KUPANG, nusalontar.com | Bakal Calon (balon) Bupati Sikka, Fidelis Nong Nogor menunjukkan keseriusannya menjadi calon Bupati Sikka periode 2024-2029.
Sebagai bukti, Fidelis berusaha membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk memuluskan jalan menuju Sikka 01, termasuk dengan mendaftar ke partai-partai politik.
Pada Senin, 13 Mei 2024, Fidelis diantar oleh rekan-rekannya sesama jurnalis kembali mendaftar ke Partai Golkar NTT untuk mendapat dukungan, terutama agar bisa memperoleh tiket untuk berkompetisi dalam kontestasi Pilkada Sikka.
“Kita berharap mendapat dukungan dari Partai Golkar, karena apapun itu, di Sikka mereka ada empat kursi. Jadi kita sangat berkepentingan dengan partai ini. Apalagi Golkar adalah partai besar, partai nasionalis, punya kader yang mumpuni, punya jaringan yang luas, dan punya anggota DPR baik DPR RI maupun DPRD Provinsi yang kita harapkan dalam kerja-kerja ke depan,” terang Fidelis usai mendaftar ke DPD Partai Golkar NTT.
Sebagai orang non partai, kata Fidelis, ia akan berusaha untuk selalu berkomunikasi dengan semua partai politik yang ada agar bisa bersama-sama membangun Kabupaten Sikka ke depannya.
“Kalau terakhir nanti ada satu dua partai yang mendukung, itu soal lain, namun kita wajib mendatangi semua partai untuk berkomunikasi. Sebab kerja-kerja ke depan ketika kita dipercayakan oleh rakyat, kita tidak sendirian, kita harus bangun Sikka, bangun negeri ini bersama-sama,” ucapnya.
Fidelis berharap, Partai Golkar bisa menjadi bagian dari gerbong besar yang akan mencalonkan dia menjadi calon Bupati Sikka nanti.
Ia menyebut, selain Partai Golkar, dirinya telah mendaftar pula ke sepuluh partai lain, yakni, Partai Demokrat, Hanura, PSI, Perindo, PDIP, Garuda, PKB, PPP, NasDem, dan Gerinda.
Permintaan Partai Golkar
Pada saat menerima kehadiran Fidelis Nogor dan rombongan Ketua Bapilu Golkar NTT, Frans Sarong menjelaskan, bagi Partai Golkar, yang paling penting bagi para bakal calon yang mendaftar ke Partai Golkar adalah kepastian kandidat, kepastian paketnya, dan kepastian kepastian koalisinya.
Selain itu, tambah Frans, yang tidak kalah penting adalah kontribusi dari kandidat. Kontribusi yang dimaksud adalah biaya yang dibutuhkan untuk membayar saksi, membiayai survey, dan dana kampanye.
Ia menambahkan, Partai Golkar tidak meminta mahar dan juga tidak memungut biaya saat pendaftaran. Namun para kandidat harus menyiapkan dana yang dibutuhkan untuk kampanye, juga berkontribusi pada saat survey. Dana yang disiapkan itu juga menunjukan keseriusan dari para kandidat dalam berkontestasi.
Senada, Roby Tulus yang juga hadir pada saat itu menegaskan bahwa ketersediaan dana ini sangat penting bagi para kandidat.
“Entah patungan antara calon bupati dan calon wakil bupati, yang pasti itu penting, karena kita tidak mungkin turun untuk kampanya atau sosialisasi diri tanpa biaya,” tegasnya.
Ia menjelaskan, kondisi saat ini, kader Golkar Sikka sendiri tidak ada yang mencalonkan diri. Oleh karena itu para kandidat yang bukan kader Golkar dipersilahkan untuk mendaftar ke Partai Golkar.
“Kami dapat info dari Sikka sudah ada beberapa bakal calon yang mendaftar ke Golkar. Dari beberapa calon yang mendaftar, nanti kita lihat hasil surveynya,” ujar anggota DPRD NTT Fraksi Partai Golkar tersebut.
Roby berharap setelah terpilih kandidat yang diusung oleh Golkar bisa memperhatikan partai ini.
“Pengalaman kita, kalau calon itu dari luar Golkar, biasanya kurang perhatikan Partai Golkar. Bila perlu kita lakukan komitmen bersama sejak awal,” tandasnya.*