KUPANG, nusalontar.com | Cakrawala NTT genap memasuki usia ke-10 (satu dekade) pada Kamis 23 November 2023. Usia yang terbilang masih belia dalam menelusuri ruang dan waktu.
Namun, dalam usia belia tersebut, Cakrawala NTT terus bergerak untuk mewarnai dunia pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan berbagai misi dan aksi nyata.
Dalam kurun waktu 10 tahun, Cakrawala NTT telah memberikan kontribusi bagi kemajuan NTT, terutama di bidang pendidikan. Hal ini sesuai dengan fokus utamanya, yakni memajukan dunia pendidikan melalui literasi.
Ditemui di sela-sela kesibukannya, Rabu (22/11/2023), Direktur sekaligus Pendiri Cakrawala NTT, Gusty Rikarno, memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung perjalanan dan pergerakkan Cakrawala NTT selama 10 tahun.
Menurutnya, kerja-kerja nyata yang dilakukan oleh Cakrawala NTT selalu berlandaskan semangat sinergitas-kolaborasi.
“Saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung Cakrawala NTT. Selama sepuluh tahun ini, Cakrawala NTT selalu bekerja dengan semangat sinergitas dan kolaborasi,” ujarnya.
Ia mengatakan, sejak awal berdiri, Cakrawala NTT telah berkomitmen untuk menaruh fokus perhatiannya pada dunia pendidikan dan budaya literasi.
Pendidikan, ungkap Gusty, adalah salah satu aspek penting yang harus dibangun dan dikembangkan untuk mendukung kemajuan peradaban.
Dengan pendidikan yang baik, sambung Gusty, maka akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu, tegasnya, aspek pendidikan harus memperoleh perhatian yang lebih besar dari pemerintah dan pihak-pihak lainnya.
“Kami sejak awal sudah menaruh fokus pada dunia pendidikan karena pendidikan itu sangat penting bagi masyarakat, apalagi untuk mendukung kemajuan peradaban,” ujarnya.
Membangun Generasi Melalui Budaya Literasi
Dalam praktiknya, Cakrawala NTT selalu berpijak pada visi utamanya, yakni menyambut generasi emas NTT tahun 2050 dengan membangun budaya literasi. Visi itu telah diemban sejak awal pendiriannya, bahkan menjadi imajinasi bersama yang wajib dipegang teguh oleh setiap anggotanya ketika menjalankan tugas atau kerja-kerja nyata.
Cakrawala NTT selalu berbuat dan bekerja bukan hanya untuk saat ini, melainkan juga untuk tahun-tahun mendatang, terutama bagi generasi masa depan bangsa.
“Kita sebenarnya bekerja bukan untuk generasi saat ini, tetapi lebih jauh dari itu, kita berpikir untuk generasi di masa mendatang. Itulah generasi masa depan yang akan bertanggung jawab untuk keberlangsungan bangsa, terutama NTT,” terang Gusty.
Ia menuturkan, untuk mendukung kemajuan pendidikan, terutama peningkatan kualitasnya, dibutuhkan terobosan-terobosan yang kreatif dan inovatif, apalagi semua itu berdampak bagi generasi muda saat ini yang kelak akan menjadi generasi emas NTT atau bahkan Indonesia.
Salah satu upaya yang dibuat oleh Cakrawala NTT untuk mendukung kemajuan pendidikan adalah dengan membangun dan meningkatkan budaya literasi.
Literasi merupakan kemampuan individu maupun kelompok untuk melihat fenomena/realitas, membaca peluang, menentukan akar persoalan, menemukan solusi pemecahan masalah, serta membuat terobosan inovatif untuk kepentingan bersama.
Cakrawala NTT sendiri telah melibatkan diri dalam proses pengembangan dan peningkatan budaya literasi dasar, terutama membaca dan menulis, di tengah masyarakat, terkhususnya di bidang pendidikan.
“Kita memang fokus pada pengembangan dan peningkatan budaya literasi dasar, yaitu membaca dan menulis, sebab bagi kita, dengan memperkuat kemampuan atau keterampilan membaca dan menulis, maka dengan sendirinya kita bisa menguasai jenis literasi dasar lainnya,” tukas Gusty.
Dalam kiprahnya selama 10 tahun, ungkap Gusty, Cakrawala NTT telah mendampingi ribuan guru dan peserta didik serta ratusan mahasiswa dan masyarakat umum di seluruh NTT untuk meningkatkan kemampuan literasi dasar, khususnya membaca dan menulis, agar bisa menunjang terciptanya proses pendidikan yang berkualitas.
