NUSALONTAR.COM – Nagekeo – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil NTT, Angelius Wake Kako (AWK) melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) selama lima hari di Flores. Dalam Kunker itu AWK juga sempat mampir di Kabupaten Nagekeo. Berikut catatan AWK saat berkunjung ke Nagekeo yang diposting di laman Facebooknya.
Kunjungan kerja ke Dapil selama 5 hari, saya sempatkan ke Kabupaten Nagekeo. Kabupaten muda, yang baru berusia belasan tahun, tapi geliat perubahan kian terasa.
4 bulan lalu, ketika saya mengunjungi Petani sayur di Roworeke, Kabupaten Ende, saya mendapat keluhan soal sulitnya mereka menjual “kangkung” ke pasar Ende, lantaran kangkung dari Mbai, Ibukota Kabupaten Nagekeo, “memborbardir” Pasar Ende. Saya tertegun mendengar, sembari juga kagum, dan seolah-olah belum yakin, kalau Mbai, nama yang di ingatan saya hanya ada beras sebagai basis produknya, kini ada tambahan sebagai penghasil sayur.
Kekaguman ini bertambah ketika beberapa waktu yang lalu saya melihat sebuah langkah berani si “Tukang Bedah”, yang kini menjadi Bupati Nagekeo, dr. Don Bosco Do, mengunjungi Labuan Bajo, dan Melakukan MoU dengan Pemda Manggarai Barat, untuk memastikan ekspansi pasar semua produk yang ada di wilayahnya. Saya tersenyum dan bangga, karena pada Juli 2019, saya secara resmi menyatakan dukungan tentang Ide Gubernur NTT terkait Masyarakat Ekonomi NTT, dengan sebuah syarat. Syarat yang saya ajukan waktu itu adalah konkritkan segera Ide besar itu dengan secepat mungkin melakukan MoU antar daerah. Biar ketahuan Kabupaten mana menyuply apa, ke mana, dan dalam jumlah berapa banyak. Tanpa MoU antar daerah, Ide Masyarakat Ekonomi NTT, akan hanya sebatas ide.
Sebagai orang yang meyakini bahwa perubahan sosial sangat besar dipengaruhi oleh pemimpin, yang bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang, terobosan yang dilakukan oleh Bupati Nagekeo ini akhirnya disambut baik oleh struktur Birokrasi yang salah satunya adalah Lurah, Kelurahan Danga, Kecamatan Aesesa, Hans Lado.
Anak muda yang luar biasa, yang kehadirannya dengan dukungan perangkat RT yang diisi oleh ketua RT anak-anak muda seketika saja berhasil memanjakan mata kita ketika mengelilingi kota Mbai. Khususnya di Kelurahan Danga. Mbai yang sebelumnya sedikit gersang, berhasil memanjakan kita dengan hehijauan sayuran di lorong lorong kompleks yang selama ini menjadi lahan tidur.
Dengan kekuatan Kelompok Wanita Tani yang begitu tangguh dan militan saya menyaksikan mereka bekerja secara maksimal di tengah keterbatasan fasilitas.
Aksi Lurah yang mengenakan pakaian dinas tapi alas kaki sepatu Boot ini, menambah deretan kekaguman saya kepada pemimpin-pemimpin lokal yang sering menjadi teman diskusi dan kami saling menginspirasi, sebut saja “Eja” Nando Watu, Kades Detusoko Barat dan “Wue” Roy Nuer, kades Tilang, Kecamatan Nita, dan beberapa pemimpin desa dan kelurahan lainnya yang terus berkreasi untuk kemajuan daerah.
Sebagai bentuk dukungan, saya memberikan bantuan beberapa bibit sayur dan membeli langsung hasil panenan Ibu Ibu KWT di kebun mereka. Tidak lebih, mungkin hanya ini yang bisa membuat mereka makin yakin bahwa mereka tidak berjalan sendiri. Di ujung, Pak Lurah Danga bisik ke saya : “Aji, Bupati sudah berlari kencang begini, sudah MoU dengan Labuan Bajo, kalau kami dibawah tidak kencang, repot”,… pertanda sinergi yang luar biasa.
Perjalanan berlanjut, makan siang di rumah Adik saya, Ari Ruto, Pengusaha muda yang selalu menyuply beras ke Ende bahkan ke seluruh Flores.
Selanjutnya kami menuju Desa Wea Au, kecamatan Boawae, untuk bertemu dengan Forum Pemekaran Kecamatan KOTARAJAWEA, yang rencana dimekarkan dari Kecamatan Boawae, Kab. Nagekeo.
Acara dilanjutkan dengan “pendinginan” Pick Up, untuk kelancaran usaha sekretaris Forum Pemekaran kecamatan, adik saya Orynd Lado Wea, yang sudah setahun ini mengumpulkan limbah cangkang kemiri dan diolah menjadi arang. Dia salah satu dari beberapa anak muda di Flores yang menggeluti usaha ini, mereka menamakan Grup mereka ARANG FLORES (NeW Energy For Better Future). Energy baru untuk masa depan yang lebih baik.
Teman teman bisa subscribe YouTube mereka dan buka website arangflores.com
Kami bermalam di Wea Au. Bangun pagi dan ngopi, lalu bergerak menuju Ende. sempat singgah sebentar di Nangaroro, mengunjungi para pembakar cangkang kemiri, di tungku milik adik saya Jecko Jewata, anak muda Nangaroro, anggota dari Grup Arang Flores juga.
Terus berkarya teman teman semua. Di manapun medan pengabdian kita.
Semangat selalu.
Salam
AWK
(JR)