KUPANG, nusalontar.com | Sebuah video berdurasi 49 detik yang diposting di akun TikTok @sahabat.dan.taimenas, viral di media sosial.
Dalam video tersebut, tampak Ketua DPRD Kabupaten Kupang Daniel Taimenas memberikan amplop kepada seorang ibu pada sebuah pertemuan terbatas.
“Ini berkat dari pak Melki Laka Lena, ada kirim berkat buat ibu-ibu di sini, kalau ada perkembangan karmana lapor sama beta, beta hanya datang itu sa, itu titipan berkat dari pak Melki Laka Lena,” kata Dan Taimenas di dalam video tersebut.
Media kemudian mencoba menelusuri kebenaran video tersebut 0dengan mewawancarai masyarakat yang hadir dalam pertemuan bersama Daniel Taimenas di Battuna, Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang yang diketahui terjadi pada Kamis (10/10/2024).
Foni Kause, warga setempat yang rumahnya dipakai untuk melakukan pertemuan bersama Daniel Taimemas mengaku merasa ditipu, karena awalnya dia diberitahu Lely Amtiran untuk pertemuan kaum perempuan sekaligus membicarakan rencana kegiatan lomba paduan suara yang akan di gelar di Gereja Sesawi Batuna.
“Ibu Lely tidak pernah kasi tahu kalau ada orang lain datang selain kaum ibu. Saya siap rumah untuk pertemuan kaum ibu,” ungkap Foni Kause, Senin (14/10/2024).
Saat pertemuan berlangsung, kata Voni, ada sebuah mobil berwarna hitam mendatangi rumahnya. Dirinya mengaku tidak mengetahui siapa yang datang menggunakan mobil tersebut.
“Setelah mobil hitam datang ternyata itu Bapak Daniel Taimenas, dan selanjutnya saya tidak tahu karena saya sibuk di dapur,” kata Foni.
Setelah Daniel Taimenas pergi, jelas Foni, dirinya kembali duduk bersama Ibu-ibu yang lain. Saat itu juga, Lely Amtiran meminta Ibu-ibu yang hadir untuk membentuk kelompok tenun. Sementara tidak ada lagi pembahasan soal kegiatan gereja.
“Ibu Lely sampaikan kalau pak Daniel Taimenas titip uang untuk ibu-ibu sebesar Rp1,5 juta,” jelas Foni.
Setelah dirinya melihat video di media sosial viral, Foni mengaku ketakutan.
“Saya merasa ditipu, karena informasi yang saya dapat sejak awal lain tapi pelaksanaannya lain jadi saya takut,” ungkap Foni.
Tokoh jemaat Gereja Batuna, Kornelis Nenohara yang mendengar persoalan ini menduga ada pihak yang menggunakan urusan lembaga keagamaan untuk kepentingan politik.
“Ini kan seperti kita ketahui bahwa tidak boleh lakukan hal-hal seperti ini apalagi pada masa kampanye dan nanti masyarakat atau jemaat kita bisa diproses macam-macam,” tegasnya.
Dia berharap kasus ini harus diproses agar memastikan ke masyarakat dan jemaat bahwa hal-hal seperti ini masuk dalam hal penipuan, karena mengundang agenda gereja tetapi dalam pertemuan tidak membahas agenda yang sesungguhnya.
“Ini membuat jemaat kita resah dan bisa berakibat buruk bagi jemaat kita di sini,” ketusnya.
Senada, Obed Siki, warga yang ikut dalam pertemuan tersebut berharap agar masalah ini harus diselesaikan sesuai aturan yang berlaku, karena warga tidak tahu apa-apa tetapi ikut terseret.
“Kami datang itu untuk rapat persiapan lomba panduan suara gereja, tapi pelaksanaanya malah lain, ada penyerahan uang dari pak Daniel Taimenas yang katanya titipan dari Melki Laka Lena, kami tidak kenal Melki yang mana,” ungkapnya.
Ketua Panwascam Amarasi Barat Fonel Teuf mengatakan pihaknya akan memproses kasus tersebut apabila ada laporan. Apabila pihaknya sudah mendapat laporan, maka akan diteruskan ke Bawaslu selanjutnya menunggu perintah lanjutan untuk mengumpulkan data.
“Kami sifatnya menunggu laporan,” tandas Fonel Teuf.
Sementara itu, Daniel Taimenas hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi. Meski demikian, dalam pemberitaan sebuah media online menyebutkan bahwa Daniel Taimenas membenarkan pemberian uang tersebut, namun berasal dari kantong pribadi.**