KUPANG (NusaLontar.com) – Terik masih menyengat kala para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di lingkup Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) berbaris teratur di halaman Gedung Sasando tempat Gubernur Viktor Laiskodat (VBL) berkantor, Jumat (21/03/2022).
Tim Protokoler Kantor Gubernur tampak sibuk mengatur posisi para hadirin yang akan mengikuti acara penyerahan tanah dan air oleh perwakilan para bupati/wali kota se NTT. Puluhan pekerja media tampak menanti sambil bersenda gurau di pojok lapangan, dekat lokasi yang sudah disediakan sebagai tempat khusus untuk meliput.
Waktu menunjukkan pukul 14.00 lebih sedikit ketika Gubernur VBL bersama Wakil Gubernur (Wagub) Josef Nae Soi (JNS) keluar dari kantor dan menuruni tangga menuju ke halaman Kantor Gubernur tempat akan diadakannya ‘ritual’ penyerahan tanah dan air oleh para bupati dan pendampingnya, selanjutnya, pencampuran tanah dan air yang dilakukan oleh Gubernur VBL untuk dibawa ke ibu kota negara baru yang akan segera dibangun.
Acara dimulai dengan, Natoni, sapaan adat khas Timor, untuk menyambut kehadiran para bupati yang datang untuk menyerahkan tanah dan air, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan tanah dan air oleh para bupati dan tua adat yang mendampinginya.
Tujuh bupati secara berurutan menyerahkan tanah dan air yang diambil dari kabupatennya masing-masing kepada Gubernur VBL. Para bupati itu adalah, Bupati Belu Taolin Agustinus, yang mewakili para bupati dan wali kota yang ada di Pulau Timor, Bupati Sumba Tengah Paulus S.K. Limu sebagai perwakilan Pulau Sumba, dan Bupati Flores Timur, Anton Hadjon, menjadi perwakilan bupati yang ada di Pulau Flores. Ketiga bupati ini diminta untuk menyerahkan tanah.
Sementara, Bupati Lembata Thomas Ola Langoday, Bupati Alor Amon Djobo, Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bulu dan Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke, masing-masing menyerahkan air.
Tanah diserahkan oleh bupati yang mewakili pulau-pulau yang lebih besar sedangkan air diserahkan oleh para bupati yang berasal dari pulau-pulau yang lebih kecil yang ada di NTT.
Setelah ketujuh bupati itu menyerahkan tanah dan air, disaksikan oleh Wagub JNS dan para hadirin, Gubernur VBL lantas mencampurkan tanah dan air itu ke dalam bejana tanah liat yang telah disiapkan diiringi dengan tutur adat Timor yang dilakukan oleh seorang tokoh adat.
“Sebagian tanah yang telah dicampurkan dengan air ini akan kita bawa ke ibukota baru, IKN Nusantara, sedangkan sisanya akan kita simpan di Museum Provinsi NTT sebagai bukti bahwa sebagiannya dibawa ke Kalimantan Timur untuk pembangunan IKN. Sisanya menunggu disini untuk menjadi satu kesatuan yang utuh demi NKRI,” ujar Gubernur VBL dalam sambutannya usai mencampurkan tanah dan air yang dibawa oleh para bupati.
Kata Gubernur VBL, Presiden Joko Widodo memerintahkan seluruh gubernur untuk membawa tanah dan air dari seluruh wilayah di NKRI untuk disatukan nanti dalam acara pada tanggal 14 Maret 2022 di IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
“Hari ini kita melakukan prosesi secara adat dan telah menciptakan sejarah baru dengan menyatukan tanah dan air dari rahim Flobamorata ini untuk seterusnya disatukan dengan tanah dan air dari seluruh pelosok Nusantara untuk menjadikan pembangunan IKN di Kalimantan Timur,” tuturnya.
Ia menambahkan, pada tanggal 13 Maret nanti dirinya akan membawakan tanah dan air yang telah dicampur itu ke Kalimantan Timur guna diserahkan kepada Presiden Jokowi.
“Tanggal 13 Maret nanti saya akan bawa tanah dan air ini ke Kalimantan Timur dan bersama-sama dengan Bapak Presiden dan seluruh gubernur untuk pembangunan IKN,” imbuhnya.
Gubernur VBL juga meminta agar seluruh kegiatan yang direncanakan berkaitan dengan penyerahan tanah dan air itu bisa berjalan dengan lancar.
“Kita doakan agar semuanya berjalan lancar dan kita akan memiliki sebuah ibu kota negara yang baru. Proses pemindahan ini sudah direncanakan jauh sebelumnya yaitu saat Presiden pertama Ir. Soekarno namun baru di masa Presiden Joko Widodo ini baru bisa terlaksana dengan baik,” sebut Gubernur VBL.
Selain itu, Gubernur VBL juga berharap agar tanah dan air yang dibawa dari rahim Flobamorata ini memberikan sumbangsih energi, semangat, serta dorongan untuk membangun IKN yang makin cepat dan berhasil.
“Kita akan berbangga karena punya ibu kota negara yang baru yang membawa keadilan sosial untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ke depan, kita tidak ke Jakarta lagi, tetapi ke Kalimantan Timur dan itu adalah sebuah keputusan menurut saya secara politik sangat luar biasa, dan kita yang hadir hari ini merupakan pelaku sejarah,” terangnya.
Acara penyerahan dan pencampuran tanah dan air itu disempurnakan dengan doa yang dilantunkan oleh 5 tokoh agama yakni Kristen Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha.
Ketika ditanya apa keuntungan NTT dengan perpindahan ibu kota negara itu, VBL menjawab bahwa pasti menguntungkan.
“Dengan perpindahan ibukota negara, daerah-daerah di bagian sektor timur nanti pasti akan lebih cepat melakukan pembangunan-pembangunan yang lebih baik. Yang pasti ibu kota negara lebih dekat dengan NTT nanti,” pungkasnya.
Mentari perlahan meredup pertanda senja telah tiba. Teriknya mereda. Satu persatu barisan membubarkan diri setelah tanah dan air dibawa orang nomor satu di NTT itu untuk disimpan di tempat yang telah tersedia, sebelum diantar ke ibu kota negara.
Sebagaimana doa yang didaraskan oleh para pemuka agama, di hati seluruh hadirin, di hati seluruh masyarakat NTT pun terbersit harapan yang sama: semoga perpindahan ibukota kelak membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia. (JR)