ENDE, NUSALONTAR.com – Ketua DPD PSI Ende, Awaludin Sutoro, menghimbau agar partai – partai koalisi yang mengusung paket MJ jilid 2 untuk segera menentukan sikap. “Kita jangan hanya terjebak pada kepentingan elit semata, harus lebih mengedepankan kepentingan rakyat banyak, harus mengedepankan kepentingan yang lebih besar. Janganlah kita bersikap kekanak – kanakan. Malu sama rakyat,”tutur Awal melalui pesan tertulis kepada NUSALONTAR.com Selasa (26/01/2021).
Menurut Awaludin, melihat situasi politik yang ada, masyarakat seolah – olah dipertontonkan pada ketidakmampuan partai politik untuk mengurus apa yang menjadi pekerjaannya. Padahal kepedulian terhadap masyarakat-lah yang harusnya jadi prioritas utama untuk diurus, bukan tarik ulur kepentingan.
Sudah kurang lebih dua tahun wacana pengusulan calon wakil bupati pengganti Djafar Achmad yang telah dilantik menjadi bupati, tapi hingga saat ini wacana itu hanya menjadi wacana berkepanjangan tanpa kita ketahui di mana ujungnya. “Surat dari Bupati sudah tiga kali, kok bisa prosesnya sealot ini, ada apa?,” tanya Awaludin.
Jika seluruh beban diserahkan ke Pak Djafar untuk mengurus kabupaten yang besar ini, kata Awaludin, tentu Pak Djafar akan kewalahan. “Di tengah situasi sulit seperti ini, Pak Djafar sebagai bupati tentu sangat membutuhkan wakil untuk berbagi beban tugas untuk mengurus aneka persoalan masyarakat,” urai Awal.
Sebagai ketua partai Awaludin menerangkan bahwa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebgai partai yang berada di luar partai pengusung hanya menanti keputusan partai – partai pengusung. “Kami hanya bisa menunggu. Jika sudah ada dua nama yang dipastikan untuk diusulkan maka nama – nama yang diusulkan itu oleh partai pengusung itu akan PSI undang untuk wawancara untuk menakar kemampuan serta segala hal yang dibutuhkan untuk jadi wakil bupati Ende. Dari wawancara itulah, PSI akan menentukan sikap secara kepartaian,” pungkasnya.
Beberapa warga yang sempat dimintai keterangan oleh NUSALONTAR melontarkan pernyataan dengan nada yang sama, yakni pesimis dengan keseriusan partai – partai politik untuk mengurus persoalan ini. “Ndoe, ebe na zimba piki tuka ngga’e ebe we, iwa piki kita masyaraka (Pengurus partai politik hanya memikirkan diri mereka sendiri, tidak memikirkan masyarakat),” kata salah seorang warga (yang tak mau disebutkan namanya), dengan bahasa dan logat Ende yang kental.
(JR/Red)