Temaram Lilin dan Nyala Api Keadilan Bagi Keluarga Roy Herman Bolle

Aksi Damai yang ditutup dengan menyalakan lilin mengenang mendiang Roy Bolle
Aksi Damai yang ditutup dengan menyalakan lilin mengenang mendiang Roy Bolle

NUSALONTAR.COM, Kupang | Wajah setengah kuyu dan masih terlihat garis kedukaan yang dalam di mata keluarga korban meninggal Roy Herman Bolle saat kami temui di tengah hiruk pikuk aksi damai mahasiswa untuk mendorong kepolisian bekerja maksimal terhadap pengungkapan kasus diduga pembunuhan berencana terhadap almarhum Roy Bolle itu, pada Rabu sore (04/10) di depan Polres Kota Kupang.

“Kami masih sangat bersedih dan terpukul,” ungkap seorang anggota keluarga yang enggan disebutkan namanya.

Bacaan Lainnya

“Roy meninggal di hari jatuh tempo, dimana ia

harus membayar cicilan pertama mobilnya yang diambil untuk bekerja sampingan sebagai pengemudi online, itu yang menambah kesedihan kami” ungkap Chaken, sahabat dekat almarhum Roy Bolle yang juga hadir dalam gelaran Aksi Damai Aliansi Pencari Keadilan itu.

“Sedih kami kemudian sedikit terobati saat kami mendengar para pelaku sudah ditangkap. Maka sejak awal, kami tahu bahwa Tuhan akan buka jalan dalam pengungkapan terbunuhnya Roy. Buktinya, sampai hari ini, Polisi masih konsisten dengan ucapan dan tindakan mereka untuk membantu kami mendapatkan keadilan. Sejumlah pelaku dan terduga aktor intelektual pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka kembali setelah sebelumnya dilepas, bagaimana kami tidak menaruh apresiasi yang besar kepada Kapolres dan seluruh jajarannya di Polresta Kupang?”, timpal David Bolle, om dari korban yang setia hadir dalam setiap aksi damai ini.

“Karena itulah, kami keluarga beberapa saat lalu juga sudah menggelar aksi simpatik di kawasan Oepura untuk menyampaikan terimakasih kami kepada pihak Kepolisian terkhusus bagi Kapolresta Kupang dan seluruh unitnya yang bekerja secara maksimal, “tambah sang paman.

“Hari ini, kami datang lagi karena kami melihat empati dari adik-adik mahasiswa, yang menaruh juga perhatian khusus kepada kasus pembunuhan terhadap anak kami Roy Herman Bolle ini dan mau bersama-sama dengan kami memperjuangkan keadilan untuk anak dan istri almarhum,” ucap David dengan tatapan nanar.

Dalam kegiatan Aksi Damai dari Aliansi Pencari Keadilan yang digagas oleh dua organisasi besar kemahasiswaan: Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS) dan Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kota Kupang itu, memang turut mengundang kehadiran segenap keluarga dan kerabat dari almarhum Roy Herman Bolle.

 

Keluarga dan sejumlah besar kerabat pun berdatangan dari berbagai tempat untuk turut bergabung pada aksi damai yang ditutup dengan menyalakan lilin di sepanjang ruas jalan di depan kantor Kepolisian Resort Kota Kupang.

Diberitakan sebelumnya, Roy Herman Bolle ditemukan tewas meregang nyawa di lokasi kejadian akibat sejumlah penganiayaan brutal yang dialaminya pada kasus penyerangan oleh sekelompok massa yang  berjumlah lebih dari 40 orang pada pihak-pihak yang beraktivitas menurunkan material pembangunan di atas lahan yang berada di seberang Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Oesapa, Kupang tersebut.

“Kami tahu, para penyerang terafiliasi dengan orang-orang yang memiliki kemampuan keuangan yang besar, tapi kami juga yakin bahwa kali ini hukum akan tegak berdiri, tidak terbeli!”, tegas Penasihat Hukum keluarga almarhum Roy Bolle, Paul Hariwijaya, di tempat terpisah saat dikonfrontir.

