Vaksinasi di Sekolah Terjadi Pertama Kali di SMPN 6 Nekamese

Siswa SMPN 6 Nekamese sedang divaksin (NL)

NUSALONTAR.COM

KABUPATEN KUPANG – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Nekamese, Kabupaten Kupang, bekerja sama dengan Puskesmas Oemasi, Kecamatan Nekamese, mengadakan vaksinasi Covid-19 di SMPN 6 Nekamese, Kabupaten Kupang, Selasa (02/11/2021).

Bacaan Lainnya

Kepala SMPN 6 Nekamese, Yulianti Pulungtana, S.Pd., mengungkapkan bahwa kegiatan ini terjadi setelah ada pengajuan dari sekolah kepada Puskesmas Oemasi.

“Waktu itu kita lakukan komunikasi dengan pihak Puskesmas Oemasi untuk lakukan vaksinasi Covid-19 di sekolah, maksudnya supaya mempermudah vaksinasi bagi anak-anak. Kebanyakan anak-anak ini takut disuntik, tapi, kalau dilakukan di sekolah, tentunya kan ditemani oleh orang tua atau guru-gurunya, juga ada teman-temannya, pasti mereka mau,” ungkap ibu yang biasa disapa Yanti itu.

Permintaan pihak SMPN 6 Nekamese disambut baik oleh petugas vaksin dari Puskesmas Oemasi. Pihak Puskesmas pun berjanji untuk mengusahakan ketersediaan vaksin.

“Dua hari yang lalu pihak Puskesmas menginformasikan bahwa vaksin telah tersedia, dan pihak sekolah diminta untuk menentukan kapan vaksinasi bisa dilayani di sekolah. Akhirnya kami menyepakati bahwa vaksinasi dilakukan pada hari ini, Selasa 2 November 2021,” sebut Yanti.

Kepala SMPN 6 Nekamese, Yulianti Pulungtana, S.Pd, (baju keki) sedang memantau pelayanan vaksinasi (NL)

Kepada awak media yang hadir, Yanti juga memaparkan jumlah siswa SMPN 6 Nekamese secara keseluruhan, jumlah siswa yang sudah divaksin pertama dan kedua, juga siswa yang tidak diijinkan oleh orang tuanya untuk divaksin.

“Kita di sini jumlah siswa seluruhnya ada 118 orang. Anak-anak yang sudah vaksin lengkap ada 17 orang. Dari antara 17 orang itu ada yang vaksin pertama dan keduanya di rumah sakit umum, ada yang vaksin pertamanya di beberapa kantor desa di sini lalu vaksin keduanya dilakukan hari ini. Jadi, jumlah siswa yang sudah vaksin lengkap ada 17 orang, vaksin pertama hari ini 94 orang, yang belum divaksin karena sakit ada 2 orang, dan yang tidak diijinkan oleh orangtuanya ada 5 orang,” jelasnya.

Yanti mengisahkan, untuk mendapatkan ijin dari orang tua pihak sekolah memberikan surat pemberitahuan dan surat pernyataan bersedia/tidak bersedia yang harus ditandatangani oleh orang tua sebagai bukti sah bagi pihak sekolah untuk melakukan vaksinasi bagi siswa.

Kata Yanti, anak-anak yang tidak diijinkan oleh orang tuanya untuk divaksin, dari hasil penelusuran oleh pihak desa, kuat dugaan bahwa orang tua mereka juga belum divaksin sehingga pemahaman tentang vaksinasi dan dampaknya bagi herd immunity atau kekebalan kelompok juga belum dipahami.

Yanti berharap agar pihak pemerintah, terutama pemerintah desa terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang belum divaksin sehingga ada kesadaran bersama untuk melakukan vaksinasi, demi kebaikan bersama pula.

Bagi anak-anak yang belum divaksinasi, Yanti mengatakan bahwa dia bersama para guru akan melakukan rapat terkait itu, terutama untuk melakukan pendekatan kepada para orangtuanya. Yanti juga menegaskan bahwa hak anak-anak itu untuk mendapat pelajaran akan tetap diperhatikan, namun mekanismenya akan diputuskan dalam rapat dewan guru dan komite.

Pada kesempatan yang sama, Yanti juga menyebutkan bahwa ada 19 guru yang mengajar di SMPN 6 Nekamese dan 17 di antaranya telah divaksin lengkap. Namun ada dua orang guru kontrak yang tidak mau divaksin tanpa alasan yang jelas.

“Sesuai dengan perintah Kadis, kedua guru itu sudah di-nol jam-kan, dan sampai dengan hari ini mereka belum bersedia untuk divaksin, tanpa ada keterangan dari dokter. Kami sudah melaporkan hal itu kepada Pengawas Pembina, Kabid, juga Kadis, dan kami berharap sekali bahwa ada keputusan bagi guru-guru yang mau mengajar tapi tidak mau divaksin,” tandasnya.

