Sekdis Kesehatan Kabupaten Lembata Puji Peran Kader Kesehatan Desa

Para peserta pelatihan tampak serius mengerjakan soal-soal pre test (ist)

LEMBATA – Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dr. Goerillya A. H. Noning memuji peran serta para kader kesehatan desa dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan yakni mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pujian terhadap para kader ini disampaikan pria yang akrab disapa Geril itu ketika menyampaikan sambutan sebelum membuka pelaksanaan kegiatan “Pelatihan Bagi Pelatih Implementasi Strategi Komunikasi Berbasis ‘Human Centered Design (HCD)’ Untuk Peningkatan Cakupan Imunisasi Rutin Lengkap di Aula Lantai Atas Hotel Olimpic, Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT.

Bacaan Lainnya

“Bapak/Ibu Kader termasuk yang hadir hari ini, terimakasih banyak. Bapak/Ibu telah berperan besar dalam menyukseskan program-program kesehatan di garda terdepan. Bapak/Ibu telah menjadi perpanjangan tangan kami dan melakukan yang terbaik bagi masyarakat,” ungkap dokter yang mencetuskan aplikasi pengarsipan ‘Senaren Health Service (SHS)’ itu.

Pelatihan yang dihadiri oleh para tenaga kesehatan (nakes) dan kader kesehatan desa dari Puskesmas Wairiang, Puskesmas Wulandoni dan Puskesmas Lewoleba itu berlangsung selama tiga hari sejak Rabu, (27/07/2022) sampai dengan Jumat (29/07/2022).

Selain memuji peran serta kader, Geril juga menyampaikan limpah terimakasih kepada semua pihak yang telah mengambil bagian demi terselenggaranya pelatihan tersebut.

“Atas nama Bapak Kadis, saya juga ingin menyampaikan limpah terimakasih kepada Unicef melalui PKBI NTT dan Dinkes Provinsi NTT atas dukungan yang besar ini. Tentu pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi peningkatan cakupan imunisasi rutin di kabupaten kami,” ungkapnya tenang.

Acara pembukaan Pelatihan Pelatih Implementasi HCD. Dari kiri ke kanan, Koordinator Tim Fasilitator, Agustinus Brewon, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dr Goerillya A. H. Noning dan Fasilitator dari Dinkes Provinsi NTT, Sutarmi (ist)

Sementara itu, Koordinator Tim Fasilitator, Agustinus Brewon dalam kesempatan yang sama mengatakan, pelatihan tersebut merupakan tindak lanjut dari pelatihan sebelumnya di tingkat provinsi. Harapannya, apa yang telah diperoleh para peserta benar-benar dapat diimplementasikan.

“Kita butuh implementasi di lapangan. Tidak hanya sampai di RTL saja. Bapak/Ibu tahu, apa itu RTL?” ungkap Gusti retoris.

“RTL itu rencana tidak lanjut-lanjut,” sambungnya disambut gelak tawa para peserta pelatihan.

Untuk diketahui, selama tiga hari berlangsung, para peserta difasilitasi untuk memahami dan mengimplementasikan 12 langkah dalam strategi komunikasi dengan pendekatan “Human Centered Design”. Langkah-langkah dimaksud adalah menetapkan tujuan, mengidentifikasi persona (model karakter), peta perjalanan, pemilihan tema, pembuatan panduan diskusi/wawancara, penyelidikan cepat, analisis data (sintesis) dan menemukan ide untuk solusi. Selain itu, pembuatan ide, purwarupa, ujicoba dan pengulangan (iterasi). Semua langkah ini bertautan erat dan merupakan satu kesatuan integral dalam pendekatan dimaksud.

Pantauan media ini, hari pertama pelaksanaan pelatihan berlangsung sukses. Tim fasilitator yang terdiri dari Agustinus Brewon dan Septiana Ximenes, S.IKom (PKBI), Sutarmi (Dinkes Provinsi NTT), Karolus Lemak, SKM, Darius Baki Akamaking, SKM dan Suryandiyani Ekawati Foeh, A.Md.KL (Dinkes Kabupaten Lembata) berusaha meramu materi dengan berbagai metode dan gaya penyajian yang relevan dengan kebutuhan para peserta.

“Lumayan padat materinya hari ini. Tapi saya sangat menikmatinya,” tutur Ave Maria Kewa Ola, A. Md. Kep, salah seorang peserta ketika dimintai komentarnya. (DK)

Pos terkait