KUPANG, NL – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengajak semua pihak untuk terlibat dalam pembanguan ilmu pengetahuan yang punya korelasi dengan kekayaan alam NTT.
Ajakan itu diungkapkan gubernur VBL pada saat menghadiri acara peresmian gedung kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV, Kamis 13 Juli 2023.
“Bangunlah pengetahuan yang punya korelasi dengan seluruh potensi kekayaan alam di Nusa Tenggara Timur. Dan dari pengetahuan yang kita miliki dalam membangun potensi kekayaan alam kita tersebut, sehingga one day orang luar yang datang ke NTT akan melihat bahwa orang-orang NTT merupakan orang-orang yang cerdas yang mampu mengerjakan potensi kekayaan alamnya dengan maksimal untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah kita,” tegas VBL.
Gubernur VBL juga meminta agar jangan terlalu berbangga dengan gelar akademik yang dimiliki namun tidak berbanding lurus dengan karya-karya yang dihasilkan. Menurutnya, gelar yang diraih dalam proses pendidikan tidak boleh membuat seseorang sampai “lupa ingatan” terhadap karya yang harus dia hasilkan untuk kepentingan banyak orang.
“Pengetahuan memang belum dimaknai dengan baik di dalam keseharian kita. Semangat cita-cita dalam pendidikan tidak boleh semata-mata hanya soal gelar saja. Dan masih banyak orang yang bangga dengan gelar akademik yang diraihnya. Namun lebih dari itu, kita harusnya berbangga jika ilmu yang kita miliki dalam proses pendidikan itu dapat dinikmati oleh banyak orang dan bermanfaat bagi lingkungan kita dan juga daerah kita,” paparnya.
Oleh karena itu, sambungnya, pengetahuan yang dimiliki jangan sampai hanya pada level abstrak, namun wajib dikonkretkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jika hal tersebut kita lakukan, maka potensi kekayaan kita di NTT dapat kita kelola dengan baik,” imbuhnya.
Gubernur VBL mengajak seluruh insan pendidikan untuk serentak bergerak mendukung dan mewujudkan konsep desain pendidikan Merdeka Belajar. Konsep pendidikan itu, menurutnya, mampu melahirkan berbagai kreativitas baru dan juga inovasi yang terus berkelanjutan oleh generasi muda bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas.
Program Merdeka Belajar, sambung Gubernur Viktor, merupakan pintu masuk untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing dan berkarakter, serta peka terhadap perubahan dan mampu memanfaatkan peluang, kreatif dan inovatif dalam melihat potensi lingkungan disekitarnya terkhususnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan Energi Baru Terbarukan yang ada di NTT.
“Merdeka Belajar merupakan konsep pendidikan yang sangat baik. Konsep yang luar biasa menurut saya, karena itu artinya kita hidup dalam sebuah konsep kebebasan berpikir dalam alam semesta yang luar biasa. Pengetahuan kita akan terlatih oleh penalaran yang baik dengan konsep tersebut.” Kata Viktor.
Gubernur VBL dalam kesempatan tersebut juga menyentil para akademisi bergelar Doktor di NTT, khususnya Doktor dalam bidang peternakan yang menurutnya belum mampu berkontribusi dalam pengembangan peternakan di NTT.
“Sebenarnya kita punya Doktor-doktor peternakan yang hebat. Namun dari waktu ke waktu, jumlah ternak sapi kita justru menurun. Sehingga saya sering bilang, kita tidak sedang membangun sarjana peternakan, namun kita sedang beternak sarjana.”Kata Viktor.
Ia juga menambahkan bahwa dulu Provinsi NTT memiliki ternak sapi yang banyak bahkan hingga diekspor ke Hongkong.
“Dulu sapi-sapi kita banyak, dan biasanya langsung diekspor ke Hongkong. Tapi sekarang terus menurun, oleh karena itu jika ada orang tanya apakah kita punya sarjana peternakan, jawabannya ada. Kita punya banyak sarjana peternakan namun tidak memiliki ternak,” jelas Viktor yang langsung direspon dengan tawa oleh para hadirin yang hadir pada kesempatan tersebut.
Ia mengaku menggunakan diksi-diksi yang keras agar orang-orang termotivasi untuk bangkit dari kebiasaan-kebiasaan lama dan mulai berkarya demi sebuah keberhasilan pembangunan. Ia menjelaskan tidak mempermasalahkan jika harus dibenci untuk sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
Sekjen Kemendikbudristek Minta LLDIKTI Wilayah XV Sukseskan Merdeka Belajar
Sementara itu, Sekjen Kemendikbudristek meminta agar LLDIKTI Wilayah XV untuk dapat menyukseskan Program Merdeka Belajar di Provinsi NTT agar Perguruan Tinggi di NTT dapat berkembang lebih baik lagi.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Gubernur karena mendukung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ini adalah upaya kita bersama agar memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk belajar. LLDIKTI Wilayah XV harus menyukseskan Program MBKM sehingga Perguruan tinggi di NTT baik Swasta maupun Negeri untuk dapat berkembang,” ucap Suharti.
“Kita juga akan berikan kesempatan dan mendukung para mahasiswa untuk belajar di luar kampus. Bekerja sama dengan Pemda setempat untuk membantu melihat beragam potensi daerah di NTT yang luar biasa ini untuk dikembangkan dan dioptimalkan serta dicari solusi-solusinya,” tambah Sekjen Suharti.
Kepala LLDIKTI Wilayah XV Prof. Adrianus Amheka, ST, M. Eng dalam laporannya menjelaskan bahwa luas tanah LLDIKTI Wilayah XV tersebut sebesar 9.383 m2, sementara luas bangunan 1.260 m2 dan merupakan hibah dari pemerintah Provinsi NTT.
“Biaya pembangunannya itu Rp 33,2 miliar dan realisasinya sudah mencapai 85 persen,” jelas Prof. Adrianus.
Ia juga melaporkan bahwa LLDIKTI Wilayah XV telah menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU bersama dengan Kadin, Dunia Perbankan, PLN, Telkom serta Bank NTT sebagai bentuk dukungan dalam pengembangan mutu pendidikan di NTT.
Peresmian gedung kantor LLDIKTI Wilayah XV NTT tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Sekjen Kemendikbudristek Ir. Suharti, MA, Ph. D, dilanjutkan dengan pengguntingan pita oleh Gubernur NTT dan juga Sekjen Kemendikbudristek, setelah itu peninjauan langsung ke dalam gedung kantor.
Hadir dalam acara peresmian tersebut, Sekjen Kemendikbudristek Ir. Suharti, MA, Ph. D, Wakil Gubernur NTT periode 2008-2013 Esthon Foenay, Unsur Forkompimda Prov. NTT, Kepala LLDIKTI Wilayah XV NTT Prof. Dr. Adrianus Amheka, ST, M. Eng, para Kepala LLDIKTI se-Indonesia, para Pimpinan Perguruan Tinggi se-NTT, Dirut Bank NTT Alexander Riwu Kaho, Pimpinan Stakeholder terkait, Pimpinan Perangkat Daerah Prov. NTT, serta para Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.***