PUISI – NUSALONTAR.COM
DERITA DI TENGAH PANDEMI
Oleh: Ezra Mollo Bilaut
Satu tahun derita panjang menerpa
Pandemi menari di atas negeri ini
Bagai penuh kuasa ke mana pun ia pergi
Maka semuanya terhenti
Dalam menarinya tak henti,
Tak peduli akan hati kami
Tidak hanya sakit
Tubuh kami seperti seorang gila,
Selalu merontah dan meminta …
Tiada lain selain air mata
Peraturan mengikat
Aktivitas terikat
Bagai dikekang sangat kencang
Berdiri tak kuasa, jatuh pun tak bisa
Terpaku kaku lalu membumbung pergi
Merebah rendah di liang lahat
Tiada perhitungan kekayaan duniawi
Duka telah menjadi nasib bersama
Pandemi menari
Manusia disakiti …
***
PELINDUNG HARI
Oleh: Chatrin Padakari
Sederhana namun berguna bagiku
Berwarna langit biru
Nyaman dan santai saat dipakai
Melindungiku tanpa kubalas jasanya
Melindungi seluruh insan semesta saat pandemi
Kau dipuji seluruh makhluk insan bumi
Oh… masker pelindungku
Aku remuk tanpamu
Jiwa ini membutuhkanmu
Bagai rusa rindu mata sungai
Jiwaku rindu ingin bersamamu
Terima kasih kuucapkan
Jasamu tak akan terbalas
Hari-hariku aman bersamamu
Hilang bentuk tanpamu
***
PENGHIAS HARI
Oleh: Arlin Abineno
Kau bagai pelangi
Menghiasi dunia,
indah warnamu,
bertaburan wangi,
Saat kau layu hatiku sedih
Saat kau berguguran hatiku menangis
Tak akan kubiarkan kau lesu
‘kan kurawat hingga berkembang
Indah nian corakmu,
membuatku damai
tetaplah menghiasi hariku,
dengan keindahanmu
***
HARAPAN YANG PASTI
Oleh: Novita R. Mau
Saat ini kumeniti
Cita-citaku nan tinggi
Berjuang demi mimpi
‘tuk masa depan yang pasti
Menjadi guru impianku
Profesi yang kunanti
Cerdaskan generasi unggul
Untuk harapan yang pasti
Walau lama tetap kunanti
Profesi yang kunanti
Berjuang demi mimpi
Untuk harapan yang pasti
SETULUS MATAHARI
Oleh: Murni Bones
Sahabat,
rambutmu hitam dan panjang
matamu indah menawan
sejuk seperti mentari senja
Sahabat,
tanganmu lembut
selembut mentari hangatkan bumi
Sahabat,
suka duka bersama kita lalui
bermain,
bercanda,
tertawa,
hatimu tulus
setulus matahari menerangi bumi