Cinta Bersemi di Taman Tagepe

Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh (kiri) dan Kapolresta Kupang Kota Rishian Krisna Budiaswanto (kanan) pada saat NGOPI bareng di Taman Tagepe (NL).

KUPANG – Senyum Kapolresta Kupang Kota, Kombes Pol Rishian Krisna Budiaswanto sumringah. Pada senyumnya yang selalu tampak kalem itu seakan tergambar mimpi-mimpinya untuk menjadikan Kota Kupang sebagai kota yang aman dan nyaman bagi semua, kota yang benar-benar menggambarkan sebutannya sebagai Kota Kasih.

Di Taman Tagepe, Kota Kupang, pada Sabtu 27 Agustus 2022, senyum itu masih sama, kalem namun menyiratkan sejuta harapan. Harapan agar di bawah kepemimpinannya di Polresta Kupang Kota, wajah Polri semakin tampak humanis dan bersahabat, harapan agar seluruh warga Kota Kupang bisa tidur nyenyak di malam hari dan bisa beraktivitas dengan gembira di siang hari, harapan agar Nusa Tenggara Timur sebagai ‘Nusa Terindah Toleransi’ itu bisa tergambar jelas pada wajah Kota Kupang.

Bacaan Lainnya

Namun Kapolresta sadar, ia tak bisa bergerak sendirian. Ia butuh banyak pihak untuk bekerja bersama dalam membangun paradigma baru, membangun mindset baru di hati dan pikiran masyarakat Kota Kupang untuk bergerak bersama guna menjadikan Kupang Kupang tak hanya indah, namun juga beradab.

“Kegiatan NGOPI (Ngobrol Pinggiran) bersama Polresta Kupang Kota ini saya inisiasi untuk lebih dekat sekaligus mendapat masukan dari masyarakat,” demikian Kapolresta Krisna menjelaskan tentang tujuannya mengadakan acara NGOPI (Ngobrol Pinggiran) Bareng Polresta Kupang Kota di Taman Tagepe, Kota Kupang, Sabtu (27/08/2022) malam, di sela-sela acara.

Di awal obrolan, Kapolresta Krisna mengungkapkan kegundahan hatinya pada tingkah warga, terutama pada saat berlalulintas.

“Ada yang terbiasa berkendara tanpa mengenakan helm, ada yang berboncengan lebih dari dua tanpa helm lalu kebut-kebutan, ada yang berkendara dalam keadaan mabuk, macam-macam,” keluh Kapolresta.

Menurut Kapolresta, selain membahayakan diri sendiri, mereka yang melakukan pelanggaran itu tentu saja membahayakan pengandara yang lain dan pastinya mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Atas dasar persoalan-persoalan yang ditemui, dan keinginan untuk menjadikan Kota Kasih ini semakin baik dari hari ke hari, maka terciptalah kegiatan NGOPI bareng ini.

Orang pertama yang diajak serta untuk NGOPI bareng adalah Penjabat Wali Kota Kupang, George Melkianus Hadjoh. Gayung pun bersambut. George yang lagi gaspol mengawali kerjanya sebagai Penjabat Wali Kota Kupang memang sedang menghimpun kekuatan penuh dari berbagai elemen untuk bersama-sama menata Kota Kasih ini.

Maka di Taman Tagepe, cinta pada Kota Kasih yang telah tumbuh itu mulai bersemi. Diterangi temaram lampu kota, diselingi syahdunya senandung anak-anak muda yang menamakan dirinya musisi jalanan, ditemani secangkir kopi hitam yang ditawarkan oleh ‘mama-mama’ Polwan, cinta pada Kota Kasih itu sepertinya tidak hanya bersemi, namun mekar dan menebarkan aroma harum mewangi pada tiap hati yang peduli pada Kota Kasih ini.

Kapolresta berdendang di sela-sela obrolan (NL)

Dalam percakapan dari hati ke hati antara Kapolresta, Penjabat Wali Kota, dan masyarakat Kota Kupang yang hadir, terungkap rasa rindu yang sama, rindu melihat kota ini menjadi kota kebanggan bagi semua, rindu melihat kota ini menjadi miniatur NTT bahkan Indonesia, sehingga siapapun yang datang ke Kota Kupang akan merasa seperti berada di rumah sendiri, di kotanya sendiri.

Di Taman Tagepe, cinta masyarakat pada Polri terungkap dalam wujud apresiasi yang tulus pada kinerja Polresta Kupang Kota yang dinilai kian membaik.

“Saya ini tiap pagi antar anak ke sekolah, Pak Kapolresta. Saya senang karena tiap pagi anggota Polresta Kupang Kota makin banyak ada di jalanan, di persimpangan-persimpangan, untuk mengatur lalu lintas. Saya juga senang Pak, karena saya lihat sekarang Bhabinkamtibmas seakan ada di mana-mana. Itu membuat kami merasa aman Pak, karena jika ada apa-apa pasti ada yang melindungi,” ungkap seorang bapak yang mengaku berasal dari RT 20, Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM).

Meski memberi apresiasi, sang Bapak dari TDM juga mengeluhkan kebisingan yang ditimbulkan oleh knalpot racing. Warga TDM itu meminta agar kendaraan yang menggunakan knalpot racing ditertibkan sehingga tidak mengganggu kenyamanan para pengguna jalan atau warga yang lain.

