ENDE – Uskup Agung Ende Mgr. Vincentius Sensi Potokota, mengajak segenap pemuka Agama di kabupaten Ende untuk membebaskan umat dari penyesatan-penyesatan online dan offline.
Hal ini disampaikan oleh Uskup Agung Ende saat mengikuti rapat antara Satgas penanganan Covid-19 kabupaten Ende bersama para pemuka Agama kabupaten Ende di aulah kantor Dinas P dan K kabupaten Ende, Senin (05/07/2021).
Dikatakannya, ada banyak sekali penyesatan yang terdapat di media, baik secara online maupun offline, maka tugas pemuka Agama adalah menghimbau umat untuk tidak mudah mempercayai informasi yang menyesatkan tersebut.
“Lalu bebaskan umat kami ini dari penyesatan-penyesatan online dan offline, karena dalam media itu kita saling menyesatkan satu sama lain, kita berkewajiban untuk menghimbau jemaat kita. Berikutnya, HP ini banyak sekali penyesatan di sana, maka mari kita saling menghimbau jangan percaya penyesatan-penyesatan itu,” ucap Uskup Agung Ende.
Dirinya menyampaikan ucapan terima kasih atas keseriusan Satgas penanganan Covid-19 kabupaten Ende dalam memberikan informasi dan motivasi kepada masyarakat dalam menghadapi tantangan riil kehidupan yakni penularan dan penyebaran wabah Covid-19 yang mencemaskan.
Uskup Sensi mengajak agar semua komponen masyarkat untuk melakukan perannya masing-masing dalam menghadapi pandemi Covid-19 di kabupaten Ende tanpa saling mencurigai satu sama lain.
Dikatakannya, sejauh pantauan, pemicu penularan adalah mobilitas masyarakat yang susah dibendung maka dirinya meminta pemerintah dan pemuka agama mengatur mobilitas masyarakat yang memicu penularan termasuk giat keagamaan yang memicu kerumunan.
“Mari kita berpikir kita buat apa tanpa kita mencurigai satu sama lain, mari kita merubah pola hidup jemaat dan umat kita dan perilaku masyarakat dan itu tidak mudah. Sejauh pengamatan, pemicu penularan adalah mobilitas, orang desa sulit dibendung masuk kota, kita mengatur agar mobilitas itu tidak memicu penularan termasuk giat keagamaan, segala kegiatan yang memicu kerumunan dan kita harus mengakui bahwa kita masi longgar,” tuturnya.
Uskup Sensi juga menyampaikan, dirinya bersedia membantu pemerintah, yakni fasilitas fisik berupa gedung di paroki-paroki untuk dipergunakan sebagai tempat karantina terpusat jika dibutuhkan.
Pada kesempatan yang sama Direktur RSUD Ende dr. Aries Dwi Lestari menyampaikan bahwa situasi kabupaten Ende saat ini tidak sedang baik-baik saja, adanya peningkatan tajam angka penularan yang salah satunya disebabkan oleh isolasi mandiri tidak efektif, banyak masyarakat yang terpapar tidak taat menjalankan isolasi mandiri.
“Saya mau sampaikan bahwa situasi Ende saat ini tidak sedang baik-baik saja. Peningkatan tajam ini dipengaruhi oleh isolasi mandiri yang tidak efektif atau melawannya yang diisolasi mandiri, saat ini ada sekitar sepuluh seblas orang pasien kami yang dalam keadaan sangat gawat,” ucap dr. Aries.
Menurutnya, Covid-19 merupakan virus yang unik sehingga menimbulkan pro dan kontra dimana ada yang percaya dan ada yang tidak percaya sehingga menimbulkan banyak polemik namun dikatakannya sebagai dokter dirinya percaya bahwa Covid-19 itu benar-benar ada dan mengancam jiwa manusia.
dr.Aries menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati dan Forkopimda kabupaten Ende yang telah merespon keluhannya dengan menempatkan posko gangguan di RSUD Ende agar tim medis dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan nyaman.
Sementara itu, Bupati Ende diakhir pertemuan meminta dukungan para tokoh Agama untuk mensuport pemerintah dalam menangani penyebaran wabah Covid-19 di kabupaten Ende. Menuruynya tanpa dukungan para tokoh Agama pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa.
Hadir dalam pertemuan bersama tokoh Agama Ketua DPRD Ende Fransiskus Taso, Dandim 1602/Ende Letkol Inf. Nelson Paido Makmur, Kapolres Ende AKBP Albertus Andreana, dan segenap pemuka kabupaten Ende. (Fery)