KUPANG, NL – Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat tak pernah letih berupaya untuk mewujudkan mimpi-mimpi hebat anak NTT. Di antaranya adalah dengan mendukung kebijakan yang diambil oleh pemerintah provinsi NTT dalam meningkat sumber daya manusia.
Teranyar, perempuan yang akrab disapa Bunda Julie itu bekerjasama IPMI International Business School Jakarta dengan memberi beasiswa penuh kepada 5 orang siswa lulusan SMAN 6 Kupang yang berhasil lolos seleksi dalam program program English Bootcamp – NTT Future Enterpreneurs. Program
English Bootcamp – NTT Future Enterpreneurs sendiri adalah program bahasa Inggris berbasis enterpreneur hasil kerja sama Bunda Julie dengan Edukita.
Bunda Julie bahkan rela mengeluarkan uang sebesar dua miliar lebih dari kocek pribadinya untuk membiayai beasiswa bagi anak-anak yang lolos seleksi.
Untuk mewujudkan mimpinya menjadikan anak-anak NTT memiliki SDM hebat, Bunda Julie bahkan mengajak Rektor IPMI, Prof. M. Aman Wirakartakusumah bersama tim untuk mengunjungi beberapa sekolah yang ada di Kupang pada Selasa 6 Juni 2023.
Salah satu sekolah yang dikunjungi oleh Bunda Julie bersama Rektor IPMI adalah sekolah internasional, Excellent Spirit Christian School (ESCS) Kupang. Sekolah milik Bobby Lianto ini menjadi salah satu sekolah yang dijajaki untuk menjalin kerjasama karena dianggap telah menyiapkan para siswanya dengan baik dengan menerapkan kurikulum.internasional.
Bunda Julie mengemukakan bahwa ia sengaja membawa Rektor IPMI bersama timnya ke sejumlah sekolah dalam rangka menjajaki kerjasama dengan sekolah-sekolah dimaksud. Dia berharap agar anak-anak NTT yang berprestasi bisa diterima di universitas ternama di luar NTT.
“Jadi harapan kita adalah agar ada kerjasama dengan universitas yang baik di luar. Kita tahu bahwa program sekolah yang dimulai jam 5 pagi itu kita pilih siswa yang punya prestasi dan kita kasih beasiswa untuk mereka kuliah di sana. Nah salah satu pihak yang kita mau kerjasama itu adalah IPMI sehingga kita bawa Pak Rektor bersama rombongan,” terang Julie Laiskodat.
Anggota Komisi IV DPR RI dari Partai Nasdem itu berharap agar program pendidikan yang saat ini sudah berjalan tetap dilanjutkan walaupun masa jabatan Gubernur akan segera habis pada bulan Desember.
“Masa jabatan kita akan berakhir pada bulan September, tapi kita mau program pendidikan yang sudah berjalan tidak boleh berhenti,” imbuhnya.
Kata Bunda Julie, orang-orang muda yang punya mimpi yang sama dengan pemerintah, seperti Bobby Lianto, harus tetap melanjutkan apa yang diimpikan oleh Gubernur Viktor Laiskodat untuk memajukan pendidikan di NTT.
“Kita berharap orang muda seperti Bobby Lianto ini akan tetap melanjutkan apa yang sebenarnya diimpikan Viktor Laiskodat bagi generasi muda di NTT. Mereka ini punya mimpi yang sama dengan kita, bagaimana kita menghasilkan orang-orang muda yang tidak saja cerdas di bidang pendidikan, tapi juga terlatih secara ilmu bisnis,” ujarnya.
Bunda Julie menambahkan, ESCS tidak hanya mendidik anak lewat kurikulum internasional tapi juga membimbing dan memberi ilmu terkait wirausaha sehingga para siswa sudah mengenal dunia usaha sejak masih di bangku sekolah. Karena itu ia juga berharap semoga ada orang tua asuh yang akan menjadi donatur bagi anak-anak yang berprestasi.
