Luka Hati Korban Seroja di Ujung Pemerintahan Jeriko

Beberapa Warga korban Badai Seroja dari Kelurahan Oebufu yang namanya tiba-tiba hilang pada saat penyerahan kunci, menunjukkan denah rumah mereka (NL)

KOTA KUPANG – Wajah Yeni Goreti Naif, warga korban Badai Seroja, di RT 12, Kelurahan Oebufu, Kota Kupang tampak sedih. Pun beberapa penghuni Posko II yang lain. Jelas sekali terpancar rasa kecewa dan kesal dari gestur dan tatapan mereka saat wartawan NUSALONTAR.COM menemui mereka di lokasi yang menjadi Posko darurat yang mereka tempati selama ini, Sabtu (6/8/2022).

Sudah setahun lebih Yeni dan lima keluarga yang lain menghuni bangunan ala kadarnya di Posko II yang disiapkan untuk mereka sambil menanti bantuan dari pemerintah. Namun, di ujung penantian itu, Yeni dan para korban Badai Seroja lainnya (Nikanor Missa, Max Benyamin Tikan, dan Elisa Kornelius Raknafa) terpaksa menanggung rasa kecewa karena kunci rumah yang dijanjikan tiba-tiba saja raib entah ke mana. Padahal beberapa menit sebelumnya mereka baru saja diminta untuk mengecek kondisi rumah yang akan ditempati hasil bantuan pemerintah itu. Pada saat penyerahan kunci rumah, nama mereka sudah tidak ada.

Bacaan Lainnya

Sambil menggendong anaknya yang masih bayi, Yeni pun menunjukkan surat undangan yang ditandatangani Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman Penduduk (Kadis PRKP), Ir. C.I. Benny Sain, yang ditujukan untuk dirinya. Isi surat tersebut adalah mengundang Yeni untuk menghadiri pengundian nomor Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang akan ia tempati bersama keluarga kecilnya.

Yeni mengungkapkan bahwa dirinya benar-benar bingung kenapa dia bersama tujuh keluarga yang lain (dari Kelurahan Oebufu) yang sudah diundang, bahkan sudah diminta untuk mengecek kondisi rumah itu tiba-tiba dihilangkan namanya saat kunci rumah bantuan pemerintah itu diberikan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh, Nikanor Misa. Nikanor tampak sangat kesal dengan keputusan yang dirasanya sangat aneh itu.

“Kok bisa, kami sudah diundang, bahkan sudah sempat diminta untuk mengecek rumah yang akan kami tempati sesuai dengan denah yang diberikan tapi tiba-tiba waktu penyerahan kunci, nama kami sudah tidak ada. Ini kan aneh sekali,” ujarnya.

Lurah Oebufu, Zet Batmalo, SH., MH

Sementara itu, Lurah Oebufu, Zet Batmalo, S.H., M.H., ketika ditemui menjelaskan bahwa sebetulnya dari pihak kelurahan mengusulkan 164 rumah untuk mendapat bantuan. Usulan itupun tidak dilakukan sendirian karena tim dari dinas terkait juga turun bersama-sama dengan tim dari kelurahan saat menginput data. Namun setelah divalidasi, hanya 137 yang lolos. Dari 137 itu pun, sambung Zet Batmalo, karena alasan keterbatasan kuota, yang terakomodir hanya 117.

Ironisnya, dari 117 yang diakomodir itu, pada saat penyerahan kunci delapan (8) kepala keluarga (KK) tiba-tiba saja namanya hilang tanpa alasan yang jelas. Ketika ditanya, apa alasan nama delapan orang kepala keluarga (KK) yang sudah tercatat itu tiba-tiba dihapus kembali, Zet sendiri mengaku bingung. Oleh karena itu rencananya pada hari Senin (8/8/2022) Lurah Oebufu itu akan mempertanyakan hal itu dalam rapat dengan pihak terkait.

“Ini adalah persoalan kemanusiaan, jadi harus diurus dengan hati. Saya akan memperjuangkan hak-hak mereka yang terdampak Seroja ini,” ucap Zet.

Zet Batmalo memang harus berjuang keras agar warganya yang menempati Posko II bisa segera mendapatkan hunian karena pemilik rumah dan lahan yang dijadikan Posko kabarnya akan kembali memanfaatkan tempat itu.

Posko II korban Badai Seroja

Untuk diketahui, secara seremonial penyerahan kunci rumah Bantuan Hunian Tetap Rumah Instan Sehat Sejahtera (Huntap Risha) telah dilakukan oleh Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara II, Yublina Dila Bunga, dan Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore. Lokasi Huntap Risha tersebut berada di Kelurahan Manulai II. (JR)

Pos terkait