Kapolresta Krisna pun menyanggupi permintaan itu. Selain itu Kapolresta juga melantunkan janji, bahwa dirinya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menertibkan parkir-parkir liar yang kian marak di Kota Kupang.

Di taman Tagepe, pada masyarakat yang mengeluh tentang sampah, ada janji dan komitmen yang dibangun oleh Penjabat Wali Kota, bahwa urusan sampah akan menjadi prioritas. Bahwa dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, sampah akan diurus sehingga mimpi untuk menjadikan Kota Kupang sebagai kota terbersih di Indonesia bisa terwujud.

“Sejak hari pertama saya menjabat, saya sudah ke pasar-pasar. Saya mendatangi pasar bukan dari depan, tapi dari belakang, untuk melihat langsung bagaimana kondisi pasar, terutama dengan sampah-sampahnya. Sepulang dari lokasi, saya langsung rapat untuk mencari apa yang menjadi akar persoalannya. Soal sampah kita akan urus dengan baik dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya,” jelas George sambil bercanda.

Penjabat Wali Kota ikut berdendang (NL)

Namun George, sang Penjabat yang baru lima hari menjabat itu jujur mengakui bahwa ia tidak bisa bekerja sendirian. Seluruh masyarakat harus terlibat untuk mengurus persoalan yang sudah menahun ini, dan itu harus dimulai dari sampah yang ada di rumah. “Harus ada perubahan mindset terkait sampah ini,” imbuh George. Namun George percaya, jika semua bersatu, masalah sampah pasti akan bisa terselesaikan dan mimpi untuk menjadikan Kupang sebagai kota terbersih di Indonesia kian menyata.

Di Taman Tagepe, ada asa membuncah dari relung hati Zaenal Arifin, seorang warga Malang diaspora, karena oleh Penjabat Wali Kota, para Aremania Kupang akan diberi ruang untuk melukis keberagaman dengan adat dan budaya yang mereka punya. Para Aremania Kupang, bersama komunitas-komunitas diaspora yang lain, diminta oleh Penjabat Wali Kota untuk turut mengisi ruang-ruang pameran ataupun pementasan untuk membuat Kota Kupang semakin hidup dan bergairah.

Zaenal Arifin, warga Malang diaspora turut ambil bagian dalam obrolan (NL)

Zaenal Arifin, pria Malang yang jatuh cinta pada anggunnya gadis NTT itu pun tak bosan mendaraskan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada paguyubannya. Kepada Penjabat Wali Kota, pria yang mengaku sebagai Sekretaris II Komunitas Arema Kupang itu dengan tegas menyatakan kesanggupannya untuk mengkoordinir kawan-kawan Arema-nya untuk mendukung kebijakan Penjabat Wali Kota Kupang.

Di Taman Tagepe, ada banyak hal terkatakan, di sela tawa dan dendang syahdu musisi jalanan. Di Taman Tagepe, ada kisah terangkum dalam sejarah, bahwa pernah ada para pemimpin yang dengan sangat serius memikirkan kebaikan wilayah yang dipimpinnya, lalu mengajak mereka yang dipimpinnya untuk bicara dari hati ke hati demi kebaikan bersama (bonum commune).

Kepada para remaja bersuara indah yang menamakan dirinya musisi jalanan, Kapolresta Krisna berpesan untuk terus mengaktualisasikan diri lewat karya.

“Sekarang kalian sudah punya wadah atau tempat untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri. Dengan kegiatan-kegiatan seperti ini nanti, kalian bukan saja hanya sekedar menghibur, namun menghibur sekaligus menghasilkan uang,” Kapolresta Krisna.

Hidangan kopi hitam dari ‘mama-mama’ Polwan (NL)

Di ujung acara, Kapolresta menghaturkan ganda terima kasih kepada Penjabat Wali Kota, Kepada para wartawan, terutama kepada warga Kota Kupang yang sangat antusias mengikuti acara NGOPI bareng sambil berdendang ini. Menurut Kapolresta, kegiatan ini rencananya akan digelar setiap malam minggu di tempat atau taman yang berbeda.

“Nanti kita tidak hanya ngobrol dan bernyanyi, namun diisi juga dengan aneka kegiatan yang lain, seperti vaksinasi Covid-19. Kalau malam ini kita hanya melayani pengurusan SIM saja,” jelasnya.

Ketika semuanya kelar, masih tersisa senandung seorang warga bersuara pas-pasan menggema di seantero Taman Tagepe menghantar warga yang datang kembali ke rumah.

“Tidurlah, selamat malam, lupakan sajalah aku… Mimpikan, dalam tidurmu, bersama bintang….”

Tentang Taman Tagepe, kelak akan ada cerita, bahwa di sana pernah ada sesuatu yang dilakukan oleh para pemimpin. Mungkin bukan sesuatu yang luar biasa di mata banyak orang, namun mereka telah memulainya. Bermimpi untuk menjadikan kota ini jadi lebih baik dari hari ke hari, lalu mengajak seluruh penghuni kota bermimpi bersama, dan berusaha mewujudkannya bersama-sama pula.

Para awak media ngobrol santai dengan Kapolresta Krisna usai NGOPI Bareng (NL)

Di Taman Tagepe, cinta yang telah tumbuh itu mulai bersemi. Semoga cinta itu mekar mewangi dan memenuhi Kota Kasih ini, sehingga siapapun yang datang atau tinggal di sini akan merasakan aura dan aroma surga di bumi.

Penulis: Joe Radha

Pos terkait