NUSALONTAR.com – TTS – Setelah melakukan kunjungan kerja (Kunker) lima hari dari tanggal 22 Maret pada 5 Kabupaten di daratan Timor yakni Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Belu dan Malaka, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) bersama rombongan menginap di Besipae, Desa Pubabu, Kecamatan Amanuban Selatan,Timor Tengah Selatan, pada Jumat malam (26/03/2021). Selanjutnya pada Sabtu (27/03/2021), Gubernur VBL melantik 4 penjabat Bupati di kawasan Besipae.
Keempat penjabat Bupati yang dilantik berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 132.53-651Tahun 2021 tentang Pengangkatan Penjabat Bupati di Kabupaten pada Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Zacharias Moruk untuk Kabupaten Belu, Viktorius Manek di Malaka, Kosmas D. Lana di Sumba Barat dan Doris Alexander Rihi untuk Sabu Raijua.
Dalam sambutan dan arahannya, Gubernur menegaskan sengaja memilih Besipae sebagai tempat pelantikan agar masyarakat bisa melihat keadaan Besipae yang semakin berubah dan menjadi salah satu calon pusat pertumbuhan ekonomi di NTT.
“Tempat ini sangat indah dan asri. Tugas saudara sebagai penjabat bupati adalah menyatukan para kubu yang masih terpilah karena perbedaan pilihan politik. Harus diatur dengan baik supaya suasana psikologis baik dalam lingkungan penyelenggara negara (ASN) maupun masyarakat dapat kembali kondusif. Sehingga Bupati yang dilantik tidak lama bekerja untuk hal seperti ini, tapi dia bisa lanjut untuk lakukan tugas-tugas konstitusional yang diamanatkan kepadanya,” jelas Gubernur Viktor dalam kesempatan tersebut.
Gubernur meminta agar para Penjabat Bupati mampu memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat meskipun waktunya tidak terlalu lama. Tunjukan bahwa anda tidak salah dipilih oleh Gubernur.
“Tugas bapak-bapak mungkin maksimal hanya satu bulan. Kemungkinan besar bupati definitif akan dilantik pada 26 April. Kira-kira seperti itu. Mungkin yang agak lama menurut hitungan saya yakni Sabu Raijua sambil menunggu keputusan pemerintah Pusat,” kata Gubernur Viktor.
Lebih lanjut mantan ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu mengharapkan agar dalam waktu yang singkat tersebut, para penjabat bekerja dengan benar dan penuh tanggung jawab. Sehingga bupati definif mampu laksanakan tugas dengan baik karena sudah dipersiapkan dengan benar oleh penjabat. Mereka tidak mulai (bekerja) dari nol, tapi langsung lakukan percepatan pembangunan.
“Percepatan-percapatan sangat kita butuhkan dalam membangun NTT. Bupati-bupati yang hebat kita butuhkan untuk bawa Provinsi ini jalan lebih cepat. Presiden telah tetapkan agar tahun 2024 stunting secara nasional harus turun jadi 14 persen. Saat kami memimpin, stunting NTT capai 42 persen, hari ini telah turun jadi 23 persen. Tapi ini tetap memalukan. Kita harus kerja keras kasih turun jadi satu digit. Karenanya perlu pengendalian dan desain kependudukan terutama dari kelompok masyarakat miskin. Cek para penerima PKH agar anak cukup dua. Nah untuk kerja-kerja besar ini kita butuh Bupati-Bupati yang hebat,” jelas Gubernur Laiskodat.
Di akhir arahannya, Gubernur Laiskodat berpesan kepada para penjabat bupati agar menjalankan Pemerintahan dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada masayarakat.
“Perhatikan juga pengendalian covid-19. Harus diikuti dengan penganggaran yang benar serta pemantauan dan pengendalian sampai tahap mikro khususnya sampai tingkat RT. NTT termasuk salah satu Provinsi yang diminta Presiden untuk perhatikan penerapan protokol kesehatan pada tingkat mikro,” pungkas Gubernur VBL.
Setelah pelantikan Penjabat Bupati dilanjutkan dengan pelantikan Penjabat Ketua PKK/Dekranasda pada empat kabupaten tersebut oleh Wakil Ketua Tim PKK/Dekranasda NTT, Maria Fransisca Djogo.
Setelah acara pelantikan Gubernur VBL melanjutkan kunjungan kerja ke beberapa wilayah di Kabupaten Kupang.
Tampak hadir pada upacara pelantikan yang dilaksanakan dalam protokol kesehatan yang ketat tersebut yakni Wagub NTT, Josef A. Nae Soi, Wakil Ketua DPRD NTT, Christian Mboeik, Unsur Forkopimda Provinsi NTT, Sekda NTT, Benediktus Polo Maing, pimpinan OPD lingkup Pemprov NTT, perwakillan pimpinan DPRD dari 4 Kabupaten, rohaniwan pendamping, insan pers, dan undangan lainnya. (SP/JR)