LEMBATA – Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Melchias Markus Mekeng, melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kabupaten Lembata. Kunker Anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar Dapil NTT I (wilayah Flores, Lembata, dan Alor) tersebut tepatnya terjadi di Pantai Pariwisata, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, pada Jumat (12/11/2021).
Dalam Kunker yang dihadiri segenap pimpinan Partai Golkar Lembata dan pimpinan instansi se-Kecamatan Lebatukan itu, Melchias Markus Mekeng mensosialisasikan kepada masyarakat di 17 (tujuh belas) desa yang sempat hadir, tentang tiga topik penting yang menjadi wacana di tingkat nasional, dan menjadi hal yang sangat urgen bagi masyarakat, yakni, bahaya varian baru Covid-19, waspada pinjaman online, dan bahaya radikalisme dan intoleransi.
Bahaya Varian Baru Covid-19
Permasalahan Pandemi Covid-19 belum terselesaikan dan negara Indonesia sampai dengan saat ini masih terus berusaha untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19, terutama varian baru yang lebih berbahaya dari varian Delta atau disebut Delta Plus.
“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian. Covid ini belum selesai. Covid itu masih ada di negara kita, di sekitar kita. Sekarang sudah muncul Covid yang variannya lebih ganas lagi yakni varian Delta AY.4.2,” ungkap Mekeng.
Mekeng menjelaskan, varian Delta AY.4.2 sudah menyerang Singapura dan Malaysia. Agar varian baru Covid-19 ini tidak menyerang Indonesia, Mekeng meminta agar masyarakat Indonesia, khususnya di Lembata, untuk menaati aturan atau protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan Ade-Ade sekalian tetap waspada terhadap Covid. Kalau ke pasar pakai masker, kalau ke kantor pakai masker, kalau ke pesta pakai masker. Kalau ke gereja atau masjid pakai masker. Pokoknya kalau pergi ke tempat yang ada kerumunan harus taat prokes. Jangan anggap remeh dengan Covid karena itu berbahaya bagi keluarga kita”, harapnya.
Selain membicarakan masalah kesehatan, anggota DPR RI 5 periode itu juga membicarakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.
“Pada bulan Maret tahun 2020 negara kita kehilangan penerimaan negara sekitar 1.097 triliun. Hal ini terjadi karena warung-warung ditutup, restoran-restoran ditutup, hotel-hotel ditutup, perusahaan-perusahaan tutup. Kalau semuanya ditutup maka orang tidak kerja. Kalau orang tidak kerja berarti tidak ada pendapatan. Kalau orang tidak ada pendapatan, maka tidak dilakukan pembelanjaan. Jadi, kalau mau keluar dari masalah Covid dan masalah perekonomian maka masyarakat harus taat menjalani Protokol kesehatan, karena semuanya tentu punya maksud dan tujuan yang baik,” tegasnya.
Waspadai Pinjaman Online
Hal lain yang diingatkan Mekeng adalah tentang pinjaman online (Pinjol). Kata Mekeng, ada pinjaman online yang legal, dan ada pula Pinjol yang ilegal.
Ia mengatakan, ada Pinjol ilegal yang hanya bermodalkan nomor Handphone (Hp) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) tetapi menetapkan suku bunga yang sangat tinggi, fee besar, denda tidak terbatas, serta data-data pribadi yang disadap dari nomor Hp dan KTP yang berakibat pada aksi teror atau intimidasi terhadap pelaku Pinjol ilegal.
“Pada saat Bapak-bapak, Ibu-ibu kasih nomor handphone yang mungkin saat ini tidak aktif, tetapi semua data-data Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian sudah mereka ambil. Orang-orang yang pernah dihubungi itu pun terekam. Bahayanya lagi kalau Bapak-bapak dan Ibu-ibu tidak bisa menjamin atau mengembalikan semua utang yang dipinjam, maka mereka akan mengumumkan ke semua relasi-relasi, keluarga-keluarga bahwa utang tidak dilunasi,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa akibat dari pinjaman online ilegal bisa membuat nama dan martabat akan dicemari, disebarkan ke mana-mana.
“Apakah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian mau nama kalian rusak hanya karena berutang uang Rp1 juta? Di Gereja, di Mesjid, di Rumah sakit, bahkan di sekolah, nama kalian rusak, bahkan nama anak kalian juga disebarkan dan dilecehkan karena kalian orang tua punya banyak utang?,” tanya Mekeng.
Pertanyaan Mekeng itu langsung disambar peserta Kunker dari berbagai desa di Kecamatan Lebatukan dengan jawaban: “Tidak mau Pak!”.
Mekeng pun menghimbau agar masyarakat mewaspadai penawaran pinjaman melalui SMS/WhatsApp.
“Jadi, Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian, pinjaman online itu boleh, tapi pinjaman online yang resmi”, terang Anggota DPR RI Dapil I NTT yang juga telah melakukan Kunker di wilayah Flores dan Adonara selama seminggu itu.
Pada kesempatan itu Melchias Mekeng juga menghimbau agar semua peserta yang hadir (masyarakat, red), jika ingin melakukan pinjaman online, harus pada lembaga yang resmi atau legal, yang terdaftar dan berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada website resmi OJK.
Untuk mengetahui legal atau tidaknya Pinjol, masyarakat bisa mengakses website OJK, yakni: www.ojk.go.id atau klik tautan bit.ly/daftarfintechlendingOJK. Atau, hubungi Kontak OJK 157 melalui WhatsApp 081-157-157-157, telepon 157, atau email konsumen@ojk.go.id.
Bahaya Radikalisme dan Intoleransi
Terkait isu radikalisme dan Intoleransi, Mekeng menegaskan, aliran tersebut bertentangan dengan ideologi Pancasila dan merusak tatanan hidup toleransi yang dibangun para pendahulu bangsa Indonesia.
Dikatakannya, ada kelompok orang di negeri ini yang masih terus berusaha menggantikan ideologi Pancasila dengan paham radikalisme.
“Penganut paham radikal dan intoleran sudah ada dalam negara kita bahkan di dalam rumah kita masing-masing. Mereka ingin menghancurkan falsafah negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Kita sebagai warga Negara wajib menjaga Persatuan dan kesatuan di negara kita,” tegas Mekeng.
Mekeng juga menegaskan bahwa bangsa ini perlu pemimpin negara yang berkarakter seperti Presiden Jokowi yang berani membubarkan organisasi-organisasi yang meresahkan dan bertentangan dengan Pancasila dan UUD seperti HTI, FPI.
Kepada peserta yang hadir di Pantai Ekowisata, desa Hadakewa, Mekeng juga mengajak agar dalam pemilihan presiden mendatang, masyarakat perlu melihat pribadi calon pemimpin bangsa ini harus berani dan berkarakter seperti Jokowi.
“Masyarakat harus jeli memilih presiden, minimum berkarakter, berperilaku seperti Pak Jokowi, yakni pemberani, sederhana dan tegas,” sebutnya.
Usai sosialiasi dan berdiskusi, Mekeng membagikan paket sembako secara simbolis kepada 5 orang warga desa di Kecamatan Lebatukan dari 125 sembako yang disiapkan.
Pantauan NUSALONTAR.COM, turut hadir dalam kegiatan itu, Bupati Lembata, Wakil Sekjen Partai Golkar, Plt. DPD Golkar Lembata, Ketua dan Anggota DPRD Lembata dari Fraksi Golkar, Camat Lebatukan, para Kepala Desa, Pastor Paroki St. Laurentius Hadakewa, dan utusan peserta dari masing-masing desa se-Kecamatan Lebatukan.
(Dedi Lengari)