“Bagaimana tidak? Hari ini, kasus terbunuhnya Roy Bolle secara keji dan barbar telah mendapatkan perhatian yang luas di tengah masyarakat. Sejumlah media memastikan untuk terus mengawal pemberitaan ini kepada publik kota Kupang, mana mungkin Polisi akan menukarkan marwah kesatuannya di tengah meluasnya kasus ini dengan sejumlah uang? Saya yakin seyakin-yakinnya, bahwa tidak ada satupun tindakan bar-bar premanisme yang berakibat kematian seseorang, akan membuat pelaku dan terlebih aktor intelektualnya lolos dari jeratan hukum.”

“Keluarga tentu mengharapkan agar Polisi sebagai aparatus utama dalam peristiwa ini untuk mampu membawakan kembali keadilan hingga ke pintu rumah korban meninggal dengan mengenakan pasal yang bisa menjerat pelaku dengan hukuman maksimal” lanjut Paul.

“Aksi-aksi damai seperti ini, akan kerap kita dengar di ruang-ruang publik kota Kupang ini dan ini adalah hal yang baik sehingga polisi bisa terus bekerja secara konsisten dan profesional dalam pengungkapan kasus ini. Keluarga berharap agar dengan kegiatan-kegiatan begini, tentunya akan memotivasi pihak Kepolisian bahwa saat ini masyarakat kota Kupang berada di belakang mereka untuk melihat keberpihakan mereka terhadap yang mencari keadilan,” imbuhnya.

Sementara itu, ketika diwawancarai sejumlah besar rekan media yang hadir di gelaran aksi damai tersebut, Gusti Bolle, adik kandung dari korban meninggal Roy Bolle menyampaikan ucapan terimakasihnya mewakili keluarga kepada media-media yang telah membantu mengawal kasus ini dan juga terutama kepada pihak Kepolisian dalam hal ini Kapolresta Kota Kupang dan jajarannya.

“Kami mengapresiasi sekali upaya-upaya penegakkan hukum dari pihak kepolisian ini, terlebih terima kasih kepada Kapolresta dan jajarannya yang bekerja telah lumayan baguslah. Dalam artian sejauh ini sudah ada sembilan tersangka yang sudah ditangkap termasuk juga otak dalam kejadian ini,” ungkap Gusti.

“Namun ada satu hal yang dari kami pihak keluarga, kalau bisa para pelaku yang diluar tu dijadikan DPO (Daftar Pencarian Orang – red) dan bisa ditangkap sesegera mungkin. Karena kami dari pihak keluarga juga maunya yang terbaik ya?” tutup Gusti.

 

David Bolle, om kandung dari korban Roy Bolle, didampingi oleh Gusti Bolle (adik kandung korban), Ricky Bolle dan Nona Bolle (kakak kandung korban), ketika dimintai pernyataan oleh awak media.
David Bolle, om kandung dari korban Roy Bolle, didampingi oleh Gusti Bolle (adik kandung korban), Ricky Bolle dan Nona Bolle (kakak kandung korban), ketika dimintai pernyataan oleh awak media.

David Bolle selaku om kandung dari Roy Bolle juga cepat menambahkan terkait maksud dari pernyataan Gusti tersebut.

“Mungkin kira -kira maksud dari Gusti ini adalah bahwa para pelaku yang hari itu hadir, yang kami keluarga sendiri mengenali mereka dan diketahui masih berkeliaran karena belum tertangkap.”

“Juga tidak lupa para pelaku lain yang berjumlah sekitar 40an orang tersebut. Kan keterangan tambahan dari mereka itu perlu. Perannya mereka apa waktu itu, mungkin itu maksud beliau (Gusti – red). Keterlibatan mereka dalam bentuk apapun, mereka harus bertanggung jawab secara hukum,” tutup David yang hari itu didampingi Gusti Bolle (adik korban), Ricky Bolle (kakak korban) dan Nona Bolle (kakak korban) dalam wawancara dengan para pewarta.

Temaram lilin terus bertambah terang seiring bertambahnya jumlah peserta aksi yang terus berdatangan dan menyalakan lilin pada gelaran Aksi Damai tersebut. Tentu bersama keluarga korban, semua peserta aksi damai berharap agar temaram lilin kecil yang dinyalakan beramai-ramai itu, berubah menjadi kobaran api perjuangan mencari keadilan bagi anak dan istri mendiang Roy Herman Bolle. (ryf)

Pos terkait