang Limpah Sungai (RLS) Brigif, Pondok Rangon dan Lebak Bulus yang bisa mengurangi debit air 20%

Untuk mengantisipasi rob, tanggul laut dibangun dalam 3 tahap, yaitu (1) stage A: dari pantai ke muara sungai, (2) stage B: tanggul lepas pantai di bagian barat, (3) stage C: tanggul lepas pantai di bagian timur.

“Dengan semua rencana itu, kita melihat bahwa Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berkomitmen penuh untuk menjaga Jakarta agar tetap menjadi kota masa depan yang beradab dan ramah lingkungan. Kita semua, tidak bisa tidak, harus mendukung rencana-rencana baik yang sedang dibangun ini. Tugas menjaga Jakarta adalah tanggung jawab kita semua,” tegas Gusti. (*)

Pos terkait