Ende, NUSALONTAR.com — Teka – teki kandidat calon wakil bupati Ende menggantikan Djafar Ahmad yang kini telah menduduki kursi Bupati mulai ada titik terang.
Enam partai koalisi, kecuali Partai Golkar, sudah bersepakat untuk merekomendasikan nama Erik Rede guna diajukan menjadi calon wakil bupati Ende.
Dikutip dari KoranNTT, Ketua PKB Kabupaten Ende, Abdul Kadir Mosa Basa pada Rabu, (17/2/2021) mengatakan, enam partai pengusung pasangan calon Marsel-Jafar saat Pilkada Ende sudah menandatangani kesepakatan, untuk merekomendasikan Erikos Emanuel Rede sebagai calon Wakil Bupati Ende.
Menurut Mosa Basa, saat ini keenam partai yang mengusulkan Erik Rede tinggal menanti sikap Partai Golkar.
“Sekarang Golkar lagi meminta waktu untuk berkoordinasi dengan DPP. Namun jika sampai waktunya Partai Golkar tidak menentukan sikap, tentu enam partai politik akan menentukan sikapnya. Kami akan menentukan salah satu di antara dua calon tersebut sehingga proses pencalonan dan pemilihan bisa dilaksanakan,” ujar Abdul Kadir Mosa Basa.
Menyikapi konstelasi politik yang ada, Jurnalis senior Frans Maksi menilai, dengan komposisi yang ada, Erik Rede akan melenggang mudah menuju kursi wakil bupati. “Saya kira dengan komposisi yang ada, Erik cukup leluasa menuju kursi Ende 02. Di atas kertas, dengan dukungan 6 partai, saya yakin Erik akan melenggang mudah,” ucap pemimpin redaksi MNTC group itu.
Jurnalis asal Maukaro itu menambahkan, jika Erik yang terpilih, selain memiliki wakil bupati, Ende akan punya kader yang bagus untuk memimpin kabupaten ini ke depan. “Erik masih muda dan sangat potensial untuk jadi pemimpin di masa depan. Mendorongnya untuk jadi wakil bupati saat ini adalah langkah bagus untuk kaderisasi pemimpin ke depan,” ujarnya.
Frans juga mengakui bahwa Ende pasti memiliki banyak kader bagus untuk bisa jadi pemimpin. Namun semuanya harus berproses dalam ruang dan waktu. Untuk saat ini, kata dia, barangkali Erik-lah yang sedang dikuasai dan menguasai ruang dan waktu itu.
Lebih dari itu, Jurnalis yang menetap di Kupang ini mengharapkan agar masyarakat, terutama politisi di Ende bisa memanfaatkan ruang demokrasi ini sebaik mungkin. “Kita semua mesti memanfaatkan ruang demokrasi ini sebaik mungkin untuk kebaikan banyak orang. Ruang politik tidak boleh berhenti pada perebutan kekuasaan, tetapi yang lebih utama adalah untuk memperjuangkan kepentingan rakyat banyak,” tutupnya.
(JR)