Dianggap Praktekkan Politik Identitas, Begini Tanggapan Kadis Dukcapil Ende

Kadis Dukcapil Ende, Lambertus Sigasare

ENDE – Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadis Dukcapil) Kabupaten Ende, Lambertus Sigasare mengatakan bahwa Disdukcapil Ende melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan.

Hal itu diungkapkan Kadis Lambertus untuk menepis rumor atau anggapan yang beredar di masyarakat bahwa pelayanan di Disdukcapil Ende lebih diprioritaskan kepada keluarga atau sahabat kenalan.

Bacaan Lainnya

Ambrosius mengatakan bahwa hal itu sama sekali tidak bisa dibenarkan. Pasalnya, setiap pembagian jumlah nomor pelayanan ada dasarnya dan diperhitungkan dari sarana dan prasarana yang tersedia, sumber daya yang ada, dan jumlah jam kerja.

“Prioritas utama pelayanan kami adalah bagi yang mendapat tempat duduk, karena kami berasumsi bahwa yang mendapat tempat duduk itu dia yang datang duluan. Pembagian jumlah nomor ini juga berdasarkan alurnya. Sebab, satu dokumen saja bisa memakan waktu sekitar 15 sampai 25 menit,” jelas Lambertus di ruang kerjanya, Jumat (03/06/2022).

Lambertus menambahkan, jam pelayanan di Disdukcapil adalah 8 jam sehingga dibuat pembagian loket-loket demi mempercepat pembuatan KTP maupun akta-akta.

“Untuk pengurusan kartu keluarga, pindah penduduk, maupun akta-akta itu sebanyak 150 nomor, untuk perekaman KTP baru 50 nomor, dan 30 nomor untuk perubahan elemen-elemen data rusak maupun hilang. Pembagian ini berdasarkan jumlah jam pelayanan dan waktu proses dokumen itu sendiri yang berkisar 15 sampai 25 menit,” sebut Lambertus.

Demi mempercepat prosesnya, kata Lambertus, dilakukan pembagian loket sebanyak 9 loket dengan tugasnya masing-masing. Di antaranya 6 loket khusus pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, 1 loket untuk pelayanan terintegrasi, 1 loket untuk KTP, dan yang 1 nya lagi untuk konsultasi.

Lambertus berharap media massa turut berperan untuk membantu menyampaikan hal itu kepada masyarakat terkait pelayanan yang didasari oleh beberapa aspek guna mematahkan stigma-stigma terkait praktek politik identitas yang tengah beredar.

“Kami sudah berupaya sebaik mungkin untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan, yakni inovasi SAPADIA yakni sehari langsung jadi. Ada juga inovasi Lapak three in one yakni lahir langsung dapat tiga dokumen di antaranya Akta Kelahiran, KIA, serta Kartu Keluarga, yang telah mencantumkan nama anak tersebut, selanjutnya ada inovasi manda three in one yakni mati langsung dapat tiga dokumen, yakni, Akta Kematian, pembaharuan Kartu Keluarga, serta KTP pasangannya,” terang Kadis Lambertus.

Lambertus juga mengungkapkan bahwa saat ini dirinya sedang merintis dua inovasi baru yang berkolaborasi dengan Gereja yakni Panda dan Kanda. Panda three in one yang berarti Permandian langsung dapat tiga dokumen. Hal ini tidak jauh berbeda dengan inovasi pertama yakni Lapak. Sedangkan inovasi Kanda yakni nikah langsung dapat enam akta sekalian yakni Akta Nikah, Kartu Keluarga, pembaharuan dua kartu keluarga yang terdiri KK orang tua dan mertua, serta pembaharuan dua KTP dari pasangan tersebut.

Ia juga menawarkan beberapa alternatif untuk masyarakat yang tidak mendapatkan nomor antrian bisa melalui pelayanan online dan mengurusnya pada hari Sabtu. Bahkan, adanya petugas registrasi desa yang bisa mengurus hal ini demi memangkas anggaran dan juga jarak bagi mereka yang hendak mengurusnya.

Melihat tingginya antusiasme warga yang datang ke Kantor Dukcapil, Lambertus menilai bahwa itu merupakan bukti keberhasilan Disdukcapil Ende

Banyaknya warga yang datang ke Kantor Dukcapil, menurut Lambertus, menandakan bahwa pemahaman masyarakat sudah mulai sadar bahwa pentingnya dokumen-dokumen itu untuk diurus.

“Apalagi dengan adanya beberapa penghargaan dari lembaga terkait pelayanan, Disdukcapil Ende akan lebih giat dalam memperbaiki pelayanan dengan menciptakan inovasi-inovasi baru ke depannya,” tutup Lambertus. (Denti)

Pos terkait