Pengelola Imunisasi/Vaksinasi Puskesmas Oemasi, Lusia Dalong, S.Kep., Ns, ketika diwawancarai menyampaikan bahwa vaksinasi yang terjadi di SMPN 6 Nekamese dilakukan atas permintaan pihak sekolah.

“Vaksinasi di sini terjadi karena permintaan kepala sekolah, mengingat banyak remaja (siswa, red) yang belum divaksin. Ketika kita lakukan vaksinasi di kantor desa, banyak remaja yang tidak ikut, mungkin karena masih mengikuti kegiatan belajar mengajar. Makanya ketika ada permintaan seperti ini, kita sanggupi. Dan ini adalah vaksinasi pertama yang kami adakan di sekolah,” jelas Lusia.

Pengelola Imunisasi/Vaksinasi Puskesmas Oemasi, Lusia Dalong, S.Kep., Ns

Ditanya tentang prosentase vaksinasi di Kecamatan Nekamese, perawat yang akrab disapa Uci itu menjelaskan bahwa vaksinasi di Kecamatan Nekamese sendiri sudah mencapai 74%.

“Untuk cakupan di wilayah Nekamese, sampai saat ini vaksinasi sudah mencapai 74%. Dari 7.179 target vaksinasi, yang sudah divaksin sudah mencapai 5.335 orang,” sebut Uci.

Uci juga menyampaikan bahwa untuk 1000 lebih masyarakat yang belum divaksin, yang terbanyak adalah para remaja. Oleh karena itu pihak Puskesmas Oemasi berencana untuk bekerjasama dengan sekolah-sekolah guna melakukan vaksinasi di sekolah seperti yang terjadi di SMPN 6 Nekamese ini.

“Selain ke sekolah-sekolah, kami juga akan mendatangi desa-desa yang prosentase vaksinasinya masih berada di bawah 50%,” imbuhnya.

Pantauan NUSALONTAR.COM, para siswa sangat antusias mengikuti tahapan-tahapan vaksinasi. Para tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Oemasi dengan sabar melakukan tahapan-tahapan vaksinasi kepada para siswa.

Arlin Abineno, siswa kelas IX penerima vaksin kedua (NL)

Arlin Abineno, siswa kelas IX yang pada kesempatan itu menerima vaksin kedua, mengungkapkan bahwa tidak ada efek apapun yang dirasakan baik pada vaksinasi yang pertama maupun yang kedua ini.

“Saya vaksin pertama di kantor desa Tunfeu. Tidak ada efek apapun yang saya rasakan. Oleh karena itu, bagi teman-teman yang belum divaksin, tak usah takut, vaksin ini pemerintah yang kasih, jadi pemeritah pasti tahu apa yg terbaik buat kita masyarakatnya. Teman-teman juga jangan takut sakit atau apa, saya sendiri tidak merasakan apapun saat divaksin,” ujar remaja yang suka menulis cerpen itu.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ersani Cantika Dami. Siswa Kelas VII itu mengatakan bahwa sebelum vaksin ia merasa takut. Namun perasaan takut itu lenyap saat divaksin.

“Awalnya saya takut. Sakit ko sonde (bahasa Kupang: sakit atau tidak). Tapi ternyata tidak sakit. Makanya senang. Sekarang tinggal tunggu vaksin kedua,” ujarnya sambil tertawa.

Ersani Cantika Dami. Siswa Kelas VII penerima vaksin pertama (NL)

Ersani juga berpesan supaya para remaja tidak takut divaksin. Ia berharap semuanya bisa divaksin supaya bisa sekolah lagi.

“Jangan takut divaksin, karena vaksin baik untuk kita. Supaya kita semua sehat dan bisa sekolah lagi,” harapnya

Sementara itu, teman Ersani yang bernama Melani Lede mengaku sedih karena batal divaksin. Ia berharap demamnya segera pulih sehingga bisa secepatnya divaksin.

Vaksinasi di SMPN 6 Nekamese juga diamankan oleh personil Pospol Nekamese, Polsek Kupang Barat. Brigpol Ringo Dimu Djami, salah satu anggota Pospol Nekamese, kepada NUSALONTAR.COM, menyampaikan bahwa dirinya merasa bangga melihat antusiasme para siswa dalam menerima vaksinasi.

Aparat keamanan dari Pospol Nekamese( sedang memantau jalannya vaksinasi NL)

Ia mengatakan bahwa anggota Pospol Nekamese akan selalu siap mengamankan jalannya vaksinasi di desa-desa, di sekolah-sekolah, atau di tempat-tempat lain.

“Kita berharap masyarakat semakin sadar untuk melakukan vaksinasi sehingga bisa terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Jika vaksinasi sudah mencapai target, tentu kita berharap situasi akan berangsur-angsur normal dan kita bisa beraktivitas lagi seperti sedia kala. Yang pasti, kami siap menjaga dan mengamankan agar seluruh proses vaksinasi bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya. (JR)

Pos terkait