KUPANG, nusalontar.com | Tantangan dalam sebuah kontestasi politik tidaklah mudah. Salah satunya adalah menghadapi orang-orang yang tidak suka, membenci, bahkan suka menebarkan fitnah terhadap niat tulus kita.
Demikian diungkapkan calon gubernur nomor urut 3, Simon Petrus Kamlasi, Selasa 19 November 2024 kepada awak media dalam bincang-bincang santai dengannya.
Ketika ditanya apa rumus untuk menghadapi orang yang tidak suka, bahkan membenci perjuangannya, sosok yang akrab disapa SPK itu itu menjawab singkat, “Hadapi dengan senyuman saja”.
Menurut purnawirawan Jenderal TNI Bintang Satu itu, kesabaran adalah kunci dalam sebuah kontestasi.
“Kontestasi sekelas pemilihan gubernur memang sangat berat. Butuh kekuatan mental dan kemampuan untuk bertahan dalam segala situasi dan kondisi. Di situlah kemampuan kita sebagai pemimpin teruji,” terang pria yang kerap dijuluki Jenderal Air itu.
Selain itu, tambah SPK, kemurnian motivasi dan ketulusan niat untuk mengabdi dan melayani menjadi modal penting untuk menghadapi segala tantangan yang dihadapi.
“Saya datang dengan niat untuk mengabdi dan melayani saudara-saudara saya di sini. Karena itu, apapun tantangannya, saya akan hadapi. Termasuk menghadapi kebencian dan fitnah sekalipun,” tegasnya.
Calon gubernur yang berpasangan dengan Adrianus Garu itu meyakini bahwa perjuangan Paket SIAGA berada di jalan yang benar. Karenanya, Ia dan Ande Garu tak gentar menghadapi semua cemoohan dari orang-orang yang membenci mereka.
“Semakin kita dihina, diejek segala macam, itu tandanya kemenangan telah datang. Kita tanggapi hal-hal buruk itu dengan kekuatan senyuman,” ucapnya.
Kenapa Air?
Ia kembali menegaskan bahwa Paket SIAGA memiliki cita-cita yang tulus untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat NTT.
“Karena itulah permasalahan air bersih selalu kita gaungkan. Air adalah kunci kehidupan. NTT sangat membutuhkan air. Kalau tidak butuh air, tidak mungkin Jokowi membangun sedemikian banyak bendungan besar yang menghabiskan begitu banyak uang negara,” bebernya.
Dengan menggaungkan penyelesaian persoalan air, lanjut SPK, bukan berarti persoalan lain diabaikan.
“Tidak seperti itu. Tentu saja saya sangat memahami aneka persoalan yang ada di NTT, mulai dari kemiskinan ekstrim, stunting, pengangguran, mutu pendidikan yang masih rendah, TPPO, dan lain sebagainya. Kita punya banyak masalah yang harus diselesaikan, namun penyelesaian persoalan air kami jadikan prioritas, karena dengan dengan itu kita bisa menyelesaikan aneka persoalan lainnya,” urai SPK.
Ia mengemukakan, ketika persoalan air bisa dibereskan, maka produktifitas petani sudah pasti akan meningkat.
“Kalau masalah air ini beres, maka sekian banyak lahan tidur akan bisa kita olah. Dampaknya adalah kita butuh banyak tenaga kerja. Maka pengangguran akan berkurang. Selain itu, produktifitas petani sudah pasti meningkat, kita bisa bangun juga industri olahan, pasar juga sudah pasti akan menggeliat,” jelasnya.
Jika produktifitas petani meningkat, lanjutnya, maka hal itu akan menimbulkan efek domino terhadap peternakan, seperti ketersediaan pakan.
“Sehingga ketika semuanya menggeliat, persoalan gizi, persoalan pengangguran, pendapatan per kapita dan lain-lain sudah pasti akan ikut menggeliat. Itulah kenapa air ini menjadi kunci,” tegas SPK.
SPK mengakui bahwa memang tidak mudah meyakinkan orang-orang yang sulit memahami visi Paket SIAGA untuk membangun NTT. Namun, dengan keyakinan dan keteguhan hati, ia bersama Andre Garu percaya bahwa NTT akan maju dan sejahtera jika masyarakat memilih mereka pada tanggal 27 November 2024 nanti.
“Kami yakin karena niat kami tulus dan kami memiliki keteguhan hati. Ketika air mengalir deras di rumah-rumah penduduk, di sawah, di kandang para peternak, maka tak ada lagi air mata di wajah saudara-saudara kita yang kini masih hidup dalam kemiskinan. Yang ada hanyalah senyum bahagia menyaksikan anak-anak mereka belajar untuk meraih impian,” tandasnya.**