Warganya Hibahkan Tanah, Ini Komentar Kades Maksi

Kepala Desa Kekandere Maksimilianus Minu

NUSALONTAR.COM – Ende – Kepala Desa Kekandere, Maksimilianus Minu memberi apresiasi yang tinggi terhadap warganya, dalam hal ini Keluarga Besar Mosa Ria, khususnya Bapak Ignasius Naga dan Simon Sinde yang telah menghibahkan tanahnya untuk pembangunan Taman Seminari – PAUD St. Tarsisius Kekandere.

“Sebagai pemerintah saya sungguh mengapresiasi keikhlasan Keluarga Besar Mosa Ria untuk memberi sebidang tanahnya untuk pembangunan Taman Seminari. Keikhlasan mereka mereka adalah bukti bahwa Keluarga Besar Mosa Ria memiliki tanggung jawab moral yang besar terhadap pola pendampingan dan pendidikan generasi muda Kekandere,” ungkap Maksi.

Bacaan Lainnya

Kades yang telah memasuki periode kedua menjadi pemimpin Desa Kekandere itu menambahkan, dirinya sangat mendukung keberadaan Taman Seminari di desanya.

Kades Maksi bahkan mengisahkan bahwa keberadaan Taman Seminari St. Tarsisius itu merupakan kelanjutan dari PAUD yang digagas dan dibentuknya untuk mengakomodir kegiatan pendidikan anak-anak di desanya.

“Sebelumnya saya sudah menggagas adanya PAUD dii Desa Kekandere dan sudah berjalan. Kemudian ada tawaran agar PAUD yang telah berjalan itu dijadikan Taman Seminari yang berada di bawah naungan Kemenag. Tentu saja saya bangga karena dengan adanya Taman Seminari, maka anak-anak di desa ini akan dididik secara khas. Kebetulan sekali masyarakat kita di sini homogen atau semuanya beragama Katolik jadi bisa mengakomodir anak yang ada di desa ini,” urai Kades Maksi.

Dengan adanya lokasi yang sudah dihibahkan, tambah Kades Maksi, maka kita tidak pusing lagi mencari lokasi tanah untuk pembangunan Taman Seminari. Kades Maksi berharap, dihibahkannya tanah untuk lokasi Taman Seminari ini bisa memacu percepatan pembangunan gedung sekolahnya oleh pihak Kemenag.

Ketika ditanya soal kemungkinan digunakan Dana Desa untuk pembangunan gedung (minimal gedung sementara), Maksi menjelaskan bahwa, jika PAUD itu tidak berada di bawah Kemenag (tidak menggunakan APBN), penggunaan dana desa mungkin sekali. Namun karena sudah berada di bawah naungan Kemenag maka butuh konsultasi untuk mengalokasikan Dana Desa.

“Menggunakan dana APBN (Dana Desa) semuanya punya nomenklatur dan juknis. Nanti saya akan coba berkonsultasi dulu mengenai hal ini, karena setahu saya, dua sumber dana Negara tidak bisa bersamaan membiayai satu kegiatan atau satu sekolah. Kalau sudah ada dana dari kementerian, maka Dana Desa tidak bisa lagi dialokasikan untuk item yang sama,” jelas Maksi.

Maksi menambahkan, selain fokus pada pembangunan infrastruktur, dirinya juga sangat memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia.

“Untuk membangun sumber daya manusia, maka jalannya adalah dengan fokus pada pendidikan, formal maupun informal. Ke depan, pendidikan akan menjadi fokus dan prioritas kita. Konkretnya adalah dalam kebijakan anggaran,” tandas Maksi. (JR)

 

Pos terkait