Hoaks Tsunami Memakan Korban, Dua Warga Lembata Meninggal Dunia

Gambar Ilustrasi

 

 

Bacaan Lainnya

NUSALONTAR.comLembata – Ribuan warga Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/4/2021) pukul 23.46 WITA, berhamburan keluar rumah akibat isu adanya tsunami.

Warga yang panik itu melarikan diri ke tempat lebih tinggi dan menjaih dari pantai untuk menyelamatkan diri.

Kepanikan warga ini menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Dilansir dari Media Indonesia.com, satu warga bernama Kristina Lelu, warga Kelurahan Lewoleba Tengah, Kecamatan Nubatukan, meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit akibat serangan stroke dan membuatnya terjatuhh saat menyelamatkan diri.

Kristina meninggal di RS Bukit Lewoleba, Sabtu (17/4/2021) pukul 02.00 WITA.

Siprianus Beda Elan, suami Kristina menjelaskan istrinya terjatuh saat berlari berdesak-desakan dengan ribuan warga kota yang melarikan diri karena terpancing isu adanya tsunami.

Ada juga warga yang membawa kendaraan bermotor berupaya menuju tempat lebih tinggi agar terhindar dari tsunami. Keduanya ikut melarikan diri saat banyak warga berhamburan keluar rumah.

“Iya kami lari karena katanya air laut naik. Saat itu mama lari lebih dulu, sedangkan saya karena napas sesak, maka jalan ikut dari belakang. Sampai di belakang kantor lurah, ada genangan air di situ. Mama jatuh di situ,” ujar Siprianus.

Saat diangkat dari tanah, Kristina sempat muntah. Mulut dan giginya terkunci. Ia sempat membuka mata kemudian terpejam.

Sipiranus meminta pertolongan dan membawa ibunya ke rumah sakit namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.

Bahkan Sipiranus sempat melewati tubuh Kristina karena tidak tahu bahwa tubuh perempuan yang ia lewati adalah istrinya.

Sipiranus mengungkapkan sejak Lembata dihantam bencana banjir bandang dan erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kristina selalu mengingatkan suami dan anak-anaknya agar waspada dan siaga karena bencana bisa datang tanpa diprediksi.

Warga lainnya yang juga meninggal akibat isu adanya tsunami adalah Lisa Deram Akamaking, 82 pengungsi banjir bandang ikut berlari menyelamatkan diri dari tsunami.

Lisa adalah warga Desa Lamagute. Lansia ini ditabrak orang-orang yang berlarian menyelamatkan diri di depan Tornado komputer. Ia sempat dilarikan ke RSUD Leweba, dan dirawat beberap jam, namun meninggal Sabtu (17/4/2021) pagi pukul 06.00.

Sedangkan Ayuwindra, 22 tahun, pengungsi asal Desa Waimatan yang sedang hamil sempat jatuh karena terserempet kendaraan saat ia melarikan diri karena adanya isu terjadinya tsunami.

Hingga saat ini belum diketahui sumber yang menyebarkan isu adanya tsunami. (JR/Sumber: Media Indonesia.com)

Pos terkait