KUPANG, nusalontar.com | Direktur Utama PT. Fortuna Explore Indo, Fidelis Nogor intens membangun komunikasi dengan CEO PT. TransNusa Aviation Mandiri, Leo Budiman, untuk memastikan maskapai TransNusa kembali melayani masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Perlu diketahui, Fidel Nogor melalui unit usahanya, Majalah Fortuna, telah lama bermitra dengan TransNusa bahkan sejak meskapai itu awal tahun 2008 mulai membuka konektivitas udara di provinsi NTT. Tidak heran sekitar tahun 2015-2019 Majalah Fortuna pernah menjadi Infligth Magazine yang mudah ditemui dikabin pesawat.
Fidel juga merupakan anak muda NTT yang pernah memediasi dan memfasilitasi pertemuan Pimpinan PT.TransNusa Aviation, Mandiri Leo Budiman, dengan Pengurus Kopdit Pintu Air di lantai 4 Kantor Pusat TransNusa Jakarta terkait rencana kerjasama pembelian pesawat yang kemudian ditunda hingga saat ini.
Terkini, pada 22 Maret 2024 keduanya berdiskusi tentang ekspansi usaha TransNusa yang kini merambah pasar dari Denpasar ke Indonesia Timur, meliputi kota Manado, Ambon, Sorong, Timika, Jumat, pada.
Selaku pelaku wisata sekaligus Pemimpin Redaksi (Pemred) Majalah Fortuna, Fidel Nogor meminta dukungan meskapai penerbangan TransNusa untuk melayani Nusa Tenggara Timur, khususnya di Bandara Frans Seda Maumere dan bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya.
Permintaan itu disampaikan langsung Direktur Utama PT.Fortuna Expore Indo, Fidelis Nogor dalam diskusi santai dengan CEO PT.TransNusa Aviation Mandiri Leo Budiman, Jumat, 22 Maret 2024 melalui layanan Whatssapp.
Fidel berharap komunikasi intens dengan pimpinan manajemen TransNusa di Jakarta itu berbuah manis; tentunya dalam koordinasi dengan pemerintah daerah, apalagi saat ini masyarakat NTT benar-benar mengeluhkan terbatasnya armada dan juga tingginya harga tiket penerbangan dari dan ke kota-kota kabupaten di provinsi NTT.
“NTT lagi benar-benar minim dari sisi konektivitas udara,meskapai terbatas dan harus diakui hanya satu meskapai yang selama ini aktif melayani masyarakat dengan harga cukup tinggi. Saya benar-benar minta Pak Leo sebagai pimpinan TransNusa di Jakarta untuk bisa kembali mendaratkan pesawatnya di provinsi NTT,” ujar putra Maumere ini.
Harus diakui, dengan kehadiran TransNusa, bisa saja mengurai aneka permasalahan terutama keluhan masyarakat akan tingginya harga tiket pesawat dari dan ke kota-kota di provinsi NTT.
Adapun TransNusa dahulunya pernah mengoperasikan sekitar 10 unit pesawat ATR72-600 berkapasitas 72 seat. Meskapai ini pun berjasa membuka isolasi pariwisata dan ekonomi di NTT sejak tahun 2007.
Kini dengan manajemen baru, TransNusa yang dipimpin oleh Leo Budiman dan kawan-kawan, meskapai itu terus memperluas jangakuan pelayanan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Jogjakarta, hingga rute Kualalumpur dan Hongkong menggunakan armada Airbus A320Neo.
Terbaru, TransNusa membuka rute dari Denpasar ke Manado, Ambon, Sorong dan Timika di Papua.
“Kita secara bertahap melakukan ekspansi bisnis karena armada yang masih terbatas. Dalam 2 tahun terakhir dengan mengoperasikan Armada Airbus A320Neo TransNusa, mereka hanya melayani rute Jakarta, Jogjakarta, Bali serta mulai membuka rute internasional ke Kualalumpur dan Hongkong,” sebut Leo Budiman
Terkini katanya sudah dijadwalkan pembukaan rute baru dari Denpasar Bali ke kota-kota di Indonesia Timur, diatarnya Manado, Ambon, Sorong, Manokwari dan Timika.
Atas ekspansi bisnis TransNusa ke kota-kota di Timur Indonesia itulah maka Fidel Nogor berharap, manajemen TransNusa juga bisa melirik pasar binsis baru di provinsi NTT dengan menawarkan rute dari Denpasar ke Maumere, Tambolaka, Labuan Bajo dan Kota Kupang.
