LEMBATA – Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lembata memberi beberapa catatan kritis terkait Belanja dalam Rapat Paripurna pembacaan Nota Keuangan dan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Lembata Tentang Perubahan APBD Kabupaten Lembata Tahun Anggaran 2021, Sabtu (25/08/2021).
Dalam Pemandangan Umum Fraksi yang dibacakan oleh Gabriel Raring, FPDIP meminta pemerintah untuk mengevaluasi keberadaan KSO (tenaga honorer) di sisa waktu tiga bulan, sebagai strategi efisiensi anggaran untuk tahun anggaran 2022.
“Kami mengusulkan untuk
melakukan perampingan KSO hingga 90% dari jumlah yang ada saat ini berbasis kebutuhan, potensi dan penilaian kinerja,” ucap Gabriel Raring saat membacakan pemandangan umum fraksi.
Selain itu, FPDIP juga meminta penjelasan, mengapa insentif untuk tenaga kesehatan maupun non kesehatan yang berada di garda terdepan pencegahan dan penanganan Covid-19 yang belum terealisasi. FPDIP minta supaya dijelaskan alasannya kenapa, dan kapan direalisasikan.
Penjelasan lain yang juga diminta oleh FPDIP adalah mengenai rincian dan penjelasan terkait pengakuan hutang yang nilainya
mencapai 26 miliar lebih di tahun anggaran 2021, termasuk rincian dan penjelasan terkait hutang pihak ketiga yang masih terbawa dari tahun-tahun sebelumnya, berapa total kewajiban yang belum dibayar, dan berapa
total akumulasi jika digabungkan dengan pengakuan hutang di tahun anggaran 2021.
Tidak berhenti sampai di situ, FPDIP pun meminta rincian dan penjelasan pemanfaatan Belanja Tak Terduga, baik untuk penanganan Covid-19, bencana alam, maupun virus yang menyerang ternak babi.
Rincian dan penjelasan pemanfaatan dana dari pihak ketiga pasca bencana erupsi gunung Ile Ape dan bencana banjir bandang pun ditanyakan oleh FPDIP. Pemerintah diminta untuk membuka data secara terang benderang: siapa saja pihak yang memberi donasi, berapa total secara akumulasi, dan pemanfaatannya untuk apa.
Menurut FPDIP, mengalokasikan belanja untuk menunjang implementasi branding Kabupaten Lembata yang digagas oleh Bupati terlantik, ‘Healthiest From The Eats’ yang memfokuskan pengembangan pada produk unggulan yakni: Jagung, Ikan, Kambing, Sorgum, Jambu Mete dan Porang, jika tidak difokuskan dalam perencanaan dan penganggaran maka ibarat pesan Sang Guru: ‘bagai daging tanpa roh, maka akan mati’. (JR)