“Kita harap para pengusaha juga bisa memberi diri menjadi orang tua asuh bagi anak-anak. Mencetak generasi yang mumpuni itu harus kerja kolaborasi. Ada pemerintah, ada pengusaha, ada akademisi dan semua elemen yang ada. Kita butuh tim yang super untuk NTT yang maju dan bermartabat,” tandasnya.
Bobby Lianto selaku pemilik ESCS, pada kesempatan yang sama mengatakan, dirinya memang memiliki mimpi bagaimana anak-anak NTT itu tidak tertinggal dari sisi pendidikan. Karen itu salah satu pengusaha sukses di NTT ini mendirikan sejumlah sekolah untuk mencetak generasi unggul di NTT.
Sekolah yang didirikannya, kata Bobby, tidak hanya mendidik anak untuk unggul di bidang pendidikan, namun juga memiliki karakter yang takut Tuhan dan punya ilmu wirausaha.
“Awalnya saya berpikir tentang pendidikan anak-anak saya, dimana semestinya mereka bisa sekolah dengan baik tapi tidak harus di luar Kupang. Kalaupun harus melanjutkan ke universitas, maka mereka sudah memiliki bekal yang tidak kalah saing dengan siswa dari daerah lain yang punya sekolah yang bagus kualitasnya. Itulah awal pemikiran kenapa saya bangun sekolah ini” terang Ketua KADIN NTT itu.
Ia menjelaskan, kurikulum yang digunakan di ESCS adalah kurikulum internasional. Dijelaskan pula bahwa di sekolah tersebut, dalam setiap kelas mereka bisa berbaur dengan siswa dari berbagai level. Masing-masing anak belajar sesuai dengan kemampuan mereka dan akan naik level sesuai dengan kemampuan yang diperoleh sehingga tidak terbeban dalam satu kelas yang sama tingkatannya atau level.
“Kalau dulu kita sekolah, dalam satu kelas itu kalau kelas 2, ya semua kelas 2 dalam kelas itu. Begitu juga kalau naik kelas 3 maka semua kelas 3 yang ada di ruangan kelas itu. Nah, kita di sini tidak demikian. Walaupun dalam satu kelas tapi level mereka berbeda. Mungkin teman sebelahnya level 8 tapi yang lain masih level 7. Jadi disini mereka belajar dengan gembira karena sesuai dengan level dan kemampuan mereka. Kalau ada yang mau sekolah internasional maka tidak harus ke luar dari Kupang,” ucapnya.
Sementara itu, Rektor IPMI, Prof. M. Aman Wirakartakusumah pun mengungkapkan kekagumannya karena menemukan ada sekolah yang sangat bagus di NTT. Ia mengaku heran sekaligus memberi apresiasi terhadap pemerintah Provinsi NTT karena ternyata ada banyak sekolah yang memiliki mutu yang bagus di NTT.
“Saya pikir transformasi pendidikan di NTT sedang berjalan, dan kita harap akan lahir inovasi-inovasi baru, kreativitas dan kemandirian maupun toleransi. Dengan demikian akan lahir anak-anak yang punya integritas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa perubahan hidup, segala inovasi, dan perkembangan yang terjadi itu disebabkan oleh pendidikan. Oleh karena itu, jika kita ingin adanya perubahan dan perbaikan kualitas kehidupan yang lebih cepat, maka perlu disiapkan pendidikan yang baik dan bermutu.
“Selama ini kita hanya fokus pada ukuran sepatu kita sendiri tanpa mau mencoba ukuran sepatu orang lain. Saya pikir Pendidikan di NTT sedang menuju kemajuan. Jadi semua pihak harus terlibat, mulai dari anak-anak, ibu-ibu, akademisi, pengusaha, komunitas hingga pemerintah. Semua harus kolaborasi. Dan Ibu Julie Laiskodat sudah memulai itu, maka kita semua harus mendukung,” tandasnya.*