ALOR, nusalontar.com | Masyarakat yang ada di wilayah Pantai Utara (Pantura) Pulau Alor sepakat menyatakan dukungan kepada Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu atau Paket SIAGA pada Pilgub 27 November nanti.
Mereka mengatakan, dari 21 ribu pemilih yang ada di 10 desa di Pantura maka minimal 15 ribu suara akan diberikan untuk Paket SIAGA.
Hal ini disampaikan oleh para tokoh masyarakat dalam acara tatap muka Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi dengan orang tua adat dari 12 suku dan masyarakat dari 10 Desa yakni Desa Oa Mate, Hula, Wahing, Aimoli Barat, Aimoli, Ala’ang, Kokar, Alila, Alila Selatan, dan Alila Induk yang berlangsung di lapangan bola Sayeng, Desa Aimoli, Kecamatan Alor Barat Laut.
Tokoh masyarakat Desa Aimoli, Adolf La’a pada kesempatan tatap muka tersebut mengatakan, Simon Petrus Kamlasi adalah satu-satunya calon gubernur yang sudah sampai di Aimoli. Ini merupakan wujud cinta seorang pemimpin yang rela datang untuk mendengar apa yang menjadi keluhan masyarakat. Dia juga mengatakan, belasan tahun lalu Gubernur NTT, Piet A Tallo pernah sampai di Aimoli untuk melakukan peletakan batu pertama di Gereja Sayeng di Aimoli.
“Ijinkan kami menyapa sebagai Gubernur NTT periode 2024-2029. Bapak Gubernur Piet A Tallo yang datang melakukan peletakan batu pertama di gereja Sayeng dan saya ingat benar yang membantu untuk angkat campuran itu adalah seorang tentara. Piet Tallo dari TTS dan Gubernur kita saat ini juga adalah tentara. Kami seperti kembali ke masa silam. Kami doakan bapa Simon Petrus Kamlasi menjadi pemimpin yang bijaksana untuk kami rakyat NTT. Kami tidak janji muluk, tapi dari 21 ribu pemilih yang ada di Pantura, kami sepakat minimal 15 ribu suara untuk Paket SIAGA,” ujar Adolf La’a.
Hal senada disampaikan oleh Zakeus Duka, tokoh masyarakat dari Desa Oa Mate itu berharap agar Simon Petrus Kamlasi tidak melupakan masyarakat Alor yang ada di wilayah Pantura. Dia berharap agar ruas jalan provinsi yang belum dikerjakan, dapat dituntaskan pada masa Simon Petrus Kamlasi menjadi gubernur NTT.
“Terimakasih bapa Simon telah datang di pantai utara Alor. Saat ini masyarakat ada di gunung karena lagi musim petik cengkeh. Doa dari mereka yang ada di gunung agar bapak jadi gubernur NTT. Mereka ingin sekali bertemu bapak tapi tidak bisa meninggalkan kebun yang sementara panen. Kami harap jalan yang tadi bapak lalui bisa diperhatikan saat bapa sudah jadi gubernur NTT. Kami masyarakat pantai utara siap memenangkan Paket SIAGA,” ujar Zakeus Duka.
Dominggus Maro, tokoh masyarakat dari Desa Ala’ang mengharapkan agar kehadiran SPK di Pantura harus menjadi sejarah yang harus diingat dengan memenangkan dirinya menjadi gubernur NTT.
“Kami bangga karena seorang calon gubernur bisa hadir di tengah kami karena ini kali pertama calon gubernur sampai ke tempat kami. Kami sudah bertekad untuk mendukung Paket SIAGA nanti di Pilgub NTT,” ungkapnya.
Sementara Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK) mengatakan, dia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai tentara hanya untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang sekian lama hidup dalam keterbatasan. Sebagai prajurit dia telah hidup bersama rakyat dan paham benar apa yang menjadi kendala dan harapan masyarakat.
