Puisi- Puisi Agustina H.S.

Sekian Senja

 

Bacaan Lainnya

Ini senja ke sekian kali

Setelah aku izinkan kenangan tinggal di sini

Menyeduhkan kopi setiap tersedan sedu

Bahkan mengepulkan asap rokok setiap rindu

 

Bising kota karang terdengar sunyi

Sedang sepi terdengar ramai

Memperbincangkan hari pulangmu

Untuk seduh rindu-rindu dari bibir tipismu

 

Pernah aku minta jarak bergeser

Dan waktu berhenti berputar

Alhasil, rindu semakin menggelegar

Dan usaha untuk melupakanmu kian pudar

 

Jogjakarta, September 2019

************************************

 

Separuh Pelabuhan

:nn

 

Barangkali kau penasaran dengan tuan puisi ini

Apalagi pelabuhan bakal pangling mencium aroma namanya

Harum merona atas dua insan yang pisah dini

 

Separuh pelabuhan terkesima

Mendengar letup jantung dibasahi gerimis rima-rima

Bahkan koper dan tas ingin berjalan lebih dulu

Membiarkan aku jatuh cinta pada punggungmu

 

Pasti kamu tahu perempuan gunung

Yang seketika mencintai laut seperti ibunya di relung

Yang pantang dekap sesudah pulang

Dan dinikahkan dengan sekarat kalung

 

Separuh pelabuhan

Dan puisi masih menunggu tuannya

 

Jogja, 26 Januari 2020

***********************************

 

Suatu Nanti

 

Suatu nanti

Bila cerita enggan berhenti

Arus deras rindumu degil mengalir

Harapku erat pelukmu kian mahir

 

Suatu nanti

Entah kelam menjelma kenangan

Entah tangan kita kuat meraut runcing masa depan

Harusnya kita disantun atas pelaminan

 

Suatu nanti

Di sela cahaya yang cemburu

Akan kukecup rona keningmu

Dengan gesa rindu memburu

 

Suatu nanti

Aku di sini, menulis puisi

Tentang rinduku yang menari

 

Jogjakarta, 24 Juli 2018

******************************

 

Tabir Kata

 

Kata.

Adalah hujan paling sedih yang menitik dekat dermaga

Lirik matamu menjadi awan paling tegar bagi tanah yang digerus dahaga

Dan bakal tumbuh sebagai merdu rindu setiap terjaga

 

Kata.

Adalah perempuan minimalis pada baris air mata

Berdandan manis dari murung bulan

Sehingga sedih dan rindu meluap sempurna dalam tarian hujan

 

Kata.

Adalah kamu yang pergi dan pulang tanpa waktu

Yang jelas akan memenuhi ruang tunggu pelabuhan

Itu kamu bukan?

 

Musafir Laut, 18 Januari 2020

 

Pos terkait