OASE – NusaLontar.Com
Pohon menceritakan pada manusia akan makna hidup dalam diamnya. Sekalipun daun-daun meranggas dan berjatuhan, pesona dan keindahannya tidak hilang.
Tak ada penyesalan. Karena meranggas adalah sebuah bentuk adaptasi untuk bertahan dalam masa sulit tanpa harus memberontak ataupun merutuk kesulitan. Selalu ada harapan.
Itulah saat baginya untuk menata energi, meluruhkan daun tua, memangkas diri atas keborosan dan beradaptasi dengan kemarau. Sengatan mentari tak membuatnya layu, justru menumbuhkan kuncup penerus kehidupan.
Begitu pula dengan hidup. Sekalipun terpuruk, ditinggalkan atau dikhianati, masih ada kekuatan dalam diri untuk bertahan dan menjadi lebih baik. Kita masih punya pesona dan keindahan dalam diri.
Kadang air mata dan penyesalan tidak bisa dibendung ketika harus menatap gugurnya cinta, pengorbanan, harapan yang kita miliki. Sepertinya sia-sia perjuangan selama ini. Rasa putus asa membuat kita kehilangan semangat. Manusiawi, karena kita punya hati dan akal.
Namun menghitung daun yang meranggas atau meratapi kehilangan daun, hanya menghabiskan energi dan waktu. Kita malah terperangkap dalam penjara batin yang kita buat sendiri sehingga memudarkan semangat dan harapan dalam diri.
Alam telah mengajari kita bahwa daun yang berguguran akan diganti dengan tunas baru yang lebih segar. Roda musim terus berputar. Musim gugur akan menjadi musim semi.
Oleh: Pater Yoseph Pati Mudaj, Msf