Perspektif – Nusalontar.com
Dinamika politik di kabupaten Ende semakin menggeliat. Beberapa minggu terakhir pemberitaan di media masa maupun diskusi – diskusi di media sosial semakin memanas.
Enam dari tujuh partai politik koalisi pengusung MJ Jilid II, akhirnya menentukan nama Erikos Emanuel Rede untuk diusulkan ke DPRD guna dipilih sebagai wakil bupati Ende.
Sementara itu, Partai Golkar masih bertahan dengan dua nama: Herman Yosef Wadhi dan Dominikus Mere.
Ketua DPD Golkar Ende, Hery Wadhi, mengatakan bahwa Partai Golkar punya sikap jelas, dua nama yang telah dikeluarkan oleh DPP Partai Golkar tidak mungkin dibatalkan kembali, atau dihilangkan salah satunya. Walaupun sikap partai koalisi paket MJ meminta agar Partai Golkar mengusung satu nama (Diponcyber, 19/2/2021).
Pernyataan Hery Wadhi itu agak bertentangan dengan keterangan yang diberikan kepada NUSALONTAR.com. Kepada NUSALONTAR, Hery Wadhi pernah menyatakan bahwa Golkar masih menanti satu nama dari partai koalisi yang lain (Nusalontar, 28/01/2021). Kini setelah nama itu ada, Hery malah menyatakan bahwa Golkar konsisten dengan dua nama.
Tentang itu, Kadir Mosa Basa, ketua DPD Partai Kebangkitan Bangsa Ende sempat mengirim sinyal ‘ancaman’, “Jika sampai waktunya Partai Golkar tidak menentukan sikap, tentu enam partai politik akan menentukan sikapnya. Kami akan menentukan salah satu di antara dua calon tersebut sehingga proses pencalonan dan pemilihan bisa dilaksanakan (KoranNTT, 17/2).”
Makna pernyataan Kadir itu jelas, enam Partai koalisi selain Golkar bisa mencopot paksa satu dari dua nama yang diusulkan Golkar untuk diusulkan bersama Erik Rede. Makna lain dari pernyataan itu adalah bahwa keenam partai koalisi itu sudah sangat solid mendukung Erik Rede. Dan muara dari pemaknaan ini adalah, Erik Rede punya kans yang sangat lebar untuk menduduki kursi Ende 02.
Menyimak keseluruhan proses politik selama beberapa bulan ini, dapat disimpulkan bahwa Golkar sebetulnya sudah blunder sejak awal. Keputusan untuk memberi SK pada dua nama dari Golkar harusnya dibarengi dengan komunikasi yang intens dan terukur dengan partai koalisi yang lain, termasuk juga dengan partai – partai di luar koalisi. Tapi Golkar tidak melakukan itu. Hal itu dibuktikan dengan berpalingnya lima partai koalisi kepada Erik Rede.
Namun Golkar bukanlah partai kemarin sore. Segala langkah dan strategi politik yang diambil tentu sudah memperhitungkan segala aspeknya. Terutama menghitung kans untuk kembali meraih empat kursi pada pemilu mendatang. Golkar tentu tak ingin kursinya menyusut lagi di masa depan.
Kini bola panas itu ada di partai Golkar. Jika cerdas, maka Golkar harus segera mencopot satu nama untuk bertarung secara elegan di DPRD. Jika Golkar terus mengulur waktu, maka masyarakatlah yang akan menjadi hakim bagi mereka pada pemilu yang akan datang.
Sebagai partai besar yang syarat akan pengalaman, Golkar harusnya lebih paham apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Jika bersikap kekanak – kanakkan, Golkar tak lebih seperti partai gurem yang masih mencari popularitas dan jati diri, tapi lupa pada kepentingan yang lebih besar, kepentingan rakyat banyak.
Bicara konteks demokrasi penentuan kandidat calon wakil bupati Ende, itu berarti kita bicara soal prosedur politik, dan terutama langkah – langkah konstitusionalnya. Dalam konteks ini, Erik Rede boleh dibilang sukses melakukan komunikasi politik. Erik sudah menjalankan prosedur dan langkah – langkah yang diambil pun konstitusional. Sebagai politisi, Erik sanggup memecahkan kebuntuan politik terkait pengusulan nama dengan komunikasi dan lobi – lobi politik yang mumpuni. Golkar pun harusnya legowo mengakui itu.
Lebih dari hal – hal prosedural itu, penting sekali menyadari bahwa saat ini Ende butuh memiliki wakil bupati untuk membantu kerja – kerja bupati, kerja – kerja pemerintahan. Ende membutuhkan orang yang bisa bekerja sama dengan bupati untuk bersama – sama mengurus rakyat banyak dengan aneka persoalan yang ada.
Enam partai politik telah mengusulkan nama Erik Rede. Golkar juga punya dua nama yang tak kalah mentereng untuk diusulkan. Siapapun salah satu yang diusulkan oleh Golkar tentulah putra terbaik Ende, dan pesaing yang bagus untuk Erik.
Akankah Golkar bersikap dewasa? Rakyat akan setia menanti jawaban!**
NusaLontar