Desa Wolotolo Jadi Contoh Sukses Program Demplot Tananua

 

NUSALONTAR.COM, Ende | Desa Wolotolo menjadi contoh sukses untuk program demonstration plot (demplot) Kebun Tomat yang digagas Yayasan Tananua bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Bacaan Lainnya

Yayasan Tananua mengapresiasi kolaborasi yang dibangun oleh kepala desa dan kelompok tani di Desa Wolotolo, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Direktur Tananua, Bernadus Sambut menyatakan, peningkatan ketangguhan dan ketahanan pangan melawan perubahan iklim dan kondisi saat ini yang rawan bencana menjadi keharusan. Yayasan Tananua mengambil inisiatif untuk memperkuat ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal dengan melibatkan ibu-ibu di pedesaan dan warga desa yang bisa berkolaborasi secara baik.

“Wolotolo menjadi contoh sukses untuk program ini. Kami bergerak di 6 desa, dan Wolotolo adalah yang paling sukses,” ujar dia saat panen raya demplot tomat di Wolotolo, Rabu (25/10/2023).

Panen raya demplot kebun tomat ini dihadiri juga oleh Camat Detusoko, perwakilan dinas pertanian pemkab Ende, dan pihak-pihak terkait lainnya. Ia berharap, demplot ini bisa menjadi tempat belajar untuk bisa ditiru.

Kepala Desa Wolotolo, Frans Desales Soba mengatakan, panen perdana selaras dengan tradisi dan budaya orang Lio yang selalu merayakan panen pertama. Dia mengapresiasi program Tananua karena mampu mentrasfer ilmu untuk petani dalam budidaya tanaman tomat secara permanen dan semi-permanen.

“Kami mengalami secara langsung cara budidaya ini menambah produksi tomat,” ujar dia.

Frans mengaku, budidaya tomat di daerahnya masih membutuhkan banyak bantuan dari pakar dan praktisi pertanian. Sementara itu, kendala lain yang masih ditemukan adalah kurangnya air di musim kemarau dan hantaman hama serta pembusukan alamiah tanaman tomat.

Sementara itu, koordinator Ende Bergerak, Agustinus Tetiro menyatakan, pola kerja sama dan kolaborasi yang dibangun oleh Yayasan Tananua, Pemdes Wolotolo dan Kelompok Tani Lokal adalah suatu model kolaborasi yang perlu ditingkatkan dan mempertahankan keberlanjutan. Hal ini dinilai relevan di tengah keprihatinan ekologis yang melanda dunia.

“Secara global, krisis ekologis dan resesi ekonomi di depan mata. Kita di daerah sudah mulai merasakan dampaknya. Inisiatif yang dibangun Tananua untuk pemberdayaan pangan lokal, dalam hal ini tomat, adalah suatu terobosan yang positif untuk mempertahankan pasokan pangan yang sehat bagi masyarakat,” jelas Agustinus.

Agustinus mengatakan, demplot tomat perlu menjadi kebun contoh bagi masyarakat sekitar, baik di wilayah desa Wolotolo maupun di desa-desa sekitarnya. Pengelolaan pertanian perlu mendapatkan sentuhan-sentuhan modernitas, untuk menjaga pasokan serentak menjaga keberlanjutan bumi dan tanah di tengah perubahan iklim secara ekstrim saat ini.

Gusti juga mengapresiasi pemkab Ende yang saat ini sedang giat melakukan sosialisasi pembuatan pupuk organik berbiaya murah dan sehat.

“Semoga desa Wolotolo pada khususnya melalui tim kerja ini dan kecamatan Detusoko pada umumnya bisa menjadi fokus dan tujuan sosialisasi pembuatan pupuk organik ini,” harap Gusti.**

Pos terkait