KUPANG – Prof. Dr. Simon Sabon Ola, M.Hum mengatakan bahwa dia akan memperlakukan semua elemen atau unit kerja yang ada di Kampus Universitas Nusa Cendana dengan cara-cara yang humanis dan bermartabat jika dirinya terpilih menjadi Rektor nanti. Hal itu diungkapkan oleh Prof. Simon di hadapan para wartawan yang bertandang ke rumahnya di Jl. Bougenvill III, Kelurahan Manulai 2, Kecamatan Alak, Kota Kupamg, Minggu (22/08/2021).
Menurut Sabon Ola, Undana harus berani bersaing dengan kampus-kampus lain yang ada di Indonesia, bahkan di level dunia. Dan untuk bisa bersaing, maka Undan harus berani melakukan pembenahan secara menyeluruh atau dalam berbagai aspek. Sabon Ola berpendapat bahwa saat ini Undana terlalu merasa nyaman dengan apa yang ada, dan bagi dia itu tidak cukup.
“Kondisi Undana saat ini kir-kira begitu. Kan kita merasa nyaman dengan apa yang ada. Jika ditanya buktinya apa, buktinya adalah akreditasi Program Studi (Prodi). Dari sekitan banyak Prodi, S1, S2, dan S3, hanya satu yang terakreditasi A, yakni Ilmu Peternakan. Sisanya terakreditasi B dan C. Kita mau andalkan apa dengan kondisi yang ada?” tanya mantan Pembantu Rektor 3 ini.
Atas dasar itu, Sabon Ola mengatakan bahwa jika ingin jadi Rektor, maka tidak boleh ciut dengan beratnya persyaratan dalam persaingan itu. Tidak boleh ciut dengan kondisi yang ada. harus berani punya mimpi untuk membuat Undana menjadi besar.
“Kalau kita toleh pada hal lain, misalnya akreditasi kelas dunia, bagaimana mungkin kita bisa bicara level dunia jika situasi kita seperti ini? Apa yang bisa kita tunjukan untuk bisa akreditasi tingkat dunia? Akreditasi institusinya masih B, akreditasinya lebih banyak B dan C. Andai saja akreditasi institusinya sudah A, maka kita akan bisa berpikir untuk akreditasi tingkat dunia. Tapi, kalau mau jadi Rektor, jangan ciut dengan itu,” tegasnya.
Ditanya, apakah dirinya menyimpulkan bahwa Rektor-Rektor sebelumnya gagal, Sabon Ola menjawab bahwa dirinya tidak mengatakan seperti itu.
“Tidak seperti itu. Mereka (Rektor-Rektor sebelumnya, red) dalam hal-hal tertentu unggul. Tapi dalam hal ini, kalau kita mau bilang gagal, ya, sudah bilang sendiri sebetulnya. Tidak perlu saya yang bilang. Data bilang begitu, banyak orang juga bilang begitu. Kecuali orang-orang yang merasa tidak peduli dengan hal itu. Orang-orang yang apatis saja,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, banyak orang tidak peduli dengan situasi yang ada di Undana karena akses untuk mendapat informasi tentang Undana juga terbatas.
“Coba saja buka website Undana. Kita akan temukan informsinya hanya sedikit-sedikit. Jika ingin lengkap, maka contohnya begini, jika kita temukan ada mahasiswa yang KKN di Tanjung Bunga, ketika dia beri tahu namanya, lalu kita klik di website, akan kelihatan seluruh informasinya dan bisa diakses oleh seluruh dunia, itu baru kelas dunia. Ini contoh sederhananya,” papar Sabon Ola.
Ia juga mengemukakan bahwa kalau kita mau maju, kita harus berani membuka akses ke mana-mana.
“Orang bisa akses ke dalam, kita juga harus akses keluar. Jangan kita bikin sekat-sekat. Sudah kita bikin sekat-sekat, di dalamnya kita bikin sekat lagi. Ada yang pernah bertanya ke saya, kapan Undana bisa masuk Manajemen Iso? Saya jawab, Iso kan ada standardnya. Sistem Merit saja kita belum bisa, bagaimana mungkin kita bisa masuk standar internasional?,” bebernya.