“Kami memiliki ratusan sekolah binaan di seluruh NTT dan telah mendampingi ribuan guru dan peserta didik di bidang penulisan. Kami juga telah mendampingi ratusan mahasiswa dan masyarakat umum untuk peningkatan budaya membaca dan menulis,” ujarnya.
Mendirikan Yayasan Rumah Literasi Cakrawala dan Program Lispena
Lebih lanjut, Gusty menuturkan, untuk mendukung tercapainya upaya peningkatan dan pengembangan budaya literasi, Cakrawala NTT mendirikan Yayasan Rumah Literasi Cakrawala. Pendirian yayasan tersebut tentunya telah melalui pertimbangan yang matang demi menguatkan fokus pergerakkan.
Awalnya, program peningkatan dan pengembangan budaya literasi termasuk ke dalam salah satu divisi Cakrawala NTT, yakni divisi formasi yang membawahi kegiatan pelatihan dan penulisan karya tulis ilmiah. Namun, seiring berjalannya waktu, divisi tersebut berdiri sendiri dengan program-programnya di bawah naungan yayasan.
“Dengan berdirinya Yayasan Rumah Literasi Cakrawala ini, kita berharap fokus pergerakkan kita bisa lebih terarah dan tentunya bisa lebih menjangkau banyak khalayak,” tukas Gusty.
Salah satu program unggulan dari Yayasan Rumah Literasi Cakrawala adalah lispena (litercy and performing arts). Program tersebut khusus menyasar para peserta didik dengan beberapa tahapan proses, yakni asesmen, pemetaan potensi, pendampingan pengembangan diri melalui literasi, dan pementasan karya. Dalam pelaksanaannya, program lispena telah digelar di beberapa wilayah sebagai pilot project, yakni Kabupaten Timor Tengah Utara, Sikka, dan Nagekeo.
“Program lispena kita khususkan bagi peserta didik karena mereka adalah subyek pendidikan, apalagi sekarang dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar, maka peserta didik harus mampu mengembangkan diri sesuai potensi, minat, dan bakatnya,” terang Gusty.
Melalui wadah Yayasan Rumah Literasi Cakrawala dan program lispena, Gusty berharap perwujudan visi menyambut generasi emas NTT tahun 2050 dengan membangun budaya literasi dapat tercapai dan bisa membawa perubahan yang baik, terutama bagi peningkatan mutu pendidikan di NTT.
Mendukung Kerja Nyata Melalui Wadah Publikasi
Sejak awal berdirinya Cakrawala NTT, terdapat salah satu divisi yang mengakomodir semua urusan publikasi informasi, yakni divisi informasi atau Media Pendidikan Cakrawala NTT. Media ini juga fokus meliput dan menyebarkan informasi atau pemberitaan terkait dunia pendidikan dan literasi.
Di bawah naungan PT Cahaya Cakrawala Nusantara, Media Pendidikan Cakrawala NTT rutin mewartakan informasi melalui kanal media online cakrawalantt.com dan media cetak Majalah Pendidikan Cakrawala NTT. Media online berperan untuk menunjang publikasi harian, sedangkan, media cetak menjadi produk unggulan yang terbit secara berkala, yakni satu edisi per bulan.
Pemimpin Redaksi Media Pendidikan Cakrawala NTT, Mario Djegho, mengatakan, saat ini, media online cakrawalantt.com telah memublikasikan ribuan pemberitaan di kanal website, sedangkan, Majalah Pendidikan Cakrawala NTT telah menerbitkan 103 edisi selama 10 tahun terakhir. Isu dan topik yang diangkat adalah seputar dunia pendidikan dan literasi.
“Media Pendidikan Cakrawala NTT telah memublikasikan ribuan pemberitaan dan kita masih tetap konsisten untuk mewartakan isu dan topik terkait dunia pendidikan dan literasi,” ungkap Mario.
Mario berharap, di usia ke-10 ini, Cakrawala NTT bisa terus maju dan konsisten memajukan dunia pendidikan NTT melalui budaya literasi. Menurutnya, dengan terus membangun budaya literasi, kualitas sumber daya manusia bisa terus meningkat menjadi lebih baik.
Untuk diketahui, Cakrawala NTT memiliki beberapa divisi kerja, yakni Divisi Informasi berupa Media Pendidikan Cakrawala NTT, Divisi Formasi berupa pelatihan dan penulisan karya tulis ilmiah, Divisi Jurnal Pendidikan Cakrawala NTT berupa wadah publikasi penelitian berupa jurnal, Divisi Penulisan dan Penerbitan Buku berupa Penerbit Cahaya Cakrawala Nusantara yang mewadahi penerbitan buku ber-ISBN, dan Akademi Cakrawala NTT yang membantu peningkatan budaya literasi di kalangan anak-anak melalui taman bacaan. (MDj/**)