Pasar ini tentu tidak saja untuk menjawabi kebutuhan konektivitas udara bagi masyarakat NTT tapi juga untuk memobilisasi wisatawan dari Bali yang adalah pintu masuk pariwisata dunia ke Nusa Tenggara Timur yang kini jadi juga mejadi salah daerah tujuan wisata dunia.
Menjawab hal tersebut, Leo Budiman mengatakan bahwa permintaan yang sama pernah disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Namun, pihaknya masih mengkalkulasi, apakah TransNusa perlu ke NTT.
“Rasanya NTT kan sudah ada Lion Air , Wing Air, Air Asia Garuda dan CitiLink, dan mungkin Transnusa belum diperlukan, tapi kalau memang demikian pemerintah NTT harus beri dukungan yang serius,” ujarnya.
Leo juga mengatakan bahwa pihaknya terus menunggu keseriusan Pemda NTT membangun komunikasi dengan manajemen TransNusa, apalagi sekilas maskapai yang melayani NTT tampaknya sudah cukup.
“Yah, kita juga melihat keseriusan NTT mendukung kita. Kita melihat NTT sudah cukup maskapai buat rutenya. Makanya kita akan ke Timur Manado Ambon Sorong dan Timika dengan mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat dan pemerintah pusat untuk jaminan kenyaman kita terbang di daerah tersebut, “katanya
Terkait harapan untuk membuka rute baru ke Maumere, Tambolaka, Labuan Bajo dan Kupang, Leo mengatakan akan terus dikaji manakala ada memungkinkan ke depan.
“Sekarang belum dulu, berharap pada timing yang tepat sambil melihat kesiapan teknis dan eksisiting bandara-bandara tersebut apakah cocok didarati Airbus A320,” imbuhnya.
Mengapa Maumere dan Tambolaka
Fidel juga menjelaskan soal pilihannya pada bandara Frans Seda, Tambolaka, Bandara Komodo Labuan Bajo, dan Bandara El Tari Kupang untuk didarati pesawat TransNusa semata-mata karena hanya 4 bandara besar itu di provinsi NTT yang diyakini bisa didarati pesawat berbadan lebar jenis Boeing 737 atau Airbus A320.
Bandara Frans Seda Maumere misalnya selama ini didarati pesawat regular Boeing 737-500 NAM Air, Wings ATR72-600, Garuda ATR72-600, juga sempat didarati pesawat Boeing 737 Lion Air seri ER900 dalam beberapa event isidentil. Bandara Frans Seda juga sempat didarati pesawat kenegaraan yang membawa Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan ke Flores. Demikian halnya dengan kondisi eksisting bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya, secara teknis sudah bisa didarati pesawat Boeing.
Sementara Bandara Komodo di Labuan Bajo dan Bandara El Tari di Kupang sudah sangat layak dan sering didarati pesawat berbadan lebar.
Dengan hadirnya pesawat berbadan lebar TransNusa di Bandara Frans Seda dan bandara Tambolaka maka diyakini masyarakat dapat terlayani dengan pasti dan dapat menekan tingginya harga tiket karena ada persaingan dengan meskapai lain yang selama ini terkesan memonopoli penerbangan ke kota-kota di NTT.
Sebagai mitra bisnis dan media partner yang pernah menjadi Infligth Magazine pesawat TransNusa sejak tahun 2015-2020, komunikasi antara Fidel Nogor selaku Pemred Majalah Fkrtuna dengan direksi TransNusa masih sangat intens.
PT. Fortuna Expore Indo juga pernah memberikan penghargaan kepada Gubernur NTT Frans Lebu Raya sebagai tokoh pembangun pariwisata NTT dan juga kepada TransNusa sebagai Meskapai Perintis Isolasi Pariwisata NTT.
Harus diakui, Majalah Fortuna merupakan salah satu media eksklusif berbahasa Inggris dan Indonesia yang terbit di Kupang dengan segmen garapan khusus isu pariwisata, ekonomi bisnis dan investasi.
Segmen khusus inilah yang membuat Fortuna menjadi media yang eksklusif dan memiliki jaringan regional, nasional dan internasional. Mereka banyak berurusan dengan dunia wisatawan, pelaku UMKM, dan seni budaya, mitra usaha jasa pariwisata, Airline, hotel restoran, investor dan juga para pelaku wisata lainnya. (*)