KUPANG, nusalontar.com | Kantin Of The Record (OTR) yang berlokasi di kompleks Kantor DPRD Provinsi Nuda Tenggara Timur, siang itu, Jumat 01 Desember 2023, riuh. Tempat mangkal para jurnalis Desk Provinsi Nusa Tenggara Timur itu diliputi suasana bahagia, haru, dan sangat berkesan.
Perjumpaan antara para sahabat yang pernah menyusuri satu lorong perjuangan, lalu terpisah sekian lama oleh jarak dan waktu, membuat suasana kian mengharubiru.
Adalah Fren Lutruntuhluy, jurnalis senior asala Maluku Barat Daya yang dulu sering nongkrong di OTR, lalu mencari peruntungan di tanah Papua dan Jawa, tiba-tiba datang mengunjungi para sahabat sesama jurnalisnya untuk melepas rindu sekaligus berbagi kisah perjuangan.
Di tengah suasana suka ria penuh canda tawa itu, Fren menyampaikan mimpi yang tengah tumbuh dan bersemi di hatinya. Mimpi yang dirawatnya sedemikian rupa agar bisa berbuah kebaikan dan kemaslahatan orang banyak.
“Beta (saya) mau maju di Pilkada Maluku Barat Daya,” tiba-tiba terlontar ucapan itu kepada para sahabatnya yang mendengar dengan seksama.
Setelah hening sejenak, tiba-tiba tepuk tangan riuh disertai sorakan memenuhi ruang sempit yang dipenuhi oleh para wartawan itu.
“Mantap sekali teman. Kami pasti dukung, lewat doa juga melalui tulisan-tulisan, agar apa yang menjadi visi dan misimu bisa sampai ke masyarakat,” ujar salah seorang wartawan dengan antusias.
Sebagai orang yang bertumbuh dan berkembang di Kupang khususnya di dunia jurnalis, pria yang akrab disapa Fren itu menyampaikan bahwa penting baginya untuk menyampaikan niat dan mimpinya itu kepada para sahabatnya.
“Atas nama persahabatan saya datang untuk bertemu rekan-rekan media sekaligus menyampaikan mimpi dan niat baik untuk maju di Pilkada MBD pada tahun 2024,” ujar Fren.
Pria kelahiran Desa Yamluli, Kecamatan Lakor, Kabupaten Maluku Barat Daya ini mengakui, seperti apapun kebahagiaan dan kenikmatan yang dirasakan di tanah rantau, takbisa mengalahkan kerinduan untuk membangun tanah kelahiran.
“Pulang kampung, bagi saya, adalah kerinduan terbesar. Apalagi pulang untuk membangun kampung halaman. Rasanya dorongan dan semangat untuk pulang kian kuat saat membayangkan bahwa saya bisa menolong saudara-saudara saya di MBD untuk menjadi lebih baik melalui kebijakan-kebijakan yang diambil jika saya terpilih nanti,” paparnya.
Fren menambahkan, sebagai putra MBD ia merasa punya tanggung jawab moral untuk membangun kampung halamannya. Oleh karena itu ia pun memohon dia rekan-rekannya untuk tujuan mulia itu.
“Sebagai putra yang lahir dari rahim MBD, maka saya memiliki tanggungjawab moral untuk pulang dan berbakti bagi tanah kelahiran. Saya ingin maju menjadi pemimpin di MBD. Saya pikir, pengalaman jurnalistik saya bisa menjadi bekal yang cukup untuk tujuan mulia ini. Saya mohon doa dari rekan-rekan jurnalis,” harapnya.
Ia menuturkan, sumber daya kelautan akan menjadi fokus utama dirinya pada saat menjelaskan visi misinya nanti.
“Sumber daya kelautan kita sangat kaya raya, dan ini yang menjadi masa depan kita. Saya pikir dengan pola pemberdayaan maka masyarakat akan berdaulat terhadap kekayaan alam khususnya di bidang kelautan. Kita tidak boleh bangga dengan birunya laut semata, lalu masyarakat tidak menikmati hasilnya,” jelas Fren.
Selain itu, kata Fren, Maluku Barat Daya memiliki sumber daya yang kaya raya yakni kawasan blok Migas Masela. Kekayaan itu harus benar-benar memberi kemakmuran bagi masyarakat MBD. Oleh karena itu, sambungnya, dibutuhkan langkah politik yang berani oleh pemimpinnya.
“Masyarakat tidak boleh menjadi penonton di Blok Masela. Mereka harus menikmati kekayaan itu dan sebagai calon pemimpin MBD, kita sudah berpikir tentang itu dan sebagai orang muda saya punya mimpi agar bisa melihat masyarakat tersenyum dan bisa menikmati sumber alamnya,” tandasnya.
Menanggapi apa yang dituturkan Fren Lutruntuhluy, Yos Diaz, seorang wartawan senior pun mengungkapkan rasa bangganya.
“Sebagai rekan seprofesi kami sangat bangga dengan mimpi dan cita-citamu ini. Tentu saja kami akan mendukung sebisa kami, terutama lewat doa. Teruslah merawat mimpi itu, teruslah melangkah untuk menggapai tujuan, dan jangan pernah lupa meminta petunjuk dari Dia yang memberi kehidupan,” ujar Yos Diaz.
Siang telah mengantarkan mentari ke pelukan senja, ketika Fren menjabat erat tangan para wartawan untuk berpamitan. Rindu memang berat, namun perpisahan selalu niscaya. Berjumpa hanya sesaat dengan sahabat yang dirindukan juga tak mudah, tapi hidup harus terus berjalan.
Fren harus kembali menyusuri jalannya, membawa serta setangkup doa dari para sahabat bersama dengan mimpi dan niat baiknya. Di tubuh kurusnya kini telah tersimpan kekuatan besar untuk berbakti untuk kampung halaman, juga untuk negerinya.
Di penghujung senja, ada sebaris doa terselip dalam benak, semoga suasana haru biru ini berbuah manis untuk kebaikan banyak orang**