JAKARTA – Srikandi Energi Indonesia telah dideklarasikan pada hari Sabtu, 6 Agustus 2022 bersamaan dengan acara Seminar Nasional bertemakan “Semangat Berperan Perempuan Indonesia Berkontribusi di Sektor Energi Untuk Indonesia Emas 2045” via zoom.
Seminar menghadirkan para pakar di bidang energi, pemerintahan, praktisi, mahasiswa, masyarakat umum dan insan pers. Tercatat beberapa narasumber yang mengikuti seminar, yakni, Paramitha Widya Kusuma, Anggota DPR RI Komisi VII Ugan Gandar, Aktivis Energi Indonesia Fajriyah Usman, VP CSR PT Pertamina Khoiriah Oktaviani, Communication Manager Kementerian ESDM Mia Krishna Anggraini, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Pertamina Patra Niaga, dan Dian Eka Puspitasari, Subkoordinator Humas BPH Migas.
Srikandi Energi Indonesia adalah organisasi perempuan yang fokus pada isu energi. Berangkat dari minimnya partisipasi perempuan di sektor energi dan peran serta keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan di sektor energi masih minim.
Srikandi Energi Indonesia memiliki nilai perjuangan yaitu mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi berbasis kearifan lokal sumber daya alam indonesia, baik terbarukan maupun tak terbarukan untuk pembangunan nasional berkelanjutan dan masa depan generasi penerus bangsa.
Sesuai dengan visi dari Srikandi Energi Indonesia untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi serta partisipasi perempuan di sektor energi. Srikandi Energi membawa misi sebagai wadah pengembangan pengetahuan di bidang energi, turut serta mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi, menumbuhkan sikap kritis dan solutif terhadap perempuan dalam permasalahan energi di Indonesia, dan mendekatkan sumber daya alam kepada masyarakat.
Ada beberapa program kerja dari organisasi ini antara lain, Srikandi Energi Bersuara, Youth Women Energi Leader dan Sekolah Advokasi Energi.
Srikandi Energi Indonesia merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang, termasuk perempuan. Maka patut untuk mempertimbangkan alokasi dan penyediaan energi yang memenuhi kebutuhan masing-masing gender tersebut. Namun sayangnya, sektor energi kerap dipandang sebagai sektor yang bias gender pada satu gender tertentu yakni pria. Karena banyak pekerjaan di sektor energi yang melibatkan pekerjaan fisik maupun perhitungan teknis.
Setiap proyek energi itu harus memenuhi beberapa aspek kriteria seperti kelayakan secara teknis dan ekonomis, harus bisa diterima secara sosial dan politik, juga yang tidak kalah penting harus aman bagi lingkungan. Kebutuhan multidisiplin ini membutuhkan berbagai perspektif keilmuan dan sosial, maka keberadaan perempuan dalam bidang energi sangat penting.
Annisa Nuril Deanty yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Srikandi Energi Indonesia menyampaikan harapannya, bahwa organisasi ini bisa menjadi wadah bagi perempuan untuk belajar tentang energi dan juga memberikan pemikiran yang kritis serta solutif terhadap permasalahan energi yang ada di Indonesia ini.
“Kami juga ingin mendorong lebih banyak lagi keterlibatan dan kontribusi perempuan pada sektor energi ” pungkasnya. (*)