NUSALONTAR.com – Lembata – Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lembata telah merancang dan melaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan mengedepankan konsep pendekatan pelayanan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, drh. Mathias A. K. Beyeng, kepada NUSALONTAR, Jumat (19/03/2021), menyampaikan bahwa semua program dan kegiatan itu merupakan pengejawantahan dari strategi “Good Pagi” cetusan Bupati dan Wakil Bupati Lembata saat ini sebagai salah satu inovasi daerah.
Ide pokok dari “Good Pagi” ini, kata dokter Manto, demikian sapaan akrabnya, adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian, tenaga kesehatan tidak hanya menunggu masyarakat datang untuk berobat di Puskesmas dan Rumah Sakit tetapi sebaliknya lebih proaktif mendatangi masyarakat. Tenaga kesehatan (Nakes) berkewajiban menyapa, menanyakan, dan memeriksa dan memberikan jalan keluar atas masalah kesehatan masyarakat secara langsung di masyarakat.
Hal itu, lanjut dokter Manto, sejalan dengan rencana pemerintah yang termaktub dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lembata dan juga mendukung tercapainya indikator program nasional yakni Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Dokter Manto juga menjelaskan bahwa salah satu implementasi strategi “Good Pagi” adalah adanya visitasi atau kunjungan berupa Puskesmas Keliling dengan mendatangi pasar-pasar untuk mensosialisasikan cara hidup sehat, sekaligus memeriksa kondisi kesehatan masyarakat dan memberikan layanan pengobatan.
Diberitakan sebelumnya, Nakes dari Puskesmas Waipukang pada hari ini mengadakan sosialisasi cara hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan di pasar Lewotolok, Kecamatan Ile Ape. Selain itu, kegiatan yang sama juga telah dilaksanakan sebelumnya di wilayah Puskesmas Waiknuit dan Puskesmas Wairiang, serta beberapa puskesmas yang lain.
Lebih lanjut, dokter hewan berperangai halus dan sopan itu menegaskan bahwa kegiatan ini harus terus dievaluasi untuk menemukan format terbaiknya. “Ini gebrakan pertama kita. Setelah ini kita akan evaluasi supaya bisa mendapat format yang tepat. Ke depan kita akan hadirkan dokter dan perawat yang lebih lengkap, bukan hanya di pasar-pasar, tetapi juga di desa-desa yang terpencil,” tegasnya.
Dokter Manto mengakui bahwa para Nakes juga tidak bisa meninggalkan Puskesmas begitu saja, sehingga akan dipikirkan untuk membentuk tim khusus untuk melayani desa-desa terpencil, termasuk menghadirkan dokter dalam tim itu.
“Nanti kami akan panggil tim dari Puskesmas untuk evaluasi kegiatan yang telah berjalan, supaya kita bisa atur format yang lebih bagus. Harapannya adalah agar masyarakat tidak kecewa dan kami juga bisa beri sosialisasi dan pemeriksaan yang lebih lengkap,” tutupnya. (JR)