NUSALONTAR.com – Lembata – Sejak siang tadi, Jumat (02/04/2021) wilayah perairan utara laut Flores khususnya di wilayah pesisir Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, dihantam badai rob.
Badai yang terjadi bertepatan dengan perayaan Jumat Agung sesuai tradisi iman Kristiani tersebut ternyata sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Kupang, Mohammad Syaeful Hadi, ketika dihubungi media ini menjelaskan, fenomena banjir pesisir (rob) yang terjadi saat ini diakibatkan oleh adanya pola sirkulasi angin memutar di atas wilayah NTT dengan tekanan udara sekitar 1000 hpa.
Penyebab lainnya adalah aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang berkaitan dengan pergerakan awan-awan konvektif di Indonesia.
Lebih lanjut, Syaeful mengemukakan, pola sirkulasi angin dan MJO memicu konsentrasi awan konvektif dan meningkatkan kecepatan angin sehingga terjadi pasang naik dimana gelombang laut menjadi tinggi dan karenanya air laut bisa menerobos hingga ke daratan sekitar bibir pantai. Apalagi kalau wilayah pesisir itu berpantai relatif landai.
“Selain di wilayah pesisir utara pulau Flores dan Alor, badai rob berpotensi terjadi di pesisir utara dan selatan pulau Timor dan Rote, pesisir Pulau Sumba dan Pulau Sabu – Raijua”, urai Syaeful dalam press release terkait Peringatan Dini Banjir Pesisir (Rob) di NTT yang dikeluarkan sejak kemarin (Kamis,01/04/2021).
Peringatan Dini yang diumumkan oleh BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Kupang juga berisi himbauan agar masyarakat di wilayah pesisir selalu waspada terhadap dampak dari adanya fenomena tersebut diantaranya berupa gangguan transportasi dan aktivitas bongkar muat di pelabuhan, gangguan pada aktivitas nelayan, petani garam dan perikanan darat. BMKG memperkirakan, badai ini terjadi hingga besok, Sabtu (03/04/2021).
Disaksikan NUSALONTAR.com, gelombang laut setinggi hampir 2 sampai 3 meter menghantam wilayah pesisir utara Laut Flores khususnya di wilayah Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT dan merobohkan beberapa bagian talud penahan abrasi di sepanjang pantai bahkan menggenangi rumah warga di sekitarnya.
Matheus Mere Making, salah seorang warga yang tinggal di wilayah pesisir Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT mengaku sangat takut dengan kejadian hari ini.
“Tahun-tahun sebelumnya kadang juga terjadi seperti ini, tapi kali ini memang lebih besar gelombangnya. Sejak siang tadi dan masih besar gelombangnya sampai sekarang. Sangat menakutkan”, tuturnya. (JR)