‘SIAGA Menang’ di Pantai Utara

SPK disambut warga pantai utara TTU
Spread the love

TTU, nusalontar.com | Pekikan ‘SIAGA menang’ terdengar bersahut-sahutan ketika Simon Petrus Kamlasi (SPK) disambut bagai panglima perang di pantai utara (pantura) Timor Tengah Utara (TTU) Senin 30 September 2024.

Ketika ada yang meneriakkan kata ‘SIAGA’, ribuan massa yang menyambut kehadiran SPK dengan penuh antusias itu langsung menyambar dengan sahutan “menang, menang, menang!’

Bacaan Lainnya

Rasa lelah yang mendera raga lantaran perjalanan jauh dari Kupang menuju Wini, Kecamatan Insana Utara, TTU, seakan terhapus seketika menyaksikan sambutan masyarakat yang begitu luar biasa.

SPK yang ditemani oleh calon bupati Timor Tengah Utara, Falentinus Kebo dan calon wakil bupati Kamilus Elu terlihat sumringah. Aura bahagia terlihat jelas di wajahnya. Ada energi positif yang saling mengikat di sana, antara calon pemimpin dengan rakyat yang hendak dipimpin.

Di batas negeri, rindu, harapan, dan niat baik saling berpelukan. Rindu masyarakat kepada calon pemimpinnya, harapan untuk merengkuh kehidupan yang lebih baik, dan niat baik untuk mewujudkan cita-cita bersama. Di beranda negeri, semesta merestui peristiwa bahagia itu terlaksana. Lalu Kamlasi pun menari, dikelilingi masyarakat yang terus mengelukannya.

SPK menari bersama masyarakat Wini

Tarian Kamlasi di bibir pantai Wini adalah ajakan untuk merayakan pesta demokrasi ini dengan riang gembira. Tarian Kamlasi juga menjadi isyarat, bahwa di tengah kegetiran dan persoalan hidup yang dialami masyarakat, akan selalu ada harapan untuk berubah menjadi lebih baik.

Sementara itu, bagi masyarakat Wini, kehadiran Kamlasi diharapkan menjadi oase di tengah gersangnya kehidupan ekonomi masyarakat yang tiap periode hanya dikenyangkan dengan janji-janji manis semata.

Di Wini, Kamlasi bicara tentang pentingnya kemudahan terhadap akses pendidikan dan kesehatan. Di tempat yang kerap disebut sebagai jendela negara itu jenderal bintang satu itu bicara soal bagaimana memperbaiki wajah dan martabat bangsa dengan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan. Di sana, ia juga bicara tentang mendesaknya menciptakan lapangan kerja agar bisa memberantas pengangguran.

“Beri saya kesempatan untuk mewujudkan itu semua dengan memilih saya jadi gubernur,” kira-kira demikian permintaannya sebelum pamit dengan warga pantura TTU.

Ketika hendak beranjak pulang, tangan-tangan kasar yang tiap hari bersentuhan dengan kerasnya kehidupan itu berebutan untuk menyalaminya. Begitulah cara mereka yang kerapkali terpinggirkan itu menunjukkan rasa hormat dan ketulusan.

Sudah pasti, di lubuk hati mereka yang paling dalam terlantun sebaris doa, semoga apa yang mereka harapkan bisa menjadi nyata di tangan pemimpin yang tepat.

“Terima kasih Bapak sudah datang kunjungi kami, semoga Tuhan selalu memberkati perjuangan Bapak,” bisik seorang perempuan tua mengiringi perjalanan pulang Simon Petrus Kamlasi bersama rombongan.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 Komentar