OPINI – Menyambut Hari Parsaudaraan Manusia Internasional Perdana

Paus Fransiskus disambut Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Syeikh Mohammed bin Zayed dan imam Al Alzhar Kairo, Syeikh Ahmed al-Tayeb saat tiba di Bandara Internasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, Minggu (3/2/2019). Paus Fransiskus mencetak sejarah sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma pertama yang menginjakkan kakinya di daratan Arab. (Foto: Wartakotalive.com)

Oleh: Jondry Siki*

Tanggal 22 Desember 2020 yang lalu Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengundang seluruh negara anggota PBB dan juga beberapa negara bukan anggota tetap PBB untuk mengikuti jejak Paus Fransiskus saat berkunjung ke Uni Emirat Arab bersama dengan Imam Agung Al Azhar Syeikh Ahmed Al Tayeb. Sidang umum PBB digelar di Markas Umum PBB dengan memutuskan bahwa tanggal 4 Feberuari 2021 ditetapkan menjadi Hari Persaudaraan Manusia Internasional Perdana. Penetapan tanggal 4 Feberuari merujuk pada tanggal ditandatanganinya Dokumen Kemanusian antara Paus Fransiskus dan Imam Agung Al Azhar Syeikh Ahmed Al Tayeb di Abu Dhabi

Bacaan Lainnya

Pada moment ulang tahun kedua dokumen ini Majelis Umum PBB mencoba mengundang perhatian dunia internasional untuk sejenak berfikir tentang pentingnya Perasudaraan Sejagat. Dokumen bersejarah yang telah ditandatangani dua tahun lalu merupakan satu cakrawala baru dalam membangun perdamaian dunia yang belum rampung dibangun hingga kini. PBB mencoba menelusuri peristiwa yang terjadi pada 4 Februari 2019, di mana untuk pertama kalinya dalam sejarah kunjungan resmi Paus untuk memulihkan perdamaian Islam dan Kristen yang telah ternodai oleh Perang Salib dan selama berabad-abad lamanya.Paus Fransiskus mengikuti jejak St. Fransiskus Assisi yang lebih awal menginjakkan kakinya di tanah Arab untuk mengundang dunia Arab membangun persaudaraan yang sejati delapan abad yang silam.

Dokumen Abu Dhabi tersebut menjadi sumber utama bagi Paus Fransiskus dalam menulis Ensiklik terbarunya yakni ‘ Frateli Tutti’ Semua bersaudara. Kurang lebih Ensiklik tersebut mengupas secara utuh dokumen yang ditandatangani pada 4 Februari 2019 lalu di Uni Emirat Arab.

Keputusan PBB mengikuti jejak Paus Fransiskus merupakan keputusan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah persaudaraan yang lama hilang akibat persaingan politik dan perebutan wilayah teritorial terluar serta perang saudara akibat perbedaan pandangan karena masalah beda agama dan politik. Tanggal 4 Februari akan menjadi tanggal bersejarah sebagai Hari Persaudaraan Manusia Internasional.

Persaudaraan Internasional

Tidak ada satu manusia di muka bumi yang ingin hidup dalam konflik yang berkepanjangan. Konflik telah melukai persaudaraan dan menciptakan sekat-sekat yang tidak dapat diseberangi oleh sesama manusia. perbedaan pandangan, ideologi, agama dan politik telah mengantar banyak orang tinggal dalam konflik yang tak berkesudahan. Perebutan Laut Cina Selatan oleh Cina dan beberapa negara Asean menciptakan ketegangan baru yang berujuang pada pesaingan kekuatan militer.

Situasi ini tentu menjadi kecemasan kita bersama bagaimana kita menghindari konflik dari lingkungan di mana kita berada. Kesadaran manusia yang paling hakiki adalah bahwa ia mempunyai akal budi dan hati nurani dalam mengambil sebuah keputusan apakah ingin berdamai atau konflik. Damai adalah cita-cita yang terus disuarakan namun pelaksanaannya sejauh ini masih dalam proses untuk mencapai damai yang masih jauh.

Covid 19: Musuh Kita Bersama

Covid 19 telah berumur satu tahun. Jutaan orang telah terpapar dan ribun orang meninggal dunia. Pandemi ini bukan hanya menciptakan ketakutan global tetapi juga pada saat yang sama menciptakan satu rasa persaudaraan yang sama bahwa semua orang harus bangkit bersama menangkal penyebaran ini.Banyak ilmuan telah berupaya untuk menemukan vaksin dan upaya itu telah terjawab sehingga beberapa negara telah divaksin.

Situasi pandemi saat ini menjadi kesempatan berahmat untuk merajut kembali persaudaraan umat manusia. tidak ada satu manusia pun yang terlahir menjadi musuh bagi manusia yang lain. Pandemi Covid 19 yang telah mewabah hingga seluruh penjuru dunia tidak pernah memandang suku, ras, agama dan budaya. Pandemi ini memberi kita ruang khusus untuk bekerja sama dalam nada persaudaraan agar kita boleh bekerja sama membebaskan dunia ini dari belenggu pandemi.

Frateli Tutti: Semua Bersaudara

Ensiklik Paus Fransiskus diterbitkan pada 4 Oktober 2020 lalu sebagai kepekaan gereja terhadap masalah kemanusiaan yang sedang mendera penduduk global. Dokumen ini kembali menyadarkan umat manusia sebagai satu keluarga besar yang bersaudara dengan satu pencipta yang sama. Istilah Frateli Tutti merupakan sepenggal kata yang sering diucapkan oleh St.

Fransiskus Assisi dalam membangun persaudaraan lintas semesta dan ia telah menjadi Santo Pelindung segala ciptaan.
Spiritualitas St. Fransiskus Assisi kini dihidupkan kembali oleh Paus Fransiskus dan semangat tersebut diikuti oleh Dewan Keamanan PBB dengan menetapkan tanggal 4 Februari sebagai hari Persaudaraan Manusia Internasional. Penetapan ini merupakan angin segar dalam menata dunia yang sedang dalam krisis kemanusiaan akibat konflik bersenjata dan isu SARA yang berkepanjangan dalam hidup bersama. Kita semua adalah saudara. Frateli Tutti ‘Kamu Semua Adalah Saudara’ (Mat.23:8).

Selamat Merayakan Hari Perasaudaraan Manusia Internasional Perdana. **

*Penulis adalah Misionaris Claretian, Alumnus Fakultas Filsafat Unika Widya Mandira, Kupang

Pos terkait