KUPANG, nusalontar.com | Guna mencapai swasembada pangan di sektor ekonomi, Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK) dan Adrianus Garu (AG) atau Paket SIAGA, akan melakukan transformasi ekonomi hijau dan biru, yang didukung teknologi energi terbarukan.
Strategi ekonomi hijau cenderung berfokus pada sektor energi, transportasi, terkadang pertanian dan kehutanan, sedangkan ekonomi biru berfokus pada sektor perikanan dan sumber daya laut dan pesisir. Keduanya menggabungkan strategi untuk mengatasi mitigasi dan adaptasi iklim.
“Dengan ekonomi biru akan memanfaatkan sumber daya laut yang berkelanjutan, untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan penghidupan dan lapangan pekerjaan sambil menjaga kesehatan ekosistem laut,” tegas Cagub SPK.
Paket SIAGA juga mengutamakan hilirisasi produk dari sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, guna meningkatkan pendapatan para petani, nelayan dan peternak.
Di samping itu, komitmen SIAGA ekonomi juga melakukan hilirisasi produk unggulan, dari pertanian, perkebunan, peternakan kelautan dan perikanan. Salah satunya dengan membangun industri olahan hasil pertanian dan peternakan
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mendukung sektor agribisnis lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena dengan adanya industri olahan, hasil pertanian dan peternakan, dapat diolah lebih lanjut sehingga memiliki nilai tambah.
Industri olahan akan memberikan tambahan penghasilan, dan membuka lapangan kerja baru untuk generasi muda NTT.
“Dengan pembangunan dan operasional industri olahan, maka akan mendukung ketahanan pangan. juga, dengan mengelola hasil bumi secara lokal, pasokan pangan untuk masyarakat akan terjamin,” aku SPK.
Misi SIAGA Ekonomi lainnya, meningkatkan kontribusi sektor pertanian yang berbasis Agro Industri. Mengapa demikian, karena Paket SIAGA ingin meningkatkan penghasilan dasar dari para petani, nelayan dan para peternak, sambil menyiapkan struktur dasar dari provinsi untuk berani menuju kepada industri manufaktur.
Sumber daya disiapkan dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi hal ini. Jika rencana jangka pendek ini belum tuntas, maka jangka menengah akan diusahakan, karena masyarakat NTT harus bangkit dari kondisi seperti sekarang ini.
Paket SIAGA juga merencanakan 10.000-an startup bisnis, untuk generasi X, Y, dan Z dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Yang jelas kita sudah punya dukungan pusat yang cukup. Bagaimana kita mengoptimalkan yang ada sekarang, untuk meningkatkan pariwisata dengan dukungan pengembangan ekonomi sektor sekunder,” papar SPK.
Lokomotif yang dipilih SPK adalah yang sudah nyata kelihatan, di mana sekarang NTT memiliki prime mover, yang utama itu adalah sektor pariwisata.
Seperti di Labuan Bajo, sudah sebegitu besarnya investasi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, namun sektor pendukungnya itu sektor sekundernya, yaitu sektor pertanian dan agrobisnis.
“Turunan dari bahan mentah pertanian dan perkebunan, semua belum siap, sehingga rantai suplai yang terjadi dengan peristiwa ini, justru daerah lain yang menikmatinya,” sesal SPK.
Oleh karena itu Paket SIAGA ke depan, akan fokus pada bagaimana meningkatkan pendapatan lanjutan, tidak hanya sekedar bahan mentah dari semua produk lokal yang ada, dan potensi masing-masing daerah dengan industri-industri olahan.
Tugas pemerintah hanya menyiapkan dan mendukung bagaimana lanjutannya seperti kestabilan harga, dan akses. Masyarakat jangan menjual produknya secara mentah keluar, tapi disiapkan betul bagaimana pabrik untuk minyak dari kopra, coklat, kopi dan seterusnya.
Semua diupayakan, agar di sektor sekunder kuat maka sektor pertanian akan otomatis terstimulan untuk bangkit, dan seterusnya akan mendorong prime mover yaitu sektor pariwisata.
“Kesiapan ini akan kami lakukan terintegrasi dengan semua Bupati. Kita duduk sama-sama membahas dan mencari solusinya,” tandas SPK.**