Ditanya, apa yang menjadi kendala sehingga Undana masih sulit masuk Standard Iso, Sabon Ola menjawab dengan memberikan sebuah ilustrasi.
“Jika kita ingin memancing Tuna atau Ikan Paus, tidak bisa umpannya ikan Tembang, umpannya harus Cakalang. Ilustrasi ini hendak mengatakan bahwa kita jangan dulu cari doi (duit), dengan cara menaikan SPP, misalnya. Kalau saya tidak begtu. Kita harus meningkatkan kualitaas. Pemerintah kasih uang itu untuk mensuport. Kita harus mengelola itu untuk meningkatkam mutu, baru mahasiswa itu datang. Mahasiswa itu ada dua hal, kelas otaknya, dan kelas ekonominya. Kalau kita mau tangkap yang otaknya bagus dan ekonominya bagus, maka mutu yang harus kita siapkan di dalam, baru orang berlomba-lomba masuk,” paparnya.
Sabon Ola juga menjelaskan bahwa jika mutu Undana bagus maka hal itu akan membendung anak-anak yang ingin kuliah di luar NTT.
“Jika kualitas Undana sudah hebat orang akan berpikir, daripada kuliah di luar, mendingan di Undana saja. Di Undana sudah lengkap, dan semuanya bagus-bagus. Untuk bisa mewujudkan hal itu, kita harus bekerja ekstra. Bukan hanya kerja keras tapi kerja ekstra. Nah, supaya kita bisa kerja ekstra maka semua elemen harus begerak. Bagaimana menggerakan? Gampang saja, Rektor kan punya kewenangan. Ini mesti diatur. Tapi dengan cara-cara yang humanis. Humanis itu apa? Jangan main perintah. Arahkan mereka sambil ada di tengah-tengah mereka. Itu baru pemimpin. Dengan demikian, biar kerja sulit bagaimanapun, dia akan bisa mengerjakan. Jangan pakai metode penghakiman. Harus hindari perilaku-perilaku sebagai penguasa. Semua orang itu harganya sama. Mengapa? Karena semua dalam satu sistem. Coba kalau cleaning servis tidak ada, lalu ada orang yang buang bangkai di kampus selama satu minggu, kita tidak akan nyaman beraktivitas di kampus. Jadi kita semua sama, semua orang dengan perannya masing-masing,” ucap Sabon Ola.
Sabon Ola menegaskan bahwa jika dirinya terpilih nanti, dia akan menggerakkan seluruh elemen kampus untuk bersama-sama berjuang meningkatkan mutu Undana baik di level nasional, bahkan internasional.
Meski selalu optimis, namun pada sisi yang lain Sabon Ola juga mengeluhkan bahwa kultur Undana sebetulnya masih belum cukup baik untuk bisa membuat dirinya terpilih untuk bisa jadi orang nomor satu di kampus itu. Ibarat berusaha merobohkan tembok tebal dan tinggi, Prof. Simon Sabon Ola menyadari bahwa kansnya untuk menempati posisi itu tidak mudah, walau dirinya bisa memenuhi seluruh persyaratan yang ada. Tapi Sabon Ola sudah memiliki tekad yang kuat untuk bisa mengubah kultur yang ada. Undana harus berubah. Atas alasan itulah Sabon Ola bertekad menembusi tembok tebal itu.
Untuk diketahui, Prof. Dr. Simon Sabon Ola, M.Hum, telah ditetapkan oleh Senat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, bersama keempat rekannya, yakni; Prof. Drs. Mangadas Lumban Gaol, M.Si., Ph.D, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, Ir. Frangky MS. Telupere, MP., Ph.D, dan Dr. Yendris Krisno Syamrud SKM., M.Kes, menjadi Bakal Calon (Balon) Rektor Undana pada 16 Agustus 2021 untuk Periode 2021-2025. (JR)