Petani di Rindi Sumba Timur Siapkan 300 Hektar Lahan untuk Program TJPS

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Ebenhaezer Ronipril Haghu, SP., (Berkaos merah) saat berdiskusi dengan Kepala BP3K Kecamatan Rindi dan anggota Poktan di Desa Kayuri (JR-NL)

NUSALONTAR.COM

SUMBA TIMUR – Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, telah menyiapkan lahan seluas 300 hektar untuk melaksanakan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang menjadi salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT).

Bacaan Lainnya

“Para petani yang tergabung dalam kelompok- kelompok tani di sini sudah siap. Lahan dan pupuk tidak ada masalah. Ada sekitar 300 hektar lahan yang sudah disiapkan. Pupuk juga tersedia. Yang menjadi kesulitan bagi kami di sini hanya benih. Hingga saat ini kami masih tunggu benih, karena harus didatangkan dari Flores, tapi informasinya benih sudah ada,” ungkap Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K)
Kecamatan Rindi, Yesai Ananias Natun, Sabtu (11/12/2021) malam, di Desa Kayuri, Kecamatan Rindi.

Di hadapan Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Ebenhaezer Ronipril Haghu, SP., Sekdes Kayuri, Marthen Wadu, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Malanyuna, Lu Maraweli, beberapa anggota Poktan, dan awak media yang hadir malam itu, Ananias Natun juga menegaskan bahwa para petani di Rindi sangat antusias dengan kehadiran Program TJPS di kecamatan mereka karena para petani berharap program Gubernur Laiskodat itu bisa mendongkrak ekonomi para petani di wilayah itu.

“Di sini kalau musim panen, harga jagung bahkan bisa jatuh hingga Rp1000 per kilo. Makanya dengan kehadiran program TJPS ini kita berharap harga jagung bisa membaik. Kami sudah dapat informasi juga dari Dinas Pertanian bahwa pihak Dinas sudah mendapatkan calon pembeli yang menawarkan harga yang baik,” jelasnya.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Ebenhaezer Ronipril Haghu, SP., yang hadir pada malam itu untuk mengecek kesiapan lahan yang akan ditanam mengakui bahwa salah satu hambatan bagi para petani terkait Program TJPS ini adalah ketersediaan benih.

“Kita memang masih kesulitan di benih. Benih yang disiapkan oleh para petani di Sumba ternyata tidak memenuhi syarat sehingga harus mendatangkan benih dari luar. Kita bersyukur karena benih yang kita pesan sudah tiba. Kita harapkan nanti para petani di sini bisa menyiapkan benih sendiri sehingga bisa mengatasi kendala terkait benih itu,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu Ebenhaezer juga mengatakan bahwa pihaknya memang sudah mendekati beberapa calon pembeli, sehingga para petani tidak usah kuatir dengan pemasarannya nanti.

“Sudah ada calon pembeli yang bersedia membeli semua jagung TJPS yang dipanen nanti. Harganya pun cukup bagus. Mereka berani membeli dengan harga di atas Rp3000 per kilo,” sebut Ebenhaezer.

Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Kayuri, Marthen Wadu, dan Ketua Kelompok Tani (Poktan) Malanyuna, Lu Maraweli, dalam nada yang sama mengucapkan terima kasih atas kehadiran Program TJPS di desa mereka. Sekdes Marthen dan Ketua Poktan Lu Maraweli berharap program ini bisa berhasil dengan baik dan membawa manfaat yang besar bagi para petani di desa mereka. Namun, mereka juga mengeluh soal ketersediaan benih atau bibit yang terlambat datang.

“Kelompok Tani di sini sebetulnya sudah siap untuk tanam, hanya memang terkendala di benih. Bersyukur karena saat ini Bapak Kabid sudah datang sendiri dan menyampaikan bahwa benih sudah ada dan siap didistribusikan sehingga para petani sudah bisa mulai menanam,” ujar Sekdes Marthen. (JR)

 

Pos terkait