“Saya memilih untuk meninggalkan bintang demi rakyat NTT. Saya ingin nama saya harum seperti nama almarhum Piet A Tallo. Ketika nanti anak cucu saya datang ke Aimoli, mereka akan mendengar bahwa bapak atau kakek mereka telah sampai ke tempat ini untuk berbuat sesuatu yang patut dikenang. Waktu saya habis pendidikan, saya ketemu bapak Piet Tallo. Beliau peluk saya dan katakan kamu adalah pemimpin masa depan. Saya hari ini menemukan jejak Piet Tallo di tempat ini yang begitu harum. Saya telah menanam pohon di tempat dimana Piet Tallo datang bangun gereja dan tanam pohon di sini,” ujar Simon Petrus Kamlasi.
Simon Kamlasi mengatakan, ke depan para petani harus tanam dua kali dalam setahun dan tidak harus menunggu musim hujan datang untuk berkebun. Dia berjanji akan membuat titik air di semua pelosok bagi kepentingan pertanian maupun peternakan. Bicara kesehatan, bicara stunting tapi kalau soal air bersih saja sulit bagaimana mau lepas dari persoalan kesehatan yang telah berakar di NTT ini.
“Saya ini ahli air sehingga saya akan bikin air di mana-mana. Kita harus tanam dua kali setahun dan bapak ibu harus janji saya untuk kuat kerja di kebun. Saya adalah orang yang tidur bangun di kebun dengan rakyat. Saya ini prajurit yang selalu dengan rakyat. Pemimpin harus jadi contoh dan saya janji saya akan ada di kebun-kebun rakyat. Jadi Kepala Dinas harus cekatan. Kita kuasai teknologi pertanian. Kita bikin teknologi hemat air untuk lahan kering dengan irigasi tetes. Saya harus jadi gubernur untuk menolong para petani kita,” ujar SPK.
Simon Petrus Kamlasi secara tegas mengatakan, untuk membawa NTT keluar dari ketertinggalan maka kerja kolaborasi itu sangat perlu dilakukan. Sebagai perwira, dirinya harus memastikan setiap prajurit bekerja dengan benar dan tidak boleh main-main dengan kepentingan rakyat. Dia juga berjanji untuk membuat embung-embung sebanyak mungkin sehingga air hujan yang sedikit tidak langsung lati dan hilang ke laut.
“Pertanian kita urus sama-sama. Pertanian lahan kering yang cepat yang menghasilkan. Kita buat embung yang banyak dan bagaimana air dari embung kita naikkan untuk ternak sehingga kerbau dan sapi bisa bergembira. Kita bangun embung supaya air jangan langsung lari ke laut. Kalau kita mampu menahan air hujan di darat maka kita panen dua kali. Kita akan berkolaborasi. Bupati kita tugaskan bersama dengan kepala desa dan kalau ada yang harus gubernur selesaikan, kita selesaikan. Presiden kita bapak Prabowo adalah Jenderal yang keluar dari sekolah yang sama dengan saya. Sesama tentara sudah punya rasa yang sama mencintai rakyat. Kita akan panen saat puncak musim kemarau, dengan demikian kita akan keluar dari kemiskinan,” pungkas SPK.
Ketua Tim Pemenangan Paket SIAGA, Kristo Blasin mengatakan, tidak banyak orang yang mau meninggalkan zona nyaman untuk bersusah payah dengan rakyat. Apa yang dilakukan oleh seorang Simon Petrus Kamlasi merupakan rasa cinta yang dalam bagi rakyat NTT.
“Pak Simon berani menanggalkan bintang di pundak. Dia merelakan kemegahan demi memberi diri untuk rakyat. Ini putra terbaik dari TTS untuk jadi gubernur. Untuk itu kita bicara tentang siaga di mana-mana. Di kebun di laut di gunung di manapun kita bicara siaga. Jangan lupa setiap minggu mendoakan Paket SIAGA di gereja. Di pantai utara ada 24 ribu suara, kita kasih berapa kepada Paket SIAGA? Tanya Kristo Blasin yang kemudian disambut oleh masyarakat, ‘Kita kasih 15 ribu untuk Paket SIAGA!”
Sebelum melakukan tatap muka, Simon Petrus Kamlasi melakukan penanaman pohon Lengkeng di sekitar Gereja Sayeng Aimoli. Dia pun berpesan agar pohon yang ditanamnya, dipelihara dengan baik. **